Part 8

148 34 7
                                    

Izumi tidak yakin dengan apa yang diucapkan Toru tadi pagi namun ia tetap berdiri menunggu Toru di samping gerbang sekolah. Dan sesuai dengan apa yang diucapkan Risa tadi pagi, ia benar-benar menghajar Taka saat jam makan siang. Bukan suatu hal yang parah, ia hanya memukul kepala pemuda itu seperti yang biasa ia lakukan. Risa juga memaksa agar Taka meminta maaf pada Izumi, dia melakukannya namun Izumi yakin pemuda itu akan melakukan kesalahan yang sama.

Sudah setengah jam ia menunggu namun pemuda bermata sayu itu tak kunjung datang. "Sepertinya aku salah dengar," batin Izumi berucap.

Perempuan bersurai coklat itupun memutuskan untuk meninggalkan tempat itu. Ia kembali melewati jalur yang sama, tepat setelah satu meter Izumi melangkah ia mendengar seseorang memanggil namanya, ia menoleh dan mendapati Toru berlari ke arahnya. Rambut gelapnya bergerak kesana kemari terkena angin sangking kencangnya ia berlari dan berakhir dengan dirinya yang kesusahan untuk berhenti sampai Izumi harus menahannya.

Izumi bahkan tidak sadar melakukan hal itu.

"Astaga Toru pelan-pelan."

Toru berdiri setengah membungkuk, berusaha mengatur nafasnya yang tak beraturan. Izumi bahkan bisa mendengar nafas Toru, ia mulai khawatir pemuda yang ada di depannya ini akan kehabisan oksigen.

"Ma-maaf, hahh hahh, akuh-aku khirahh..."

"Tenanglah, tarik nafas dulu."

Kali ini Toru tidak bersuara kecuali suara nafasnya yang terdengar, ia berusaha bernafas dengan normal. Beberapa menit kemudian akhirnya ia bisa bernafas seperti biasa. "Maaf, aku kira kau tidak mendengar ucapanku tadi pagi dan tadi aku sempat kelupaan sesuatu jadi harus kembali ke kelas," jelas Toru.

"Tidak apa-apa. Jadi kau ingin berbicara apa?"

"Perihal tadi pagi, aku minta maaf atas ucapan Taka yang lagi-lagi tidak bisa ia saring."

"Ohh, bukan masalah."

Izumi mulai melangkahkan kakinya diikuti oleh Toru yang berada di samping. "Anak itu memang selalu begitu, aku bahkan tidak tahu lagi bagaimana caranya agar ia bisa diam sebentar saja."

Izumi tertawa mendengar ucapan Toru, "Sepertinya susah yah punya teman sejenis Taka."

"Ya begitulah," jawab Toru sambil melirik ke arah Izumi dengan sudut matanya.

Sore ini, sama seperti biasa, Izumi nampak cantik di mata Toru. Meskipun ikatan rambutnya sedikit berantakan dan nampak beberapa helai rambut yang Izumi selipkan di belakang telinga karena menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah. Toru bahkan bisa membayangkan ketika gadis bersurai cokelat itu menggaruk kepalanya bingung ketika ia tidak mengerti sesuatu saat belajar.

Tiba-tiba Izumi menoleh ke arah Toru, sontak pemuda itu mengalihkan pandangannya ke depan.

"Sepertinya aku tahu bagaimana cara agar Taka tetap diam," ucap Izumi yang tidak sadar jika beberapa detik yang lalu Toru tersenyum saat memerhatikan dirinya dari samping.

"Apa?" tanya Toru sambil kembali menoleh ke arah Izumi.

"Kita bawa Risa di dekatnya," ucap Izumi lalu kembali menoleh ke depan, ia lalu berkata lagi. "Aku yakin Taka akan diam dan menutup mulutnya." Kemudian Izumi tertawa rendah.

Toru tidak bisa menahan senyumnya ketika melihat Izumi tertawa. "Kau benar!"

***

Toru, Taka, Ryota, dan Tomoya sedang bersantai di balkon rumah Taka. Minuman kaleng dan beberapa makanan ringan terhidangkan di atas meja kecil yang berada tepat di tengah-tengah mereka. Toru sedang sibuk menghisap rokoknya ketika suara Ryota mengalihkan perhatiannya dari langit malam ini.

"Toru, kau benar pacaran dengan Izumi?"

"Hah?! Kau masih percaya saja dengan ucapan Taka."

"Bukan karena Taka, tapi karena beberapa siswa lain yang melihat kau sedang jalan bersama dengan Izumi beberapa hari belakangan ini. Jadi aku pikir, kami pikir kalian... berpacaran."

Toru lantas melirik ke arah Taka yang sedang menikmati pocky rasa stroberinya, "Apa?" tanya Taka dengan ekspresi bingung ketika menyadari tatapan selidik dari Toru.

Pemuda yang ditanya itu hanya menggeleng. "Memang beberapa hari ini aku sering pulang bersama dengan Izumi." Toru menghisap batang rokoknya untuk terakhir kali lalu mematikannya.

"Tuhkan!"

"Taka diamlah!" seru Tomoya.

"Apa kau?!" seru Taka sambil menunjuk Tomoya dengan stick pockynya, melihat itu lantas Tomoya menggingit stick pocky itu dan membuat Taka berseru heboh.

"Hey! Kenapa kau memakan pocky ku?!"

"Kau sendiri yang menunjukkannya padaku."

"Hey kalian berdua tenanglah, kita sedang membicarakan hubungan Toru dengan Izumi." Ryota kembali bersuara mengingatkan dua temannya yang selalu keluar dari topik pembahasan dan memulai pertengkaran.

"Tidak apa-apa, Ryota."

"Maafkan aku Toru-san," ucap Taka dan Tomoya hampir bersamaan. Lagi-lagi mereka saling melirik dengan tatapan ingin saling memukul, namun Ryota muncul untuk mengembalikan topik pembicaraan.

"Jadi bagaimana?"

"Bagaimana apanya?"

"Ya hubunganmu dengan Izumi?" tanya Tomoya.

"Kami hanya berteman," jawab Toru.

"Kau yakin?" kali ini Taka yang bertanya. Ia melirik leadernya dengan tatapan selidik lalu kembali memakan stick pocky terakhirnya.

Toru menyadari perbedaan aura di antara mereka berempat, tumben sekali ketiga temannya itu membahas perihal perempuan apalagi ini berhubungan dengan dirinya, biasanya yang paling sering berbicaa tentang perempuan itu Taka. "Kalian ini kenapa sih? Bahas yang lain sajalah."

"Rasanya aneh saja melihat kau berinteraksi dengan perempuan," ucap Ryota

"Betul, apalagi saat kelas satu kemarin, kami semua menjodohkanmu dengan Kak Yumi tapi kau malah biasa-biasa saja," ucap Tomoya.

"Aku bahkan mengira kalau kau..." ucap Taka.

"Homo?"

Sontak ketiga temannya mengangguk dengan sedikit ragu.

"Syukur aku masih normal, teman-teman."

"Ini berarti kau benar-benar pacaran dengan Izumi kan?" lagi-lagi Taka dengan segala pikiran pendek dan mulut ceplas-ceplosnya. Toru hanya memutar bola matanya dengan malas.

Ryota kembali meminum colanya dan Tomoya membuka bungkusan pocky. Rasanya sudah lelah menanggapi Taka yang makin hari makin susah dikontrol.

Skinny Love | Toru ONE OK ROCK [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang