Past

61 8 0
                                    

Beberapa tahun sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa tahun sebelumnya

*****
Aku akan menceritakan kisah yang menjadi bagian penting dalam hidupku.
 

Aku yang tengah memangku diri sambil bersandar pada tiang marmer sedang mengetik sesuatu mulai kelelahan. Mataku yang terus kupaku pada remangnya cahaya smartphone-ku lantas kuistirahatkan, memejam sesaat untuk menghilangkan penat. Disaat itu juga tepat setelah aku membuka kedua mataku yang akan aku arahkan lagi pada layar gadget itu, tiba-tiba dikejutkan dengan presensi seorang pria yang menyerobot atensiku.

Dia, seorang pria yang cukup tampan, dengan garis tegas pada rahangnya, kelopak monoloid yang dihiasi bulu mata berwarna hitam legamnya tak terusik sedikitpun pada keramaian yang ada sambil terus mengetik sesuatu, sesekali mengerutkan dahinya sambil mengedar pandang pun tak lantas menangkap kedua irisku yang menatapnya lamat.

Hingga pada edaran pandang yang kesekian kalinya ia baru menangkap keberadaanku yang langsung kubalas dengan tarikan kecil pada sudut bibirku dengan canggung. Entah apa yang merasukinya, dia malah mengumbar tawa sinting sambil memegang perutnya yang kesakitan karena tertawa. Bayangkan saja, kau baru bertemu orang baru, kau memberinya senyum kecil lalu kau ditertawakan? Menjengkelkan bukan?

Kakiku mulai lelah menopang bobot tubuhku yang tak seberapa, lantas kulangkahkan menuju pagar kaca yang berada tak jauh didepanku, menopang sebagian berat tubuhku pada tangan yang kusenderkan sembari melihat manusia yang ber-lalu lalang di pusat perbelanjaan ini. Tak lama setelahnya, aku merasa ada hembus hangat yang menyapa pipi sebelah kananku yang sontak saja membuatku menoleh ke asal hembusan, dan mulai meringsak mundur dengan perlahan guna menciptakan jarak. Pria itu, yang dengan lancangnya berdiri disampingku kelewat dekat, tengah meng-copy pose ku, menarik kedua ujung bibirnya membentuk lengkung senyum yang menghilangkan kedua iris jelaga itu.

"Kau mengagetkanku!" Seruku begitu saja yang hanya dibalas tawa kecil darinya. "Siapa namamu?" Tanyanya. "Vivian Willow Elizabeth Spencer, kau bisa memangilku Vivian" jawabku, lantas kulanjutkan "namamu?"

Lama tak mendapat respon dari lawan bicara membuatku mendesis sebal. "Apa yang kau lakukan disini?" Tanyanya, merasa pertanyaanku yang tadi tak diindahkan olehnya, aku melakukan hal yang sama padanya. "Hey.. apa kau balas dendam padaku? Baiklah kau bisa memanggilku Rust?" katanya sambil mengulurkan tangannya, yang jelas tak akan kubalas, menyadari ibu ku berada di seberang sana yang bisa saja sedang mengamatiku. "Maaf ibu ku menungguku, aku pergi dulu" kataku sambil mengulum senyum lantas melangkah pergi

"Hmm, dia manis juga, akan kupastikan kita akan bertemu lagi, nona Spencer"~

Tangled Thread Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang