-Ketemu lagi sama aku, jangan bosen ya, hehe... Hm-
>HAPPY READING<Setelah tidak mengisi waktu libur nya dengan bermalas-malasan, kali ini Alishba bangun agak sedikit lebih siang dari biasanya, meski masuk dalam kategori pagi tapi menurut Alishba ini sudah siang karena ia harus bangun jam 5:30. Sebelum ia bangkit dari tempat tidurnya, ia terduduk dan meregangkan otot-otot nya yang terasa pegal.
"Gini nih rasanya yang libur gak pernah keluar, sekalinya jalan keluar badan serasa pegel!." Alishba membeo pelan, tangan nya menutup mulutnya yang kini sedang menguap.
Ketika Alishba hendak berdiri, beranjak dari tempat tidurnya untuk segera melaksakan kegiatan mandinya, tiba tiba ponselnya berbunyi sebagai tanda adanya panggilan telepon masuk.
"Ck, siapa si pagi-pagi gini telepon?!." Cibir Alishba yang kini sudah berada di depan pintu kamar mandi dan berjalan membalik arah menuju nakas di samping tempat tidurnya untuk menghampiri ponselnya dan melihat si penelepon.
"Lah gila aja ini anak!." Pekik Alishba pelan "Ngapain sepagi ini nelpon si!." Batin Alishba.
Alishba meraih ponselnya dan hendak menerima telepon namun panggilan nya keburu tidak terjawab, Alishba menghela nafas nya dan hendak meletakan kembali ponselnya, namun kini panggilan yang ke dua telah masuk. Alishba langsung mengangkatnya dan langsung bertanya tanpa sapaan hallo.
"Ngapain si pagi-pagi gini nelpon! Gak ada kerjaan lo!." Cibir Alishba yang langsung to the point.
"Eh buset dah, selow dong mba selow, galak amat si." Sahut di sebrang sana.
"Mau ngapain?!." Jawab Alishba dengan nada ketus.
"Lo kesekolah bareng gue ya hari ini, pliss!." Pinta manusia di sebrang sana.
"Gak! Gue di anterin pak Didit !." Alishba langsung menyahut mantap.
"Bodo amat Lish, lo berangkat bareng gue pokonya! Gak ada penolakan!" Sahut kekeh di sebrang sana.
"Apasi! Ko lo jadi maksa!." Kesal Alishba.
"Pokonya gue kerumah lo buat jemput titik!." Ujar di sebrang sana.
"Gak ma.... Tut... Tut... Tut... "Belum sempat Alishba menyahut telpon nya sudah di tutup sepihak.
"Dih gila apa nih anak!" Gerutu Alishba dan kemudian langsung beranjak pergi ke kamar mandi.
Alishba sudah rapih dengan seragamnya, ia kini sedang duduk di depan cermin menyisir rambut hitam panjang nya. Ia tidak mengikat rambutnya sebab masih sedikit basah.
Ia beranjak berjalan ke arah meja belajarnya, memilih beberapa buku sesuai jadwal yang tertera dan memasukan nya ke dalam tas.
"Semangat!." Ucapnya pada sosok yang ada di dalam cermin, ya siapa lagi kalau bukan pantulan dirinya, ya Alsihba memang sudah biasa seperti itu menyemangati dirinya sendiri setiap pagi.
Ia melirik jam "Bentaran ah mau maen sosmed dulu." Pikirnya setelah melihat jam yang baru menunjukan pukul 6:5 menit.
Baru saja Alishba mendudukan tubuhnya di kursi belajar, tiba tiba suara mbak Mimin terdengar memanggil.
"Neng Zanitha, neng sudah rapih, ada yang nunggu di depan neng." Panggil Mbak Mimin.
Alishba langsung membulatkan matanya mendengar suara mbak Mimin, bukan karena suaranya sih tapi karena mbak Mimin mengucapkan kalimat 'ada yang nunggu di depan' Alishba langsung teringat pada percakapannya dengan seseorang sebelum mandi tadi. Kemudian ia berlari menuju pintu dan langsung memanggil mbak Mimin yang baru saja berjalan beberapa langkah dari kamar Alishba.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT FEELING (On Going)
Novela JuvenilKetika rasa nyaman hadir karena sebuah perhatian. "Kenapa lo kayak gini ke gue?" - Alishba "Gue rasa lo tau apa sebabnya." - Nazriel "Riel... " - Alishba "....." -? Gak terlalu sulit, hanya saja perasaan mereka yang membuatnya rumit. . . . # 1...