32

3.9K 298 18
                                    

Keesokan harinya Naira baru terbangun dari pingsannya. Wajahnya masih terlihat pucat tapi ia masih bisa memberikan senyum manisnya kepada keluarganya. Naira tersenyum seperti anak kecil sambil menunjukan gigi-giginya yang rapih.

"Bisa pingsan juga luh?" Kata sehun dengan asal.

Perkataan sehun membuat mamanya marah dan otomatis menjewer telingannya hingga merah dan sehun meringis kesakitan.

"AW sakit mah, ampun mah"

"Adiknya lagi sakit malah asal aslaan ngomongnya" kata mama sambil menjewer sehun

"Papa nyesel nyekolahin kamu tinggi-tinggi tapi lupa nyekolahin mulut kamu" kata papa  dengan tatapan marah.

Naira ketawa bahagia karena abangnya habis dimarahi akibat kelakuannya yang seenaknya. Tentu saja naira senang ketika abangnya dimarahin oleh kedua orang tuanya.

"Apa lu? Seneng?" Kata sehun dengan nada tidak ikhlas

"Seneng lah, lagian gigi udah di pagerin masih aja sembarangan ngomongnya" kata naira sambil ketawa.

Seketika naira lupa akan semua masalah yang membebaninya. Mereka ber 4 tertawa karena kelakuan yang dilakukan sehun memang pantas untung ditertawakan.

Dari arah pintu muncul seorang pria dengan wajah putih dengan tinggi yang relatif. Siapa lagi kalo bukan yoongi, Si pria berdarah dingin. Itulah sebutan yoongi dari naira karena ia memiliki karakter yang dingin dan sulit di tebak.

"Halo" katanya.

Sontak naira melihat ke arah sehun dan memberikan kode melalui mata agar mengajak kedua orang tuanya keluar. Untung saja sehun cepat tanggap dan membuat alasan agar kedua orang tuanya ikut keluar bersamanya

"Mah pah, sehun laper nih. Kalo gak makan bisa bego mendadak. Makan yuk?" Kata sehun sambil menggandeng kedua orang tuanya keluar.

"Eh tapi kasian adik kamu sendirian, kamu mau nitip apa nai?" Kata mama.

"Apa aja mah hehe" kata naira.

Sudah 15 menit semenjak kedua orang tua naira dan sehun keluar dari ruangan. Sedaangkan yoongi masih berdiri di tempat yang sama dengan wajah datar dan terus menatap naira. Ruangan itu menjadi sunyi taada satupun dari mereka mengucapkan satu katapun bahkan taada yang berusaha untuk memulai.

Terkadang diam memang jalan yang tepat untuk saling memahami. Mereka berdua tetap terdiam dan menatap satu sama lain. Banyak sekali kata yang sebenernya memang diucapkan tapi jiwa dan hati mereka terlalu lelah. Lelah dengan semua skenario yang dibuat oleh Tuhan bersama dengan semestanya.

"Naira"

"Yoongi"

Mereka memanggil nama satu sama lain secara bersamaan. Kemudian larut dalam kesunyian lagi. Tatapan satu sama lain semakin larut seakan mereka tau apa yang dirasakan satu sama lain.

Yoongi mendekati naira, ia tersenyum padanya. Senyum yang tulus untuk orang yang ia cintai. Senyumannya memiliki berbagai makna yang tersimpan dan tak di ketahui oleh siapapun kecuali oleh yoongi dan tuhannya.

"Naira" kata yoongi lirih.


Hai bantu gue buat nentuin jalan ceritanya kayak gimana dong.

Sad ending.

Happy ending.



Dinikahin❌SugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang