📖 |AF| Lima Belas.

26 9 1
                                    

-Nice Day All-
>HAPPY READING<

Malam itu, setelah membersihkan wajahnya, Alishba terduduk di balkon kamarnya, di temani secangkir coklat panas dan camilan, ia membaca buku fiksi yang sudah menjadi kebiasaannya dari dulu.

Lagu yang terdengar dari ponsel nya pun tiba-tiba berhenti sekejap terganti dengan suara dering panggilan.

Alishba menutup bukunya, mengalihkan fokus nya ke arah ponselnya. Ia meraih ponsel itu kemudian menghembuskan helaan nafas.

"Kenapa lo?!" Sambarnya setelah mengangkat telpon.

"Kalo ada yang telpon tuh di sapa yang ramah ke sebagai pembuka, urusan ribut nya nanti belakangan." Sahut orang di sebrang sana.

"Ogah!." Jawabnya singkat.

"Gitu amat sih sama gue Tha." Lirihnya.

"Mau ngapain?!." Ketus Alishba, padahal ia mengucapnya sambil tersenyum geli.

"Mau telponan doang sih."

"Hmmm" Alishba mendeham.

"Gue tiba-tiba kangen suara lo masa Tha?" Suara lelaki itu keluar dari telpon, membuat Alishba diam beberapa saat. Alishba terkaku, apa yang harus dia ucapkan lagi, ia memilih diam menunggu topik lain.

"Tha?!." Panggil di sebrang sana, tak ada jawaban dari Alishba "Zanitha? Lo masih ada disana kan?!" Tetap tak ada jawaban "Zanitha lo tinggalin handphone lo?!" Ucap lelaki itu.

"Tha!" Dengan suara sedikit berteriak, Alishba mengerjapkan matanya, ia kemudian menepuk jidaknya sendiri.

"Apasi?!." Ketusnya.

"Lo kenapa dah? Abis dimana?" Tanya laki laki itu.

"Abis ngambil kandang nyamuk Riel, tadi gue kesel di gangguin nyamuk." Beo nya. Alasan tak masuk akal memang, tapi entah kenapa Alishba memilih kalimat itu sebagai jawabannya.

"Lo kurang waras apa gimana Tha?" Tanya Nazriel terheran heran.

"Waras gue Riel, sehat walafiat gini!." Cibirnya.

"Oh syukur kalo gitu, gue lagi gak sehat nih Tha." Dengan nada suara yang melembut.

"Gak nanya gue asli!." Alishba terkekeh, ia sudah pastikan jika Nazriel sekarang sedang memutar bola matanya.

"Jahat lo sama gue." Ambek Nazriel.

Alishba terkekeh pelan, kemudian menyahut "Hadeh, lo kenapa deh? Gak enak badan?!." Tanya nya.

"Iya nih gue terserang flu kerinduan." Sahutan Nazriel berhasil membuat bola mata Alishba melebar.

"Gue pengen bilang kasar Riel." Sahut gadis itu.

"Tinggal bilang!." Datarnya.

"Kasar!." Pekik Alishba pada telpon yang di pegangnya.

"Pinter." Sahutan dari sana tak menyembunyikan tawanya.

"Nyebelin ih!." Alishba membeo seperti anak kecil.

"Terus gimana?" Manusia di sebrang sana malah melemparkan sebuah kalimat pertanyaan.

"Gimana apanya?" Alishba terheran mendengarnya.

"Udah sayang belum?" Dengan nada sedikit menggoda dengan tawa yang masih sempat terdengar oleh oleh Alishba.

"Apasih! Aku tutup nih telponnya!" Ancam Alishba.

"Apa-apa? Tadi gue denger lo bilang aku?" Ujar Nazriel, Alishba yang merasa dia keceplosan langsung menyentil dahinya sendiri "Aku kamu-an lagi aja Tha gue seneng ko." Sambung Nazriel di dalam telpon.

ABOUT FEELING (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang