Part 7

222 34 29
                                    

Hari ini jam pelajaran pertama dan kedua kosong, sebuah karunia dari Tuhan yang patut disyukuri termasuk Toru dan kawan-kawan. Itu berarti mereka punya waktu tambahan untuk latihan sebelum tampil di acara olahraga 2 hari yang akan datang. Keseringan latihan bukan berarti persiapan mereka belum cukup matang, tapi karena mereka suka sekali menghabiskan waktu di ruang musik dan bermain dengan alat-alat yang ada di sana.

Performa ONE OK ROCK saat di atas panggung tidak perlu diragukan lagi, semua orang nampaknya tahu dengan band rock sekolahan ini. Bahkan beberapa siswa mulai menganggap mereka sebagai artis, tapi ketika mereka ditanya perihal hal itu, mereka akan dengan senang hati menjawab. "Bukan, kami hanya band sekolahan. Kalau dikatakan artis, rasanya masih jauh. Kami masih perlu banyak belajar."

Begitu kira-kira yang akan dikatakan oleh Taka, sang vokalis yang terkenal banyak bacot dan yang paling sering berbicara untuk bandnya. Berbicara tentang Taka, dia sedang sibuk bermain dengan Ryota dan siswa yang ada di kelasnya ketika Toru tiba-tiba muncul di pintu kelas XI 3. Pemuda itu hendak memanggil vokalis dan bassisnya untuk latihan.

"Taka! Ryota!" seru Toru dari luar.

Namun nampaknya Taka dan Ryota tidak mendengar seruan tersebut. Ia hendak kembali memanggil dan seorang siswa yang tidak sengaja melihat Toru, mengerti dengan kedatangan pemuda tersebut. Ia langsung menyenggol lengan Taka dan mengucapkan: "Taka, kau dipanggil Toru!"

Sontak Taka mengehentikan kegiatannya dan melihat ke luar, sang leader sedang berdiri sambil menggerakkan tangannya seperti sedang bermain gitar. Taka langsung mengerti, ia kemudian menoleh ke arah Ryota yang ternyata menyadari keberadaan Toru.

"Guys, aku dan Ryota pergi dulu!" seru Taka yang dibalas oleh kata "iya" dan "okey" dari teman-temannya.

Taka dan Ryota memisahkan diri dari gerombolan tadi menuju Toru yang nampaknya sedang mencari sesuatu, Taka yang selalu mengerti gerak-gerik Toru menarik senyum di wajahnya.

"Dia sedang pergi bersama Risa," ucap Taka seakan-akan mengerti maksud dari gerak-gerik Toru tersebut.

"Apa maksudmu, Mori-chan?" tanya Ryota bingung. Ia melirik ke arah Toru dan Taka secara bergantian.

Sedangkan Toru menampilkan ekspresi kaget, bisa-bisanya pemuda pendek ini tahu apa yang sedang ia pikirkan. Toru kemudian sadar, terlalu seringnya mereka bersama tentu membuat Taka mengerti dari setiap gelagatnya.

"Kau tahu siswi bernama Izumi yang sekelas dengan kita?" tanya Taka dengan ekspresi sok tahu dan menyelidiknya itu. "Dia pacar Toru," tambah Taka yang membuat Ryota berseru kaget.

"APA?!"

"Benarkan Tor?" tanya Taka melirik ke arah Toru yang memasang ekspesi datar dan sudah capek dengan mulut Taka yang tidak bisa dijaga itu.

"Terserah kau saja lah. Ayo kita harus ke kelas Tomoya, semoga saja dia tidak sibuk."

"Kan Ryota, Toru saja bilang iya."

Benar-benar pemuda ini, dimana bagian Toru mengucapkan kata 'iya'. Atau mungkin saja maksud dari kata 'terserah' adalah 'iya'? Entahlah, kita tidak tahu maksud Toru yang sebenarnya.

"Kau jangan main-main Tak, Toru tidak pernah dekat dengan perempuan."

"Sudahlah kalian, katanya mau latihan." Toru kembali mengingatkan.

Mereka pun berbalik dan alangkah kagetnya mereka berdua ketika mendapati Izumi dan Risa sedang berdiri di sana, lebih tepatnya sudah berdiri beberapa menit yang lalu itu berarti mereka berdua tidak sengaja mendengar apa yang Taka dan kawan-kawan bicarakan.

Toru kaget mendapati Izumi berdiri di belakangnya, ia harus menahan malu karena ucapan Taka yang tidak bisa disaring. Ia mulai berpikir bagaimana caranya bisa mengobrol dan meminta maaf kepada Izumi saat pulang atau sekarang saja minta maafnya? Taka lebih kaget lagi karena itu berarti ia harus berurusan dengan Risa. Sedangkan Ryota, ia sama sekali tidak mengerti apa-apa.

"Izumi..."

"Mati aku!"

Taka langsung menarik tangan Toru dan Ryota untuk menemaninya kabur sebelum ia dan dua temannya itu jadi bahan kekerasan Risa. Risa berteriak menyerukan nama Taka sedangkan Izumi masih terpaku pada Toru yang ditarik menjauh darinya, ia bahkan bisa mendengar suara Toru mengucapkan "Temui aku saat pulang sekolah!"

"Benar-benar kurcaci itu!" Risa sudah naik pitam, ia hendak mengejar Taka sebelum Izumi menarik lengannya lebih dulu.

"Sudahlah Ris, tidak apa-apa."

"Tapi dia menuduhmu sebagai pacar Toru."

"Bukankah Taka memang seperti itu, katamu."

"Iya juga sih, tapi aku tidak terima."

"Kalaupun kau mengejarnya sudah tidak ada waktu lagi, pasti dia sudah sembunyi dan itu akan membuang-buang waktu dan tenagamu."

"Ya, kau betul."

"Ya sudah ayo!"

"Tapi aku akan menghajarnya sebentar saat jam ketiga."

"Iya-iya, kau bisa mengahajarnya sepuasmu."



***
A.n: Makasih untk kalian yg udah luangin waktu untuk baca ceritaku, semoga chapter ini bisa menghibur kalian ^^

Skinny Love | Toru ONE OK ROCK [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang