A whole new world [2/2]

418 45 4
                                    

Hari ini, tepat hari ulang tahun ku dan pernikahan ku. Putra mahkota tampak terlihat tampan, dan ya aku seperti biasa---tetap cantik hehe.

Saat ini, sedang dilaksanakan dansa bersama. Aku hanya duduk sambil memperhatikan yang lain, sedangkan putra mahkota tengah menyambut teman-temannya. Perlu kalian ingat, diriku dikehidupan ini tak memiliki satupun seorang teman.

Aku merasa bosan aish, bisa-bisanya suamiku mengabaikanku dihari pernikahannya.

"No--nona, anda ingin minuman?"

Seorang pelayan menghampiriku dengan membawa nampan yang terdapat gelas diatasnya.

Aku hanya tersenyum, kemudian mengambil gelas tersebut.

"Terima kasih." Ucapku yang dibalas anggukan olehnya.

Aku mulai meminum sedikit minuman tersebut, kemudian kembali melihat acara dansa para tamuku.

"Hai Putri Carrolate, lama tidak berjumpa. Ah atau kau bukan Carrolate lagi saat ini yang mulia permaisuri?"

Aish, dia, musuhku datang. Putri Rosie Barret, seorang putri dari pasangan Count Bendick Barret dan Countess Ridra Barret---Dieroke---.

*Count gelar kebangsawanan yang bermakna duta kaisar, atau pemimpin angkatan bersenjata tanpa peringkat yang spesifik. Kedudukan Count berada di bawah duke dan marquess. Countess merupakan gelar untuk istri seorang count.

Ya benar, kedudukan count berada dibawah kedudukan keluargaku. Ah tapi bagi wanita ini, ia tak peduli. Dirinya masih tak tahu malu, mengatai putri bangsawan yang kedudukannya masih berada diatasnya---dan bahkan sekarang sudah menjadi permaisuri.

Aku hanya menatapnya sinis, enggan menjawab.

Ia berjalan menghampiriku, kemudian menempatkan kepalanya disebelah kepalaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia berjalan menghampiriku, kemudian menempatkan kepalanya disebelah kepalaku.

"Dengar baik-baik Putri Carrolate, aku masih bisa memiliki peluang menjadi selir putra mahkota dan tentunya menghapuskan mu dari sisinya." Bisiknya tepat ditelinga kanan ku.

Aku beranjak berdiri, menatapnya nyalang.

"Silahkan coba jika bisa." Balasku menatapnya tajam, kemudian mulai melangkah meninggalkannya seraya membawa minuman yang tadi ku minum.

Aku terus menggerutu, dengan sekali tegak aku meminum minuman yang tadi berada ditanganku. Namun, ketika air sudah masuk kedalam mulutku tiba-tiba terdapat benda yang membuatku langsung mengeluarkannya.

Aish gila, siapa yang mencoba membunuhku dengan menyimpan cincin pada minumanku?! Ah rasanya aku badmood saat ini.

Saat hendak melemparkan cincin tersebut sembarangan, tiba-tiba suara seseorang menghentikan ku.

Moment Of Remember [Taerin & Sinkook] || HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang