38

2.4K 163 39
                                    

Seharusnya aku menghargaimu. Seharusnya aku mencintaimu. Sekarang kau sudah melangkah pergi semakin jauh meninggalkanku dengan penyesalan. Seharusnya tidak kumainkan hatimu. Seharusnya tidak ada kata "seharusnya". Tanpa kata "seharusnya" terlihat lebih baik.

Ingin rasanya kuputar kembali waktu saat kita mulai bertemu. Akan kupikirkan rencana agar kita tak bertemu. Agar tidak ada penyesalan dan rasa sakit.

Aku yang salah disini.

___________________________________

Yoongi masih di sana, di dalam rumah itu ditemani masalah yang terus berputar di kepalanya. Sambil membayangkan apa yang telah terjadi dengannya selama ini. Cukup banyak masalah yang datang, anehnya dia tampak lemah dari biasanya. Wajah putih ditambah bibir yang pucat membuatnya seperti mayat hidup.

"Seharusnya aku menangis, tapi kenapa aku terlihat seperti orang yang tak punya hati?" Katanya pada dirinya sendiri diikuti nafas berat diakhir.

"Tidak, ini bukan waktunya untuk menangis. Tapi ini waktunya aku memikirkan cara agar Naira baik-baik saja. Haruskah aku-" ucapannya terpotong drngan suara telpon dari seseorang

Drrrrrt Drrrrrt

Sialan, umpatnya dalam hati.

Yoongi segera meraih ponselnya dari celananya. Ia melihat tulisan di layar "Sehun" dan langsung mengangkatnya.

'Dimana lo, adek gue abis koma. Dan status dia masih istri lo, jangan lari dari tanggung jawab. Jangan jadi bajingan lo. Persetan dengan penerus perusahaan Min. Gue gapeduli sama status lo itu, yang gue tau lo suami adek gue walaupun dinikahin buat urusan perusahaan. Kalo lo ga dateng gue cari lo sampe mampus.'

TIT TIT TIT

Belum juga Yoongi mengucapkan satu katapun, Sehun langsung menutup telponnya. Kemudian ia membuang nafas kasar, ia lelah tapi tak mungkin berhenti.

"Aku ingin menemuinya tapi, aku takut 'dia' tau Naira ada di mana. Aku benar benar tidak becus." Katanya sambil menyeringai mengasiani diri sendiri.

Yoongi kemudian beranjak ke arah jendela besar yang mengarah taman. Matanya membelalak saat ia melihat wajah istrinya di sebrang jendela itu. Dan bayangan wajah istrinya memudar perlahan. Ia terjatuh, air matanya tak bisa debendung lagi. Padahal belum lama ia mengatakan bahwa sekarang bukan waktunya untuk menangis.

"AAAAAAAKKKKHHHHHHH." Teriaknya sekuat tenaga.

Siapa yang tidak lelah, hidupnya seperti arena bertempur tiap saatnya. Tiada waktu istirahat, tidak boleh lengah. Jika lengah, maka akan mati.

Disisi lain Naira masih terbaring di rumah sakit ditemani oleh abangnya, Sehun. Wajahnya tidak sepucat saat ia baru terbangun dari tidur lamanya. Sekarang ia sudah terlihat sedikit baik.

"Ara." Panggil Sehun pada Naira yang masih tertidur di ranjangnya. Rindu rasanya Sehun memanggil adiknya dengan panggilan kesayangan itu.

"Ara abang rindu..." Kata Sehun lirih sambil menahan tangisnya.

"Seharusnya gue enggak ke Jerman, harusnya gue disini jagain lo. Abang macam apa coba yang tega liat adeknya begini." Kata sehun sambil mengelus Rambut Naira.

CLICK

"Eh, bang." Panggil Jaehyun.

"Eh, oh hai Jae." Jawab sehun gelagapan sambil mengelap air mata yang mulai turun.

"Kata tante Yoona disuruh ke kantin. Abang belum makan kan? Biar Jae yang jaga."

"Oh iya, jagain yang bener adek gue tuh." Kata Sehun sambil menepuk pundak Jaehyun

"Siap bos." Jawab Jaehyun sambil hormat kepada Sehun.

Hampir sejam Jaehyun menunggu, kemudian rasa bosan menghampirinya. Ia akhirnya keluar dari kamar Naira dan pergi ke balkom ruah sakit untuk mencari udara segar.

Jaehyun duduk di salah satu kursinya dan santai sambil memainkan handphone nya.

"Buset banyak amat chat dari ciwi-ciwi, gapenting semua lagi. Mending nonton tik tok goyang mama muda"

Tidak terasa sudah hampir 30 menit Jaehyun memandangi video Tik Tok joget mama muda, sampai ia lupa dengan Naira.

Kemudian ia langsung kembali ke kamar Naira. Diperjalanan Jaehyun kaget melihat para suster dan dokter bergegas kesana kemari. Kemungkinan ada pasien yang gawat, pikirnya. Tetapi, suster dan dokter itu pergi ke kamar yang Naira tempati.

Jaehyun panik dan langsung berlari menuju kamar Naira. Sesampainya ia di depan pintu kamar dia cegat oleh seorang suster dan tidak diperbolehkan masuk.

"Mohon tunggu di luar ya mas."

"Sus itu sepupu saya kenapa sus?" Tanya Jaehyun panik.

Tak lama kemudian Yoona, Sehun dan Yunho segera mendatangi Jaehyun yang duduk di kursi depan kamar Naira. Wajahnya tampak murung, sambil memegang kepala dengan satu tanganya.

"Jae, Nai kenapa?" Tanya Yunho

"Tadi aku keluar sebentar, pas balik Nai udah begitu. Maaf om maaf." Balas Jaehyun sambil sujud di depan kaki Yunho.

"Bangun Jae, gapapa bukan salah kamu."

"Jae minta maaf om, harusnya gak ninggalin dia sendiri. Harusnya Jae stand by di kamarnya. Harusnya-"

"Kata 'harusnya' seharusnya tidak ada Jae. Gak perlu larut dalam kesalahan kamu. Semuanya baik-baik aja, pasti" Potong Yunho

Kemudian dokter menghampiri mereka dan mengatakan kalau Naira sudah baik-baik saja. Tetapi seperti ada yang merangsang tubuhnya agar alirannya bergerak sangat cepat.

Dan sekarang Naira sudah kembali tidur dengan tenang, tentu dengan penjagaan yang ketat dari rumah sakit dan keluarga.

Sehun melihat ke arah Naira, matanya masih terpejam dan bibirnya masih pucat. Senyum miring tergambar di ujung bibirnya. Kemudian dia pergi meninggalkan ruangan.

Sehun pergi ke tempat pos cctv untuk melihat siapa yang keluar masuk kamr adiknya. Tetapi naas sekali, cctv tepat di depan kamar Naira diputus oleh seseorang tak bertanggung jawab.

"Sial" Keluh Sehun.

Dinikahin❌SugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang