「10」

1.6K 119 18
                                    

Author's Point of View

Seorang lelaki dengan hoodie biru yang menutupi kepalanya tengah berjalan mendekati gerbang mansion besar di seberangnya dengan langkah yang terburu-buru. Berkali-kali memanggil sang penjaga mansion yang sedang mendengarkan musik rock dengan airpods nya.

"Tolong izinkan aku masuk."

"Kalau boleh tahu anda siapa?" Tanya Sang Penjaga sembari melepas airpods dari telinga nya lalu memasukannya ke saku celana.

Lelaki itu membuka kupluk hoodie nya. Surai nya terlihat acak-acakan seperti habis di tiup angin. Sang Penjaga mencoba menganalisis setiap inci bagian wajah orang di hadapannya itu dalam gelapnya malam.

"Maaf, tolong identitas mu."

"Kurasa dia sudah mengosongkan pikiran para pekerja disini ya."

"TOLONG, identitas mu, tuan."

"Aku Park Jimin. Teman satu sekolahnya. Anda pasti mengenali saya sebelumnya." Jawab lelaki bernama Jimin itu.

"Maaf, saya tidak mengenali."

"Aku tahu kau pasti berbohong."

Tanpa memastikan, Sang Penjaga itu langsung saja menggeleng kepalanya dengan tegas menjawab 'tidak'.

"Janganlah berbohong. Ini darurat."

"Saya tidak mengenali anda."

"Tapi majikan anda mengenali saya."

"Sa–"

"Tolong izinkan saya masuk. Saya ingin bertemu dengan Tuan Jeon Jungkook. Ini benar-benar darurat." Jimin serius memotong.

"Tapi saya akan mengantarmu sampai bertemu dengan Tuan Jungkook."

"Baiklah. Untuk memastikan bahwa aku ini bukan orang asing."

Sang penjaga dengan tanpa pikir panjang lagi mengangguk lalu membukakan gerbang besar yang membatasi.

Sang penjaga mengiring Jimin ke ruang utama mansion yang bernuansa klasik.

"Tolong panggilkan Tuan Jungkook. Untuk turun ke bawah. Ada seseorang yang ingin bertemu dengannya. Katanya darurat." Perintah Sang Penjaga pada wanita dengan celemek merah melingkar pada pinggulnya yang sepertinya ia seorang juru masak di rumah itu

Piala bertingkat serta hiasan-hiasan kecil tersusun rapi di dalam rak kaca besar dan tinggi yang memenuhi salah satu sisi dinding. Berbagai jenis lukisan terpajang rapi dengan bingakainya yang berkilauan bagaikan permata. Namun mata Jimin hanya terfokus pada lukisan besar bergambar Jungkook tengah tersenyum manis mengenakan tuxedo nya.

'Sungguh, senyum itu menipu' Ucap Jimin dalam hatinya.

Tak berapa lama seorang lelaki bersurai hitam natural melihat Jimin dan Sang Penjaganya yang tengah berdiri dekat pintu utama rumah. Menuruni tangga dengan malas menghampiri mereka berdua.

"Maaf, siapa orang ini?" Jungkook berpura-pura.

"Janganlah berbohong."

"Bukankah aku sudah memberitahu mu untuk tidak mengizinkan orang asing masuk?"Jungkook menatap Sang Penjaga dihadapannya.

"Dia Park Jimin, tuan. Katanya teman sekolah mu." Jawab Sang penjaga.

"Nama itu tidak ada dalam list teman ku."

Jimin membelalak; "Dia bo—"

"Tolong bawa dia pergi dari sini. Kalau bisa antar saja ke hutan lalu tinggalkan dia disana."

Ketika Sang Penjaga baru saja menarik lengan Jimin. Jimin dengan cepat menepisnya; "Kau tidak bisa mengusir orang dengan semudah itu!"

"Bisa saja. Karena aku tidak mengenali mu." Ujar Jungkook sambil tertawa kecil.

"Aku yakin bila dia ada di sini pasti tanpa segan ia akan memarahi mu karena sikap mu barusan."

"Tolong penjaga bawa saja dia pergi sepertinya ia orang gila."

"TIDAK. KAU YANG GILA!"

"TOLONG BAWA DIA. BUAT DIA PINGSAN DAN TINGGALKAN IA DI HUTAN!" Titah Jungkook berteriak.

Sang penjaga pun mengangguk, mencoba menarik Jimin dengan kasar namun cukup sulit di karenakan ia terus-menerus memberontak.

"KUMOHON JANGAN. PERCAYALAH PADAKU"

"INI PERINTAH. TOLONG LAKSANAKAN BILA KAU TAK INGIN DI PECAT!"

Jimin terus menerus memberontak, mengeluarkan sebagian tenaga nya.; "TOLONG JANGAN BERANI LAKUKAN ITU!"

"Ini perintah tuan!"

"JADI KAU LEBIH TAKUT DIPECAT OLEHNYA DARIPADA DI KURUNG DI PENJARA ATAS TINDAK PIDANA?!," Jimin sebisa mungkin melepaskan diri dari tangan-tangan besar yang menyakiti bagian lengannya yang sedari tadi di tarik-tarik. "KAU SEHARUSNYA TIDAK SELALU MENTAATI PERINTAHNYA SEPERTI ITU! KAU BISA SAJA BERHADAPAN DENGAN PIHAK BERWAJIB!"

"Maaf, Tuan. Aku tidak mau ikut campur. Aku hanya ingin memberitahu bahwa ada yang ingin bertemu dengan anda." Seorang wanita separuh baya berjalan menghampiri Jungkook dengan tubuhnya yang bergetar.

"Siapa dia? Aku tidak ingin orang seperti ini menginjakan kaki di rumah ini." Jungkook melirik ke arah Jimin.

"Namanya Min Yoongi. Dia bilang dia teman satu sekolahmu." Jawabnya. Membuat Jimin tersentak dan hampir saja ia terseret.

"Suruh ia masuk," Perintah Jungkook. Wanita itu mengangguk kaku. "Dan tolong lepaskan dia. Kau bisa kembali ke pos mu."

"Baik, tuan." Sang Penjaga pun mulai pergi meninggalkan mereka berdua. Dengan napas Jimin yang tersengal-sengal.

Jungkook mendorong tubuh Jimin dengan kasar hingga punggung Jimin menyentuh dinding yang dingin serta menarik kerah dari hoodie Jimin membuatnya mengadahkan kepalanya, menatap Jungkook.

"Dengar, dia sudah tiba dan kau benar-benar PERUSAK!" Jungkook membentak.

"KAU YANG PERUSAK! KAU BERUSAHA MERUSAK PIKIRAN MURID BARU ITU!" Jimin tak mau kalah; ia mendorong Jungkook dan balik membentaknya.

"STUPID ASS! YOU JUST DIDN'T–"

"Tuan Jungkook, Min Yoongi telah tiba." Wanita tadi kembali dengan seorang lelaki berkulit putih bak mayat yang tengah berdiri di sampingnya.

Yoongi sedikit terkejut ketika melihat Jimin yang berdiri tepat di hadapan Jungkook dengan wajahnya yang menampakkan kekesalan.












"Yoongi, we need to talk." Jimin sesegera menghampiri Yoongi, menatap wajahnya dengan serius membuat Yoongi yang baru saja tiba sudah terkumpul kebingungan dalam otaknya.

ʕ•̫͡ʕ•̫͡ʔ•̫͡ʔ•̫͡ʕ•̫͡ʔ•̫͡ʕ•̫͡ʕ•̫͡ʔ•̫͡ʔ•̫͡ʕ•̫͡ʔ•̫͡ʔ

Jangan lupa Vote + Comment nya ya!!!

TERIMA KASIH💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Demon; yoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang