M e m o r y🍀

2.2K 167 26
                                    

Semilir angin malam di balkon kamar hotel lantai 12 yang menerpa kulit, seolah tak membuat saraf kulitku bereaksi terhadap dingin yang menyapa, hanya terbesit rasa tenang dan nyaman yang membuatku enggan beranjak dari sini.

Kecepatan dan Dingin nya angin malam seolah menuntunku menyelami lautan kenangan setahun yang lalu.

Di mana aku baru bertemu dengan mereka, yang langsung di beri sambutan dan salam perkenalan yang hangat dari semua pihak. Belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, bahkan terus belajar menguatkan hati dan mental menghadapi semua perbedaan dan menguatkan pondasi iman.

Awalnya semua perjuang ku menjadi manager mereka Mungkin terasa berat, tapi melihat mereka ber-7 juga yang terus berusaha berjuang menjadi yang terbaik. Mencoba mempertahankan kejayaan yang setengah mati mereka bangun, di mulai dari dasar piramida kehidupan dan sekarang tengah menduduki puncaknya. Hatiku terbuka melihat semua kenyataan perjuangan kehidupan yang tersuguh di depan mata, mengapa aku tidak bisa seperti mereka? Terus berjuang,apapun rintangan,cercaan dan hinaan. Lakukanlah selama itu tidak membuat orang lain merugi, Kenapa tidak?

Mengingat perjuangan mereka selama 3 fase album bersamaku membuat senyuman terukir di wajahku,sambil terus melihat pemandangan malam kota brazil dari balkon hotel,di temani secangkir hot chocolate green tea waktu yang terlewati selama ini sama manisnya dengan minuman di tangan kananku ini, meskipun acap kali sedikit rasa pahit karena campuran teh yang membuatku mengingat pula hal hal pahit yang telah berlalu,hal pahit yang kami alami, tidak kami tunjukan di depan dunia memang karena kami punya tameng.

Yaitu senyuman para pasukan anti peluru,tingkah laku mereka yang mengundang sebuah lengkungan bibir ataupun gelak tawa. Meskipun hal itu juga adalah sebuah peralihan fikiran dari berbagai macam hal kurang meng enak kan yang mereka dapatkan. Mengingat hal tersebut membuat saraf sensorik ku bekerja pada tangan kiri ku yang berpegangan pada pagar balkon dan merematnya, meskipun aku tau tak akan berpengaruh apapun pada pagar tersebut, hanya rasa panas pada telapak tangan kiri dan warna merah saja yang tertinggal. Setidaknya amarahku bisa tertahan.

Hingga suara khas bangun tidur Hyu jin mengalihkan perhatianku dari kerlap kerlipnya lampu yang menghiasi malam kota brazil.
"Hye,apa kau belum tidur?" Katanya sambil beranjak dari ranjang dan mengucek mata kirinya. Aku pun beranjak dari balkon dan kembali menutup pintu kaca yang membatasi ruangan dengan balkon, sepertinya Hyu ji sedikit kedinginan. Aku pun berjalan ke arahnya dan menyimpan cangkir di meja. "Iya ji, aku belum tidur. Setelah solat tarawih aku ke balkon melihat pemandangan, lalu kenapa kau bangun? Apa kau kedinginan karena pintunya aku biarkan terbuka?" Jawabku sambil memposisikan diri di pinggiran ranjang.

Ia menggeleng sebagai jawaban, "Lalu kenapa?" Tanyaku lagi.

"Aku khawatir pada jimin hye, apa dia sudah tidur sekarang? Baru kali ini aku melihat dia begitu emosional dan kesakitan,aku tak tega melihatnya hye." Jelas hyu ji

Aku pun tersenyum mendengar penuturannya, lalu ikut berbaring di samping hyu ji "Dia sudah bisa istirahat sekarang hyu, setelah solat aku sempat melihatnya, hanya namjoon dan yoongi yang belum tidur, mereka tengah berbincang. Sebaiknya kita juga istirahat, kau lupa besok kita terbang ke london."

Hyu ji pun mengangguk lalu mencari posisi nyaman untuk kembali terlelap,meski ketika aku perhatikan matanya terpejam namun kadang tercipta kerutan kerutan di keningngnya ketika tidur, terlihat seperti sedang risau.

Saat hari ke-2 konser di brazil kondisi Jimin memang kurang baik, Tenggorokan nya sakit, meskipun bernyanyi di note rendah. Dan puncaknya ketika di lagu The turth untold di mana Jimin harusnya menyanyikah lagu dengan high note, dia begitu kesakitan kemudian di ganti oleh jungkook. Sebenarnya saat itu pula Jimin sedang berusaha menahan diri agar tidak menangis karena sakit dan menangis karena kecewa pada dirinya sendiri.

The New Muslim Manager || BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang