SAS [0.13]

5.1K 259 17
                                    

"Rasa takut kehilangan seseorang yang kita sayang, itu pasti selalu ada. Seperti yang aku rasakan saat ini, misalnya."
---

Zetta dan Venta tampak cemas pada sahabatnya yang tak kunjung datang sampai jam istirahat tiba. Seharusnya, dua jam sebelum bel istirahat berbunyi Sheenaz sudah kembali ke kelas, lantaran mata pelajaran pertama sudah habis. Namun ini? Sampai bel istirahat berbunyi pun belum ada tanda-tanda kedatangan atau keberadaan gadis itu. Lantas, kemana Sheenaz? Seketika saja, perasaan Zetta dan Venta menjadi tidak enak. Mereka takut jika akan terjadi sesuatu pada sahabatnya itu.

"Ven, coba lo hubungin Sheenaz."

Venta mengangguk. Gadis itu langsung saja gerak cepat meraih ponselnya, untuk segera menghubungi Sheenaz.

Drrtt!! Drrtt!! Drrtt!!

Zetta dan Venta saling pandang, hingga tatapan keduanya terhenti pada sebuah ransel navy milik Sheenaz.

"Coba lo buka Ta, kayaknya ada suara dering deh di tas Sheenaz."

Zetta segera menuruti perintah Venta. Ia pun membuka resleting ransel milik Sheenaz, memasukkan tangannya, mencari sesuatu disana. Hingga tanpa sengaja tangan nya menyentuh sebuah benda pipih, membuatnya langsung saja mengeluarkan benda pipih tersebut.

Venta menepuk keningnya sambil meringis. "Astaga, itu kan handphone Sheenaz! Terus gimana dong? Kalo gitu kan, kita ga bisa lacak dia dimana."

"Gue juga gatau! Udah yuk, kelas juga udah sepi, mending kita cari Sheenaz aja berdua." Ujar Zetta, dan Venta mengangguk setuju.

Mereka berdua pun bergegas keluar kelas. Namun, ketika baru dua langkah mereka keluar dari pintu, ada seseorang yang memanggil nama 'Zetta', membuat keduanya mau tak mau menoleh ke belakang.

"Kak Steve?" Gumam Zetta, sambil melirik kearah Venta.

Steve berjalan mendekati dua gadis yang masih sama-sama terdiam, dengan kedua tangan yang ia masukkan disaku celananya.

"Sheenaz mana?"

"Duh, mati! Gimana dong Ven?" Bisik Zetta pada Venta.

"Kita kasih tau aja."

"Tapi-"

"Kalian denger gue kan? Sheenaz mana?"

Zetta menggigit bibir bawahnya takut. "Shee--Sheenaz, Sheenaz anu kak-"

"Sheenaz kenapa? Ngomong yang bener, gausah takut."

"Semenjak kejadian waktu pak Yudha usir Sheenaz dari kelas, dia belum balik juga sampe sekarang. Seharusnya dua jam sebelum istirahat Sheenaz udah kembali ke kelas, karena mata pelajaran pak Yudha udah selesai. Tapi ini-"

"Kalian udah coba hubungin Sheenaz?"

"Udah kak, tapi handphone punya Sheenaz dia tinggal di tas." Venta berbicara.

"Sial! Kita berpencar. Nanti gue suruh temen-temen gue buat bantu cari Sheenaz!"

Selepas mengucapkan itu, Steve pun berlari meninggalkan Zetta dan Venta. Lelaki itu juga tak kalah cemasnya setelah mendengar kabar bahwa Sheenaz hilang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STEVE and SHEENAZ (Akan Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang