Siapa yang tidak kenal Raditya Jungkook Edrick? Mungkin hanya 1 orang, yaitu Sinbianca Nindia. Walau sudah 2 tahun lamanya ia bersekolah di SMA Bhakti Generasi Jakarta, Sinbi masih saja belum mengetahui Jungkook, sang kakak kelas brandalan sekolahnya. Ya, Jungkook terkenal karena kenakalannya yang membuat semuanya pasti akan menggelengkan kepala, sayangnya ia putra pemilik yayasan sekolah ini sehingga ia tak bisa dikeluarkan.
Setiap harinya Jungkook selalu membuat keributan, dan Sinbi hanya mengetahuinya dari mulut kemulut. Tapi hari ini nampaknya rasa penasaran Sinbi terhadap Jungkook semakin membesar, ia ingin tau seberapa tampan dan nakalnya Raditya Jungkook Edrick.
Setelah 3 menit lamanya Sinbi menguping pembicaraan teman sekalasnya yang sedari tadi terus membicarakan perkelahian Jungkook dikantin, Sinbi akhirnya memutuskan untuk segera menuju Kantin. Dengan dibekali buku novel yang belum selesai ia baca, Sinbi mulai berjalan keluar kelasnya menuju kantin.
Sesampainya Sinbi disana, ia lihat kantin nampak ricuh, seperti biasa. Sinbi yang tadinya bersemangat kini menjadi hilang semangat, ia berfikir tak akan bisa melihat wajah Jungkook untuk kali ini. Kaki jenjangnya hendak mulai kembali berjalan meninggalkan kantin, sebelum akhirnya suara gebrakan meja terdengar.
"JUNGKOOK!" Bentak ketua yayasan selaku ayah Jungkook.
Keadaan dikantin seketika menghening, tak ada suara sedikitpun. Bahkan suara nyamukpun kini tak ada.
Sinbi yang mulai kembali tertarik ingin melihat wajah Jungkook mulai berjinjit-jinjit, akibat tingginya yang tidak terlalu cukup melampaui tinggi siswa laki-laki didepannya.
"Kamu! Ikut saya ke ruangan saya!" Titah ketua yayasan pada Jungkook yang kini masih menetralkan deru nafasnya.
"Aku tak akan menurutimu!" Bantah Jungkook menatap tajam sang ayah.
"Raditya Jungkook!"
"Pembunuh!" Teriak Jungkook sebelum akhirnya ia mendapatkan sebuah tamparan dari sang ayah.
"Jaga ucapanmu!"
"Kau! Kau siapaku sampai berani menyuruhku menjaga ucapanku?!"
Sinbi hanya diam termengu, melihat perkelahian antara ayah dan anak yang kini banyak dipertontonkan.
"Kita lanjutkan saja diruanganku." Ujar ayah Jungkook yang mulai menyadari para siswa membicarakannya.
Jungkook tsrsenyum smirk, "Heh, kau takut? Kau takut nama baikmu akan tercoreng?" Sindir Jungkook.
"EDRICK!"
"Jangan panggil aku dengan nama itu! Aku benci nama itu, nama marga seorang pembunuh!" Teriak Jungkook sebelum akhirnya ia mulai berjalan meninggalkan kerumunan.
Tepat saat dipintu masuk kantin, netra Jungkook dan Sinbi tak sengaja saling bertabrakan, membuat mereka saling terkunci tatapan beberapa detik. Namun yang Sinbi lihat bukanlah tatapan tajam membunuh, tetapi tatapan sendu menyesali kesalahan. Ya, sinbi dapat merasakannya saat ini.
Sinbi mengehal nafasnya lalu mengangkat bahunya. "Huh, dia tak setampan Oppa korea ku." Ujarnya sebelum akhirnya ia meninggalkan kantin mulai kembali menuju kelas.
___ '' ___
''"Sinbi tolong ambilkan buku paket diperpus nak." Titah Bu Yessy, selaku guru Bahasa Inggris.
Sinbi yang sedari tadi sibuk mengerjakan tugas Pak Heru yang belum ia selesaikan sedikit mendengus kesal, tetapi ia tetap menuruti perintah Bu Yessy.
"Ish, padahal gue bukan ketua kelas, ngapain juga nyuruh-nyuruh ke gue." Gerutu Sinbi kesal, kakinya terus ia hentak-hentakan selama diperjalan menuju perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moment Of Remember [Taerin & Sinkook] || HIATUS
FanficKetika kau ingin melupakan semuanya, namun tidak semudah yang kau bayangkan. Kau akan selalu teringat, kau akan selalu mengenang dan kau akan selalu merindukannya. [Oneshoot]