Di sekolah, seperti biasa Tenten dan Naruto pergi bersama. Mereka menyapa tuan Jiraiya dan membawakannya bento, sesampainya dikelas Tenten langsung mendudukkan diri disamping Hinata begitupula Naruto yang duduk bersebelahan dengan Kiba.
Setidaknya hari mereka akan damai jika salah satu fangirls Sasuke yang tidak menyukai Naruto tidak dengan begitu entengnya memancing amarah bungsu Senju tersebut. Tayuya, nama gadis itu! Dia dengan besarnya nyali melabrak Naruto, menghujaninya dengan umpatan umpatan kasar.
"J*l*ng murahan, berani beraninya kau menyatakan cintamu kepada Sasuke kun!" Teriak Tayuya keras seraya menampar pipi Naruto. Semua orang shock, dan kemudian tamparan lebih keras mendarat di pipi Tayuya hingga sudut mulut gadis berbandana itu mengeluarkan darah segar.
Plaaakkkk
"Kau menyakiti sepupuku brengs*k!" Umpat Tenten selaku penampar . Gadis berkacamata itu menjambak rambut merah Tayuya dan menariknya hingga beberapa helai rambutnya tercabut.
Sedangkan dipojok kelas Sasuke menatap keributan itu dengan raut bosan, sedikit mengerjap ketika ia kaget mengetahui betapa pemarahnya sepupu 'pacarnya'. Dia tak berniat membantu sedikitpun. Lagipula dia memang berniat untuk memutuskan Naruto dengan sepihak dan hal itu dipermudah dengan salah satu fansnya yaitu sang kakak kelas 'Tayuya'.
.
.
.
"Yukiko san, ada keributan apa disana?" Karin bertanya pada salah satu teman sekelasnya, dia sungguh penasaran dengan keributan yang berada di kelas 10 itu. Teman sekelasnya itu berlari larian di koridor sekolah termasuk Yukiko sendiri dan hal itu membuat Karin mengernyit bingung.
"Coba lihat ini!" Yukiko memperlihatkan vidio berdurasi kurang dari tiga puluh detik yang memuat vidio ketika Naruto ditampar oleh Tayuya. Dan Yukiko berani bertaruh jika wajah Karin saat ini memerah semerah surai miliknya.
"Siapa gadis itu!"
"Dia Kazuki tayuya, dari kelas 11- 3!"
Kemudian dengan tangan terkepal Karin berlari kencang menuju tempat keributan itu terjadi. Ia berjanji akan membalaskan sakit yang ditorehkan gadis Kazuki itu pada keponakannya berkali kali lipat jauh lebih menyakitkan hingga dengan sepatah katapun dia tak lagi melawan, ya dia berjanji!
.
.
.
"Hiks hiks hiks..." Di dalam ruang kepala sekolah Tenten menangis dipelukan Naruto. Sedangkan Tayuya dan Karin kini berhadapan dengan Iruka umino, kepala sekolah Tokyo high school.
"Umino sama! Saya tidak bersalah, j*l*ng itu yang memulainya!" Karin berdecak, menatap Tayuya yang berlinangan air mata buaya guna meluluhkan hati sang kepala sekolah.
"Dasar pembohong! Maaf pak dia dulu yang mulai! Berikan keadilannya!" Adik dari ratu Konoha itu menginterupsi. Menatap pria berusia empat puluh lima tahun itu tajam.
"Eh."
Iruka memijit kepalanya yang berdenyut pusing. Kedua murid didepannya ini sangat lah merepotkannya dan hei! Iruka meringis melihat tatapan tajam milik Karin.
Braaakkkkk
"SKORS DIA! KAMI MEMILIKI BUKTINYA!" Suara dorongan pintu dengan dilanjutkan oleh lengkingan keras suara milik Temari. Gadis berusia 25 tahun itu melangkah menuju tempat Karin bersama Tayuya berada disusul oleh Sakura yang menggandeng tangan Hinata.
"Hyuuga sama katakanlah!" Sakura menepuk pelan punggung Hinata lalu menatap manik lavender itu penuh harap.
"Ya Kazuki san yang memulainya." Ujar Hinata membela.
"Kami juga memiliki rekaman Cctv dimana Kazuki san membully murid murid yang lain."
Iruka menatap Tayuya dengan serius.
"Itu tidak benar pak!" Terlalu cepat dan beberapa saat kemudian Tayuya harus menahan diri agar tidak menangis kencang akibat hukuman skors 2 minggu miliknya.
.
.
.
Selama beberapa hari ini Temari dan Sakura sudah resmi diangkat menjadi guru oleh pihak sekolah. Dan juga setelah kejadian yang menimpa Tayuya, banyak para fangirls Sasuke yang menaruh dendam pada Naruto. Mereka dengan terang terangan mencibir bungsu Namikaze lalu berusaha untuk mencelakainya. Untung Hinata dan Tenten selalu bersamanya lagipula 2 ibu guru baru itu juga sering menempel pada kelompok Tenten.
Hingga kejadian lain menimpa pada Naruto. Dia diputuskan secara sepihak oleh Sasuke bahkan tanpa menjelaskan apa kesalahannya lalu dengan enteng meninggalkannya tanpa berbalik lagi menatapnya.
.
.
.
Dan kejadian tersebut sudah hampir tiga tahun berlalu, Tenten kini semakin dekat dengan Neji atau Neji sendiri yang selama ini mencoba mendekatinya karena kesalahan fatal Karin dulu hingga Neji tau identitas asli dua gadis tersebut. Neji kini sudah menjadi mahasiswa semester 4 akhir . Karin kini sudah berkeluarga dengan seorang pengusaha bernama Hozuki Suigetsu! Hanya beberapa orang saja yang tau termasuk keluarganya dan Karin tengah mengandung, umurnya masih 4 bulan.
Sakura sekarang sudah bertunangan dengan Akasuna Sasori, pemilik cafe tempat Tenten dan Naruto dulu bekerja, wanita itu masih bekerja sebagai guru di Tokyo high school. Temari sendiri memilih untuk hengkang menjadi seorang guru dan memilih bekerja di toko bunga 'YM florist' disana jugalah dia sering bertemu dengan Sai mantan muridnya sekaligus pacar dari anak pemilik toko bunga Ym florist 'Ino' dan salah satunya juga adalah ia juga bertemu dengan pria tunggal Nara yang tanpa sepengetahuannya kini memiliki rasa kepadanya.
Hinata kini juga sudah memiliki rasa percaya dirinya dan mulai berani tampil di depan umum. Kiba, pria itu masih menyimpan rasa cintanya pada putri sulung tuan Hiashi .
Tuan Jiraiya yang sudah terungkap identitasnya itu sebenarnya adalah guru dari Namikaze Minato yang tak lain adalah penasehat kerajaan Konoha.
Sasuke sendiri tetap menjadi pribadi dingin dan pendiam setelah ia memutuskan Natuto dulu hingga sekarang. Naruto sendiri baik baik saja dan mungkin sedikit kecewa pada Sasuke, itu dulu dan sekarang dia sudah bangkit
Tiga tahun hampir berlalu, dan tahun ini adalah semester akhir pejuang kelas 12 untuk segera menamatkan jenjang pendidikannya untuk segera mengikuti atau melanjutkan studynya ke jenjang universitas.
Tebeche? Satu chap lagi end ya...
Ada masukan? :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen
FanfictionNamikaze Uzumaki Naruto dan Senju Uzumaki Tenten, dua sepupu yang bertempat tinggal di desa tersembunyi Konoha. ketika mereka menginjak umur 16 tahun, mereka akan dikirim ke pusat kota untuk belajar dan bekerja mandiri. Sikap mereka yang 'kampungan...