4

2K 150 24
                                    

Kantin sangat ramai, dan tiga gadis yang baru berkenalan itu telah menemukan tempat duduk mereka.

"Oi, Hinata chan bawa bento juga?" Tanya Tenten ketika melihat Hinata yang membuka kotak makannya. Hinata mengangguk dan tersenyum malu.

"Ayo kita berphoto." Seru Tenten diangguki oleh Naruto yang baru datang membawa tiga buah milkshake, dibagikannya minuman itu pada gadis berkepang dua dan gadis Hyuga.

Ketiga gadis itupun mulai berphoto, memakai kamera hp milik Tenten yang dibawa oleh Naruto. Pose paling imut dan tentunya sangat aneh bagi murid murid lain, Hinata yang terkenal pemalu dan tak memiliki temanpun juga berpose tak kalah heboh. 'Mareka teman pertamaku.' Batinnya dengan senyum tulus.

────────────────────

"Cupu!"

Tenten dan Naruto mendongak, menatap gadis berkacamata didepannya, akan tetapi kacamata yang dipakai gadis didepannya itu sangat modis dibandingkan dengan kacamata yang mereka pakai.

"Karin." Mata Naruto dan Tenten melebar, mereka tak salah mengenali gadis bersurai merah didepannya ini bukan. Masih dengan posisi berdiri, Karin menatap tiga gadis didepannya dengan bengis.

"Kami memang cupu oba san." Kening Karin berkedut kesal mendengar olokan wanita bersurai hitam sebahu didepannya.

"Duduklah dan yoshhh....berbagi bento dattebayou." Hinata dan Karin tersenyum tipis, gadis bersurai merah itu mendudukkan diri dan membuka bentonya. Murid murid menatap Karin aneh, pasalnya, gadis bermarga Uzumaki yang sangat Introvert menurut mereka kini bisa bersosialisasi.

────────────────────

Dilain tempat, empat orang manusia tengah berdiskusi.

"Kutitahkan kalian berdua untuk mengawasi putri Naruto dan putri Tenten di Tokyo!" Ujar wanita paruh baya bersurai merah panjang pada dua remaja wanita didepannya.

"Menguntitlah disekolah mereka tanpa sepengetahuan pihak dalam dattebane." Lanjut Kushina berapi api.

"Kami siap untuk errrr menguntit? Yang mulia." Jawab kedua gadis didepannya kompak.

"Haruno Sakura dan Sabaku no Temari, siang nanti kalian akan diantar yamato ke Tokyo dan besok kalian akan mulai bertugas." Ujar permaisuri Mito menjelaskan. Dua remaja didepannya mengangguk.

"Kalian bisa mempersiapkan diri kalian masing masing," Ucap Mito lalu Sakura dan Temari berojigi, pamit undur diri.

.
.
.

"Tenang saja permaisuri, bukankah imouto kita juga bersekolah disana dengan merahasiakan umurnya yang hampir kepala tiga itu, untuk menghindari perjodohan." Mito mendengkus mendengar ucapan adik pertamanya.

"Benar tapi sepertinya aku akan memberikan waktu tambahan tiga tahun lagi untuk Karin, tentu saja untuk melindungi keponakan keponakannya itu Kushi! Ahaha..." Wanita bersurai merah dengan dua cepolan rambut berujar diakhiri dengan kekehan karena sang adik menatapnya dengan sengit.

"Lagi pula pria yang dijodohkan dengan karin itu menetap di Tokyo, jadi kita tak perlu khawatir lagi kushi chan." Lanjutnya riang. Seakan tersadar sesuatu Kushina tertawa kencang.

"Kau benar nee san."

────────────────────

Empat orang murid yang tengah memakan bento mereka dengan tenang dan hening. "Hinata sama," Gadis yang merasa terpanggil itu mendongak melihat wajah kakak sepupunya dengan kening berkerut.

"Hyakk.....sadako!" Naruto memekik pelan, Tenten merasa terkejut lalu melempar garpu yang dipakainya tepat mengenai kepala pria disamping Hinata.

"Baka!" Karin meringis melihat wajah seram yang dikeluarkan Neji.

"Nani? Siapa yang kau panggil Sadako CUPU." Neji menatap dua gadis cupu didepannya dengan intimidasi. "Ne neji nii san, gomennasai. Mereka sangat bersemangat, bukan begitu Na--,"

"Apa kau Sadako!" Naruto mendesis. Neji yang mulai terpancing emosi memilih untuk bersabar dulu, ia pasti akan balas dendam pada gadis CUPU itu. "Hn. Hinata sama, ayo kita pergi dari sini."

"Gomenne Naru chan, Tenten chan, Karin senpai."

Kemudian Hinata membawa kotak bento dan memilih untuk pergi mengikuti kakak sepupunya daripada membuat keributan. Tiga gadis yang berada disana mengendikkan bahu cuek, menghabiskan bento mereka masing masing, sedikit mengerti bahwa kakak dari Hinata itu mengidap brother complex dan mereka memakluminya.

────────────────────

"Uchiha san." Sasuke melirik anak baru disamping mejanya. "Daisuki." Sasuke mendengus, melihat wajah Naruto intens. Sebuah seringai muncul diwajah albastarnya. "Maukah kau menjadi pacarku Uchiha kun?" Tanya Naruto tanpa menyadari sebuah seringai diwajah Sasuke. Dan lihat, siswa siswi yang melihat kejadian itu mencibir Naruto terang terangan. "Baik, kita kencan." Jawaban Sasuke membuat teman teman yang melihatnya melongo.  Yang benar saja!

















Tebeche
─────────
minal aidin wal faidzin ya reader san. //plakkk wkwkwk //telat










Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang