Cuaca benar-benar cerah di kehidupan dunia mortal. Pagi hari begitu ramai dengan para pengendara dan pejalan kaki yang berlalu-lalang memenuhi jalanan kota menuju lokasi tujuan mereka masing-masing. Pria berdasi berjalan begitu cepat melintasi trotoar kota sambil sesekali melirik ke arah arlojinya. Tak lupa dengan wanita dengan outer nya yang membuatnya nampak terlihat elegant dengan segelas kopi ditangannya, juga seorang anak kecil berseragam sekolah yang imut tengah berjalan disampingnya dengan tangan anak itu yang terulur menggenggam tangan wanita yang mungkin bisa disebut Ibu nya itu. Polisi berdiri memantau keadaan lalu lintas sekitarnya dengan gagah. Keadaan kota di pagi hari begitu ramai, sampai-sampai bus dan kereta telah dipenuhi para pekerja dan anak-anak sekolah.
Seorang lelaki turun dari mobil van maroon yang berhenti tepat di depan gerbang sekolah sembari merapikan seragam sekolah SMA nya dan juga rambutnya yang berantakan. Berjalan memasuki area sekolah dengan muka bantalnya. Entah apa yang membuat wajahnya seperti itu. Entah karena tugas-tugas sekolah yang harus ia kerjakan sampai larut malam atau begadang tanpa sebab.
Sesampainya di kelas ia menghempaskan pantatnya ke bangkunya lalu menidurkan kepalanya ke atas meja dengan kedua lengan yang menahan kepalanya agar tidak terbentur dengan meja.
"Wtf wrong with you, boy?" Lelaki diseberangnya menghampiri dengan wajah khawatir.
"Tidak apa-apa. Aku hanya mengantuk." Jawabnya dengan suara yang bergetar.
"Kau tidur larut malam?"
"Aku merasa— ah sudahlah. Berikan aku waktu untuk tidur sebentar sebelum guru fisika datang."
"Baiklah. Aku akan membangunkan mu ketika bel pulang berbunyi."
"Boy you dare. I'm gonna kick your ass."
Pria dihadapannya tertawa lalu segera pergi, membiarkannya mengambil waktu untuk tidur sebentar.
Kelas lama-kelamaan mulai ramai, lelaki itu sudah masuk kedalam dunia tidurnya. Ia masih bisa mendengar suara-suara yang dihasilkan dari teman-teman sekelasnya. Namun sama sekali tidak mengganggu aktivitas tidur pagi hari nya itu. Seakaan suara-suara yang dikeluarkan dari mulut teman-teman sekelasnya itu hanyalah backsound kecil di dunia tidurnya.
"PAGI SEMUANYA!"
Suara bak bariton menggema membuat seisi kelas langsung terdiam. Membuat lelaki yang tengah mengambil waktu tidur pagi hari nya itu sentak terbangun dengan wajahnya yang kusut.
'Ah sial, cepat sekali dia datang' batinnya.
"Kalian pasti heran kenapa saya bisa datang secepat ini."
Lelaki dengan wajah kusut itu menumpu kedua tangannya untuk menidurkan kembali kepalanya diatas meja dengan tatapannya yang masih melihat ke wajah guru fisika dengan suara khas bariton itu.
"Kalian mendapatkan teman baru disini. Teman kalian nampaknya sangatlah pintar jadi tolong bergaulah dengan baik." Ujarnya membuat seisi kelas berbisik-bisik memperbinjangkan anak baru itu.
"Lelaki bukan, Pak?"
"Boooooooooo"
Seisi kelas menyoraki salah seorang gadis cantik dengan rambut tebal yang terurai. Bisa dibilang dia salah satu anggota dari anak-anak populer sekolah.
"Lelaki. Kenapa? Kau ingin murid baru itu menjadi pacarmu yang ke seribu?" Guru Fisika itu tertawa terbahak-bahak menganggap bahwa dirinya itu sungguh lucu. Sedangkan Si gadis hanya memutar kedua matanya malas.
"Masuklah."
Seorang lelaki pun menampakan batang hidungnya dari ambang pintu. Berjalan memasuki kelas dengan gaya yang dingin membuat seisi kelas kembali berbisik-bisik tentang dirinya.
"Lepaslah masker dan topi mu. Itu tidak sopan. Biarlah mereka semua melihat wajah mu itu." Ujar Sang Guru.
Ia pun melepas masker dan topinya. Menampakan wajahnya yang bisa dibilang wajah yang bernilai dingin. Namun cukup tampan membuat para gadis meleleh melihatnya.
"Rupanya ia terlalu dingin untuk menjadi teman kita." Bisik lelaki.
"Bisa saja penampilan itu menipu. Mungkin dia orang yang baik." Lelaki bermuka bantal kini mengadahkan kepalanya.
"Perkenalkan nama mu, Tuan."
Ia membungkukan badannya lalu segera memperkenalkan dirinya dengan suara yang tak kalah dinginnya dengan wajahnya,
"Selamat Pagi. Min Yoongi siswa pindahan. Mohon bimbingannya."
———————————————————————————
"Kau yakin, Namjoon?" Seorang gadis berdiri di ambang pintu sembari melihat punggung pria bernama Namjoon itu. Jari-jarinya tengah membolak-balik halaman dari buku tebal berdebu di tangannya.
Namjoon tersenyum, "Tentu saja." Ia membenahi letak kacamatanya.
"Tapi dia baru. Lagipula dia juga bukan makhluk asli klan ini."
"Tapi dia pintar. Iblis yang pintar." Namjoon menjawab.
"Kau berlebihan. Jadi, Kau benar-benar mempercayai nya?"
"Tentu saja, jangan khawatir. Dia tau apa yang harus dia lakukan. Kenapa kau tidak mempercayaiku?"
Gadis itu pun tersenyum lalu mendekati Namjoon dengan langkah pelan.
"Aku mempercayai mu, tampan." Bisiknya.
Namjoon tersenyum, menampakan lesung pipi nya. Lekas ia melepas kacamatanya dan menutup buku yang tengah ia pegang itu dan melemparnya ke atas meja kayu di sampingnya.
———————————————————————————
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon; yoonmin
Fanfic『 ❝Ya, aku ini bukanlah malaikat. Hatiku keras, tidak ada hati malaikat yang keras seperti diriku ini. Bahkan terlalu keras untuk hati manusia. Sepertinya ada kesalahan dalam penciptaan ku.❞ ❝ Aku ini IBLIS. ❞ 』 悪魔 ↞ Demon; yoonmin ⚣ || © 2019, pap...