Melodi yang sedih ini menyerupai dirimu
Karena membuatku menangis
Aromamu merupakan kejahatan manis
Aku benci kamu tapi aku mencintaimuーStay, BLACKPINK
•••
"Rahman Jungkook Wikrama!" Pekikan seorang wanita yang kini tengah berdiri disamping sebuah mobil hitam berhasil membuat alihan orang-orang disana menatapnya, namun berbeda dengan laki-laki yang ia teriakan.
"Hm," balas lelaki bernamakanーRahman Jungkook Wikrama tersebur.
"Kemarin kamu abis jalan sama Lisa anak fakultas kedokteran ya!?" Dada wanita tersebut naik turun tak beraturan menatap kesal pria didepannya itu yang masih memfokuskan alihannya pada ponsel.
"Jungkook!" sentak wanita tersebut mengambil ponsel yang menjadi perhatian Jungkook karena ia merasa tak didengar oleh Jungkook yang tak menjawab.
"APAAN SI? LO ITU KEKANAK-KANAKAN BANGET SIN!"
Bentakan Jungkook berhasil membuat mahasiswa lain yang berada di gedung fakultas Desain dan Seni tersebut mengalihkan perhatian pada mereka.
"Jangan nangis lo! Gitu aja nangis, dasar cengeng!" bentak Jungkook lagi seraya mengambil ponselnya dari genggaman tangan Sinbi. "Lo pulang sendiri!" lanjutnya, kemudian menutup pintu mobil miliknya dan menyalakannya.
Kaki Sinbi melangkah mundur ketika dirasa Jungkook akan menjalankan mobilnya meninggalkan parkiran gedung fakultasnya. Wajahnya ia tundukan sedari tadi, dadanya terasa sesak tak terhingga, sampai akhirnya ia mengeluarkan sesuatu yang sedari tadi ia tahan, tangisnya.
Bahu Sinbi kini bergetar hebat, isakan dari mulutnya kini tak dapat ia tahan sampai ia menjadi pusat perhatian mahasiswa lain yang melewatinya.
Tangannya kini mulai meraih ponsel disakunya, kemudian memencet salah satu nomor yang tertera di kontak ponselnya.
"Gue tunggu di Kafetaria gedung fakultas lo," ucapnya pada orang yang ia hubungi, setelahnya ia mengakhri sambungan tersebut.
____
"Lo nangis lagi?" tanya seorang lelaki yang kini tengah menatap Sinbi tajam.
"Iya," jawab Sinbi dengan mata sembabnya.
"Sinbina! Gila! Aarghhh! COWOK BRENGSEK KAYAK DIA LO SUKAIN?!" Intonasi bicara Kino meninggi menandakan ia sudah terlanjur kesal membahas topik tersebut.
"K-kok lo b-bentak gue No hiks.." Mata Sinb kembali mengeluarkan cari beningnya, membuat Kino kini malah kalang kabut.
"Sin jangan nangis gila! Ntar gue bisa bonyok sama munbin chanu," panik Kino. "Duh gue kelepasan elah, kesel sama lu yang masih mau disakitin mulu."
"HUWAAA KINO.. GUE HIKS.. HARUS GIMANA HIKS.. SAKIT NO.."
Jingan -Kino
"Putus!" ujar Kino yang seketika membuat Sinbi berhenti dari tangisnya kemudian menggeleng cepat.
"Gamau Kino ih!" kekeuh Sinbi mencebikan bibirnya.
"Mau sampai kapan lu bertahan sama si brengsek itu? Atau lu mau gue bilang ke Munbin sama Chanu?"
"Geez! Jangan ceritakan pada mereka!"
"Yaudah putus, gue gamau setiap pagi mata lu selalu sembab. Dan lo.. ga nyampe dikasarin sama dia bukan?"
Sinbi menggeleng kecil, "C-cuman rambut gue kadang d-dijambak."
"Bangsat!" umpat Kino. "Ayo samperin tu brengsek!" Kino ngambil jaket bombernya yang ia tengkerkan disandaran kursi dan segera berdiri membuat decitan keras pada kursinya.
