Stranger (3)

20 4 0
                                    

*****Mendengar nama yang diucapkan, seketika irisku melebar; bersama kuluman bibir bawah; agak sedikit membasahinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****
Mendengar nama yang diucapkan, seketika irisku melebar; bersama kuluman bibir bawah; agak sedikit membasahinya.

Aku jelas masih mengingat nama itu. Itu satu nama yang sama, yang sempat diucapka oleh bocah kecil tadi bukan? Entah sebuah kebetulan atau perencanaan. Sejujurnya aku sedikit takut sekarang. Hingga tubuhku menarik diri darinya, seraya mengambil dua langkah mundur.

Satu ibu jari tangan kananku, lantas terangkat mendekati bibir. Biasanya jika gugup, aku akan mengigiti kuku ibu jariku-sekedar meringankan rasa gugupnya. Namun kali ini, itu tak begitu ampuh. Hingga langkahku terhenti; tepat ketika pria asing itu kembali mengambil tempat dihadapanku.

"Aku ingin meminta imbalan karena telah menyelamatkan nyawamu" katanya.

Belum sempat paru-paruku terisi oleh pasokan oksigen, kinerja pompa jantungku pun kian memburuk; tatkala keadaan daruratyang tak pernah terduga terjadi didetik ini. 

Ini sama sekali tak benar. Situasinya sungguh berbeda. Jika bocah kecil tadi yang sempat menyebut dirinya sebagai Jay, kuizinkan mengecup pipiku lebih dari sekali-lain halnya dengan Jay yang satu ini. Ia jelas seorang pria dewasa yang tak mungkin menganggap sebuah kecupan sebagai bentuk permainan. Tidak. Maksudku bukan kecupan; melainkan ciuman.

Merasakan sapuan lembut oleh bibir sang pria asing, aku yang tak menikmati ciumannya barang sedikitpun, begitu berkeras hati; kala mengaggap jika ini hanyalah sebuah potongan mimpi. Namun anggapan itu, seketika runtuh selepas lumatan terakhirnya pada bibir bawahku, berhasil mengakhiri kegilaannya.

Pria itu lekas mengatur jarak normal wajahnya, namun tidak dengan sepukuh jemarinya yang masih bertengger pada sisi pinggangku.

"Menikahlah denganku" ujarnya, konyol. Sontak membuatky berdecak frustasi, tatkala kembali aku menerima ajakan yang sama-dihari ini.~

Tangled Thread Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang