39

365 29 2
                                    

"Anggur tuan?" Tanya pria itu. Seseorang yang telah menemani tuannya sedari kecil sampai sekarang. Ia sangat tau apa saja yang diinginkan tuannya.

"Tentu." Jawab pria berjas semi formal itu sambil menatap pelayan setianya.

"Bagaimana urusanmu dengan 'dia', Tuan?"

"Menyenangkan." Jawab pria itu sambil menyeruput anggur merah kesukaannya.

"Jagalah kesehatanmu, Tuan." Kemudian pelayan itu langsung meninggalkan tuan nya sambil mendorong troli makanan yang berisi anggur kesukaan tuan nya itu.

Shipwrecked Heidsieck, itulah nama anggur yang diminum sang 'Tuan'. Anggur dengan harga 3,7 milyar bukanlah apa-apa baginya. Yang terpenting ada kesenangannya semata. Bahkan nyawa seseorang dianggap remeh olehnya, sekali lagi hanya untuk kesenangannya.

Si Tuan meyeritkan mata ketika teringat kenangannya dulu sewaktu kecil. Memang wine adalah minuman yang tepat yang membantunya untuk mengingat kenangan 'indahnya' dahulu. Kenangan yang membuatnya menjadi seseorang bajingan di mata beberapa orang, Yoongi salah satunya.

Tak pernah ada yang tau apa yang di rencanakan olehnya. Bahkan pelayan setianya tak paham apa yang sebenarnya di rencanakan oleh tuan nya itu.

"Kenangan yang indah haha dasar bodoh." Katanya sambil berusaha mengingat kejadian yang terjadi padanya dulu.

"Rindu padaku?" Suara seorang wanita yang tiba-tiba datang dan duduk diatas pangkuannya. Tanggan wanita tersebut bergerak melingkari leher si tuan dengan gerakan manja.

"Menurutmu hm?" Jawab si tuan sambil memiringkan kepalanya. Kemudian mengusap pipi wanita itu dan mengusap kepalanya gemas.

"Bisakah kau katakan saja bahwa kau merindukanku? Jangan buat aku mencoba untuk memaksamu sayang." Ucap wanita itu sambil memajukan bibirnya yang menandakan ia kesal.

"Aku merindukanmu, tapi aku lebih rindu merindukannya. Sahabat kecilku."

"Kau menyebalkan." Jawabnya sambil memukul kecil dada pria yang ada di depannya itu. Pria itu hanya tertawa kecil melihat tingkah gadis tercintanya.

Pria itu kemudian melihat kearah jam tangan yang ia pakai dan menunjukan pukul 2 pagi. "Sudah saatnya, aku mempersiapkan hadiah kecil untuk sahabat tercintaku. Jadi bisakah kau berdiri dan biarkan aku mengurus urusanku sayang?" Wanita itu hanya mengangguk kecil kemudian berdiri dari pangkuan pria berjas itu.

Pria itu segera berdiri dan merapikan jasnya yang sedikit berantakan. Ia kemudian berjalan menaiki tangga dan berbelok ke kiri dan mendatangi kamar paling ujung dan paling keramat bagi dirinya. Hanya orang-orang tertentu yang boleh memasuki ruangan ini. Ia mengeluarkan kunci khusus yang di rancang dengan bentuk yang unik seperti lingkaran yang berada di dalam segitiga dan lingkaran tersebut terbelah oleh satu garis lurus vertikal.

Terlihat ruangan tersebut sangat gelap dengan jendela besar yang yang ada di ujung kamar ditutupi dengan gorden sutra berwarna merah dengan warna emas yang menjalar di setiap tepi menambah kesan menyeramkan. Tapi bagi pria ini, gorden berwarna merah darah tersebut dapat meningkatkan semangat serta ambisinya.

Ia berjalan ke arah rak buku besar berwarna coklat yang terlihat tua tapi masih dapat berdiri kokoh. Diambilnya satu buku tua yang berdebu yang berjudul "Ours" yang berarti milik kita.
Lalu ia berjalan ke arah meja kerja yang besar dan berantakan. Pria itu duduk dan meniup buku yang berdebu itu. Tampak senyum kecil tergambar diujung bibirnya. Entah senyum apa yang ia maksudkan saat melihat buku itu.

Dihalaman pertama buku itu tertulis "Sebuah ambisi dari ke-4 anak Adam demi suatu yang hampir mustahil diberikan oleh Sang Langit."

Pria itu lagi-lagi memberikan senyum saat ia membaca kata-kata pada halaman pertama buku itu. Senyuman yang dapat memberikan arti ganda bagi yang melihatnya. Apa maksud senyuman yang terukir di pipinya itu?

"Kau menghancurkan semua yang telah kita bangun bersama. Tapi bagaimana mungkin aku membencimu?"

Dinikahin❌SugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang