Stranger (1)

32 6 1
                                    

*****Sudut mataku sekilas terarah pada dua jarum disisi dinding yang menampilkan pukul enam lebih tiga puluh menit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****
Sudut mataku sekilas terarah pada dua jarum disisi dinding yang menampilkan pukul enam lebih tiga puluh menit. Yang artinya, telah tiba waktunya untuk kususuri hiruk pikuk jalanan London-menuju tempat kerja.

Pun aku kembali mengingat akan kenyataan jika seorang staff perusahaan yang berstatus baru, memang sudah seharusnya tak memiliki terlalu banyak catatan merah, agar dapat menghindari pemecatan secara sepihak. Lalu pahamilah bahwa disini posisiku bukanlah anak dari pemilik perusahaan, aku masih cukup waras untuk tak bekerja di salah satu perusahaan cabang ayahku, menghindari berbagai spekulasi yang beranggapan aku bekerja disana dikarenakan itu kantor ayahku. Maka peraturan semacam itu cukup mutlak untukku

Jam kantor yang yang dimulai pukul sembilan, sedikit banyak membuatku dapat menghirup udara segar diluar sana. Juga anggaplah jika ini adalah sebuah permulaan yang baik, ketika kau menjanjikan pada dirimu sendiri untuk menjemput lembar kehidupan baru, agar tak terus larut dalam ketidakadilan dari sebuah takdir yang sedikit menyulitkanku.

Berbalut setelan formal namun elegan dengan sebuah blazer yang dipadu padankan dengan rok sepan, langkahku yang mulanya mengalun percaya diri-lantas terjeda, manakala seorang bocah berusia enam tahunan tengah menghadang langkahku.

Bocah laki-laki ber-freckles yang mendadak menyodorkan sebuah coklat, lengkap dengan cengiran yang memperlihatkan deret rapi gigi putihnya-tak pelak membuat tubuhku berjongkok, guna mensejajarinya dengan seulas senyum, seraya mengusap puncak kepala bocah itu sekilas.

"Ada apa?" Tanyaku. Pun raut sumringah kembali ditampilkan oleh bocah itu. Ia yang lekas membuat pergerakan; untuk mengecup singkat satu sisi pipiku secara mendadak, lantas berkilah, "aku ingin mencium my lady, karena my lady cantik. Juga aku ingin memberikan coklat ini untuk my lady. Makanlah saat jam makan siang. Tapi, jangan terlalu banyak, nanti gigimu akan digerogoti ulat, mangerti?" Ujar bocah itu, lantas menciptakan tawa renyahku dalam detik yang sama ketika kalimatnya berakhir.

"Kau lucu sekali, membuatku ingin memelukmu. Siapa namamu, hm?" Tanyaku, yang lantas dibalas oleh pergerakan sang bocah yang segera meringsak masuk dalam pelukku seraya terkekeh. Ia yang setelahnya malah merenggangkan pelukanku hingga terlepas, serta merta mempoutkan bibir-hingga berujar, "karena aku tak berniat untuk memberitau nama asliku, maka my lady dapat memanggilku Jay" menjeda kalimat hanya untuk menampilkan tawa miring, kembali bocah kecil itu berbisik, "kau lihat laki-laki bermasker itu my lady? Biar kuberi tahu-sebenarnya, laki-laki itu telah mengikutimu sejak tadi"

Setelah kalimat bocah dihadapanku berakhir, segera kutolehkan wajahku kearah yang ia tunjuk-berusaha mengamati keadaan sekitar. Belum sempat kutemukan pria yang dimaksudkan, satu pipi yang berbeda kembali dikecup oleh bocah itu. Membuatku lekas mendelik ke arahnya yang terus menunjukkan cengirannya, seakan bangga akan apa yang baru saja ia perbuat

'Benar-benar menggemaskan'.

Dua tanganku, lekas mencengkram pergelangan bocah itu dengan gemas-yang malah membuatnya tertawa terbahak-bahak, "Jay! Kenapa kau menciumku untuk kedua kalinya huh?" Desisku yang hanya dibalas cengirannya.

Sekitar enam puluh detik dimana bocah itu berpuas diri untuk menyelesaikan tawanya-pun ia berujar, "Jay yang asli, pasti akan sangat iri-karena aku berhasil mencuri ciuman dari my lady hingga dua kali" terangnya sontak membuatku mengernyit.

Mengambil langkah mundur selepas tangan mungilnya mengudara untuk mengusap sisi wajahku, pun kepergian bocah asing yang menggemaskan itu malah menyisakan raut cemas, hingga membuat netraku mengedar waspada. Bersamaan dengan bibirku yang tergigit cukup lama, seakan mendorongku untuk memikirkan beberapa kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

'Tidak. Tak ada yang perlu ku khawatirkan. Semua akan berjalan dengan baik'~

Tangled Thread Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang