「04」

1.4K 155 2
                                    

Author's Point of View

Namjoon duduk di atas sofa empuk dekat perapian yang tidak menyala, matanya terfokus pada tulisan-tulisan kecil di setiap halaman pada buku tebal yang tengah ia baca, jemarinya dengan lincah membalikan satu-persatu halaman sambil sesekali meneguk segelas minuman kental nya di gelas kristalnya yang langsing.

Tibalah seorang lelaki berseragam sekolahnya mendarat dengan sempurna tepat di belakang punggung Namjoon dengan kedua sayap hitamnya yang lebar. Tak lain dan tak bukan ialah Sang Iblis Min Yoongi.

"Kau baru pulang. Apa kau ada kegiatan ekstrakulikuler, wahai iblis? Haha." Namjoon meletakan kacamata nya sambil tertawa.

"Shut up."

Yoongi melempar tas nya ke atas sofa, melonggarkan dasi sekolah nya dan membuka kancing pada kerah seragamnya untuk meminimalisir rasa sesak.

"Apa sebenarnya tugas ku?" Tanya Yoongi menghempaskan dirinya ke atas sofa empuk di samping Namjoon.

"Bukankah ku sudah memberitahu mu?"

"Kau tidak mengatakannya dengan jelas."

"Begitu ya." Namjoon meneguk minumannya. Yoongi menatap wajahnya dengan ekspresi datar, menunggu Namjoon membuka mulutnya.

"Cepatlah." Titah Yoongi.

Setelah Namjoon meneguk minumannya hingga habis, ia pun mengubah posisi duduknya menghadap ke lawan bicara nya itu.

"Kau hanya perlu mencari tahu tentang dirinya, bersikaplah sama seperti manusia pada umumnya."

"Hanya itu?" Kata Yoongi menganggap remeh.

"Hey bung, ini adalah tugas sulit," Ujar Namjoon serius. "Banyak iblis yang tidak sanggup menyelesaikan tugas ini sampai tuntas."

"Memangnya apa bagian yang sulit?"

Lagi-lagi Namjoon kembali menampakkan lesung pipi dari senyum simpulnya; "Kau akan tahu."

Yoongi memutar matanya malas, mengalihkan pandangannya dari wajah Namjoon ke depan perapian yang kosong.

"Apa yang akan terjadi pada ku jika aku bisa menuntaskan tugas ini?"

"Kau akan menjadi raja iblis yang paling kuat, kau lebih dari menguasai 7 deadly sins. Kau bisa melakukan apa saja yang kau mau. Dan sisanya... itu rahasia. Yang terpenting kau bisa menguasai dunia." Bisik Namjoon.

"Sungguh?" Yoongi memastikan.

"Tentu saja. Sampai saat ini iblis belum menemukan raja besar yang pasti untuk meruntuhkan dunia 'bercahaya itu'."

"Maksud mu malaikat dan sekutu nya?"

"Pintar sekali."

"Ya, malaikat bisa memegang kekuasaan dunia mortal. Semuanya mereka lah yang mengatur. Namun mengapa iblis selalu terkalahkan?"

"That's it"
"Jadi bagaimana? Kau berani menerima tugas mu itu?" Namjoon mengangkat sebelah alisnya, menatap manik hitam kecokelatan milik Yoongi.

Yoongi menundukan kepala nya sebentar seraya menarik napas panjang. Namjoon dengan sabar menunggu sebuah jawaban singkat namun berharga keluar dari mulut lawan bicara dihadapannya itu.

Yoongi menoleh, menatap Namjoon dengan penuh keseriusan; "Ya."

Namjoon tersenyum bangga.

"Surely."

———————————————————————————

Yoongi's Point of View

Udara malam menusuk pori-pori ku, rambut ku berantakan dibuat angin malam. Lampu-lampu hangat kota menyala dengan indah terlihat dari atas gedung ini. Ya, aku tengah duduk sendirian diatas salah satu gedung kota hanya untuk menikmati pemandangan kota di malam hari. Inilah kebiasaan ku, aku sangat menyukai malam. Sebagai makhluk immortal aku senang memanfaatkan sepasang sayap ku ini untuk terbang menggapai suatu gedung di demi menikmati pemandangan kota yang indah di malam hari.

Mataku menangkap insan yang tengah berjalan sendirian di atas trotoar kota dengan tergesa-gesa. Aku menyipitkan mataku sedikit demi memperjelas penglihatanku untuk melihat wajah manusia itu.

Rupanya itu Park Jimin.

Nampaknya ia mengarah ke minimarket di seberang sana.

Aku pun memutuskan untuk turun meninggalkan gedung ini, mendarat dengan perlahan di sudut gang yang gelap dan sepi agar para manusia tidak melihat ku dengan sayap lebar ini. Segera aku mengikutinya masuk hingga ke minimarket, berjalan sambil memasangkan masker hitam ku hingga setengah mulut dan juga memakai topi ku hingga menutupi mataku sedikit.

Ia berjalan menyusuri seksi minuman dingin. Sedangkan aku berada di seksi makanan ringan di belakangnya. Diriku sebisa mungkin menjaga jarak dari nya agar ia tidak curiga padaku. Dari balik rak yang setengah penuh aku bisa melihat ia mengambil beberapa kotak minuman berwarna putih dari lemari es itu lalu memasukannya ke keranjang. Entah apa itu, mungkin yoghurt?

Aku bisa mendengar langkah kakinya berjalan mendekati seksi makanan ringan di tempat ku mengawasi nya saat ini. Aku pun memutuskan untuk memilih makanan ringan walau sejujurnya makanan hanya sebagai penambah saja bagi makhluk immortal. Mata Jimin dengan lincah membaca label harga yang tertera di rak sembari bernyanyi dengan suara pelan yang mungkin hanya bisa terdengar oleh ku saja.

"The way that gucci look on you amazing~"

Jimin mengambil kripik rumput laut sebagai pilihannya dan memasukannya ke keranjang. Berjalan melewati ku dengan sangat hati-hati, sebisa mungkin untuk tidak menabrak ku karena seksi ini cukup sempit.

Sebisa mungkin aku menunggunya hingga beberapa menit dari kasir, aku usahakan aku berada di kasir terlebih dahhlu karena akan sangat mencurigakan apabila aku terus mengikuti setiap langkahnya.

"Ada lagi?"

"Tidak."

Aku merogoh saku celana ku berusaha mengambil dompet ku dan seketika itu pula wajah ku pucat dan dingin, keringat membasahi wajahku.

Shit, aku lupa dompet ku telah hancur menjadi arang setelah aku dikeluarkan dari klan malaikat.

BAHKAN AKU LUPA UNTUK MEMINTA NAMJOON UANG SAKU.

"Anda baik-baik saja?"

"Ya, aku hanya lupa menaruh dompet ku."

Selang beberapa menit Si penjaga kasir itu melihat ku dengan dongkol.

"Kau ingin membayar atau tidak?" Tanyanya kesal.

Aku hanya terdiam sambil terus berpura-pura mencari dompet ku yang padahal tidak ada.

"Biar ku bayar." Sebuah tangan terulur pada meja kasir.

Demon; yoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang