Aku Veyna Carrolate, putri seorang duke dari kerajaan Amor. Kehidupanku yang sekarang berbeda dengan sebelumnya. Ya aku seorang gadis dari dunia lain, entah kini aku berada dimana.
*Duke merupakan gelar kebangsawanan yang artinya pemimpin namun masih berada dibawah kekuasaan raja dan kandidat yang lebih tinggi kedudukannya [istilah Inggris yang berasal dari bahasa Prancis 'duc']
Sebelum aku berada di sini, diriku mengalami kecelakaan parah. Aku tertabrak bus sekolah ketika tengah menyebrangi jalanan besar, bus tersebut yang ku ketahui mengalami rem blong membuat diriku tewas seketika di tempat.
Aku, Jung Yerin. Seorang mahasiswa Seoul National University yang baru saja menginjak semester 4 dalam jurusan hukum.
"Nona Veyna, tuan duke Carrolate menunggu anda di ruang istirahat."
Seorang pelayan datang menghampiriku, membuat lamunan ku buyar.
Aku hanya mengangguk, kemudian beranjak berdiri dari kursi belajar yang sebelumnya aku duduki untuk mempelajari buku panduan putri bangsawan.
"Nona, tuan meminta anda untuk menggunakan pakaian mewah."
Kedua alisku saling bertautan, tidak seperti biasanya ayahanda memintaku menggunakan pakaian mewah. Ya walau diriku yang sekarang dimanja oleh keluarga Carrolate-----tidak seperti kehidupanku sebelumnya yang berjuang sendiri untuk hidup mandiri.
"Baiklah, bantu aku mengganti pakaian."
Pelayan tersebut mengangguk patuh, kepalanya terus ia tundukan seperti ketakutan. Benar adanya, raga yang aku tempati sekarang merupakan seorang putri berhati iblis. Ia terus menyiksa pelayan di rumah ini, namun apa daya ku yang kembali terlahir dalam raga penuh dendam ini? Padahal kehidupanku sebelumnya tidak pernah menindas orang.
Setelah berganti pakaian sesuai perintah ayahanda ku---duke Carrolate---diriku segera bergegas menuju ruang istirahat.
Perlahan aku berjalan masuk, ku lihat ada ayahanda yang kini tengah berbincang dengan seseorang-----dalam ingatanku dia seorang kaisar.
"Hormat hamba untuk yang mulia kaisar Edrick penguasa matahari."
Aku membungkuk, memberi salam pada kaisar dikawasan ini. Ku lihat bibirnya membentuk lengkungan senyum.
"Ya, putri Carrolate, duduklah." Perintahnya padaku.
Aku mendudukan bokongku dikursi kosong yang kini terdapat dua lagi.
"Kau semakin cantik saja. Bagaimana kabar mu, sudah lebih baik?" Tanyanya.
"Saya sudah lebih baik yang mulia, sepertinya penyakit saya sudah sembuh." Jelasku.
Ya kalian benar, aku masuk kedalam raga seseorang yang jiwanya telah tiada karena sebuah penyakit.
"Ayahan---"
"Maaf saya terlambat yang mulia."
Seseorang baru saja memotong ucapanku, aish menyebalkan. Siapa yang berani memotongnya? Ah aku harus banyak bersabar, rasa dendam pemilik raga ini sepertiny belum sepenuhnya hilang.
Ku lihat dirnya yang memotong ucapanku tadi, oh tidak! Dia putra mahkota, habislah dirimu Jung Yerin---ah maksudku Veyna Carrolate.
Putra mahkota mendudukan bokongnya tepat di kursi kosong sebelahku.
"Ah untungnya kalian sudah berada di sini. Aku ingin memberitahukan sesuatu pada kalian."
Yang mulia kaisar Edrick memulai percakapan dalam kecanggungan yang kini menyelimuti.
"Pernikahan kalian tetap akan dilangsungkan pada hari ulang tahun putri Carrolate."
Aku tertegun, ku lihat mata putra mahkota yang kini memancarkan aura dingin. Ya, dia tidak terlalu menyukai orang yang kini memiliki raga ini. Aku jels tahu, sikapnya menunjukkan ketidak sukaannya padaku.
"Sebelumnya maafkan saya yang mulia."
Aku segera membuka mulut, membuat putra mahkota melihatku dengan tatapan membunuhnya seperti berada di medan pertempuran.
"Menurut saya, jikapun tidak melanjutkan pernikahan ini, tak masalah."
Aku menunduk, takut kala ayahanda akan membentakku.
"Veyna!"
Benar saja, ayahanda membentak ku.
Hm, seperti yang kalian pikirkan. Sebelumnya pernikahanku dan putra mahkota akan ditunda sebentar, selama masalah dalam kerajaan selesai. Namun sepertinya masalah tersebut kini terselesaikan dengan cepat.
"Saya tau ini akan mempermalukan pihak kerajaan, tapi tak apa jika yang mulia akan menghukum saya. Saya terima apapun itu hukumannya."
Aku mendongak sedikit, ku lihat wajah yang mulia, ayah, dan putra mahkota kini terlihat keget.
"Veyna ada apa ini?! Bukankah sebelumnya kau yang bersi keras untuk dinikahkan dengan putra mahkota?!"
"Maafkan Veyna ayahanda, mungkin menurut Veyna ini akan membaik bagi kedua pihak keluarga. Terlebih sifat Veyna yang kekanak-kanakan akan berdampak buruk bagi kerajaan."
Ku dengar tawaan yang mulia Edrick, entah apa yang ia tertawakan itu.
"Aku tau nak, mungkin kau berpikir akan merasakan terbebani. Tenang saja, perasaan itu akan hilang ketika kau sudah mulai terbiasa."
"Tap--"
"Atau kau sudah tak mencintai putra mahkota?"
Mendengar pertanyaan kaisar Edrick membuat diriku menggeleng cepat, aku hanya tidak ingin membuat mereka salah paham.
Jelas aku tau, raga inilah yang selalu memaksa untuk menikahkannya dengan putra mahkota. Dan ya permintaannya dikabulkan oleh sang kaisar dan ayahanda.
Kulihat dari ujung mata, putra mahkota hanya diam. Tak menatap diriku sekalipun.
"Lakukan saja seperti sebelumnya."
Suara baritone putra mahkota---Edgar Beraine---mengalihkan atensi ku. Bukankah dia tidak menyukai ku? Bukankah dia membenci raga ini? Ah aku tahu, mungkin ia hanya tidak ingin mempermalukan kerajaan.
"Jadi, bagaimana putri Carrolate?"
Kaisar Edrick kembali bertanya, membuatku mengangguk kecil membalasnya. Ayahanda dan raja Edrick seketika mengembangkan senyumnya.
Ku lihat kembali putra mahkota yang kini hanya menatap kaisar Edrick dan ayahanda dingin. Ah, ia terlihat tidak nyaman dengan suasana seperti ini. Namun, kenapa ia malah menerima pernikahan ini? Jangan salahkan aku jika ia tak nyaman nantinya.
Sepertinya mulai saat ini akan ku awalai hidup baru dari raga ini. Membuang semua dendam yang tertanam, dan mulai menyesuaikan dengan dunia aneh ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moment Of Remember [Taerin & Sinkook] || HIATUS
FanfictionKetika kau ingin melupakan semuanya, namun tidak semudah yang kau bayangkan. Kau akan selalu teringat, kau akan selalu mengenang dan kau akan selalu merindukannya. [Oneshoot]