Mata Sinbi membulat sempurna, dirinya ikut bangkit mencoba meraih lengan Kino yang kini kian berjalan didepannya.
"No! Jangan! Please No!" teriak Sinbi seraya mengejar jalan Kino yang kini tertinggal jauh didepannya.
Kino tak menghiraukan teriakan Sinbi yang masih dapat ia dengar, saat ini ia hanya ingin membalas perbuatan si brengsek Jungkook pada Sinbi.
"KINO HENDRAWAN!" panggil Sinbi dengan intonasi tinggi membuat Kino seketika menghentikan langkahnya, kemudian perlahan membalik.
"Jangan apa-apain dia please," lirih Sinbi yang masih dapat Kino tangkap jelas dari cara bicaranya.
Kino menghela nafasnya kasar, kemudian berjalan menghampiri Sinbi yang kini tengah menangis sambil menatapnya sendu.
"Tapi Sinー"
"Gue sayang sama dia No, gamau kehilangan dia, dia dunia gue No hiks.."
Kino gasanggup liat Sinbi yang lemah seperti ini, karena yang Kino tau Sinbi tak selemah ini. Dan hanya Jungkook yang dapat membuat Sinbi seperti ini.
Perlahan Kino membawa Sinbi masuk kedalam dekapannya, membuat Sinbi kini menumpahkan semua tangisan yang ia tahan sedari tadi sampai bahunya bergetar.
"Jangan bilang sama Munbin Chanu," ucap Sinbi terpendam.
Kino mengangguk, "Kalau dia udah nampar lu, nyakitin lu atau semacamnya bilang gue langsung oke?"
Sinbi mengangguk, tak lama ponselnya yang ia pegang bergetar menampilkan nama kontak 'Kuki🦁' dilayar ponselnya.
"Angkat dulu," ujar Kino membuat Sinbi segera mengangkatnya namun tak Sinbi loudspeaker.
"Cafetaria fakultas gue, sekarang! Jangan selingkuh belakang gue!"
Setelahnya sambungan terputus sepihak.
"Kenapa?" tanya Kino dan Sinbi menggeleng.
"G-gue duluan No, a-ada tugas yang harus gue kumpulin," jawab Sinbi gugup.
Kino tau Sinbi bohong namun Kino tetap mengangguk, kemudian Sinbi langsung berlari kecil meninggalkan Kino.
Sinbi lupa, dia ada difakultas kedokteran yang secara banyak kenalan Jungkook disini.
Sesampainya Sinbi dikafetaria fakultas Manajemen, Sinbi dibuat membeku. Jungkook saat ini tengah berpelukan dengan gadis yang Sinbi kenal, Yeri, adik tingkat sejurusannya.
Jadi,
Siapa sebenarnya yang mengkhianati?
Sinbi tersenyum masam, air matanya mengalir keluar akibat pelupuk matanya yang sudah tak tahan untuk menahannya. "Tak apa Sinbi, lo kuat, lo tegar, jangan lemah. Jungkook ga akan terus selingkuhin lo," batinnya menguatkan diri agar tak meloloskan sebuah isakan yang sedari tadi ia tahan.
Sinbi mulai merogoh saku celana jeansnya, kemudian segera mechat Jungkook dengan air mata yang sedari tadi tak bisa ia hentikan.
Kuki🦁
Terakhir dilihat hari ini pada 11.23Aku udah ada digedung fakultas kamu
11.29Dicafetaria kan?
11.29•••
Kamu sudah menyepelekanku, tapi itulah dirimu
Namun tetap saja, tetap, tetap, tetaplah bersamaku
KAMU SEDANG MEMBACA
Moment Of Remember [Taerin & Sinkook] || HIATUS
Fiksi PenggemarKetika kau ingin melupakan semuanya, namun tidak semudah yang kau bayangkan. Kau akan selalu teringat, kau akan selalu mengenang dan kau akan selalu merindukannya. [Oneshoot]