1.Brinata Mentari

79 12 3
                                    

"Mentari itu hangat. Memberikan kehangatan dan juga warna cerah di kehidupan."

———

     Gadis itu menatap pantulan dirinya di cermin besar dalam kamarnya. Senyumnya terukir, memperlihatkan lesung pipi di kedua pipinya. Sekarang, dia sudah lengkap dengan seragam putih abu-abu nya beserta sepatu Nike hitam yang melekat indah di kakinya. Mata bulat dan bola mata coklat serta bulu mata lentik menambah daya tarik untuk gadis itu. Bibir mungil, beserta rambut pendek sebahu,dan juga putih membuat penampilannya semakin perfeck.

     Dia Brinata Mentari. Hari ini adalah hari pertamanya menjadi siswi baru SMA Tribumi, setelah seminggu melaksanakan Masa Orientasi Siswa(MOS).

     Setelah merasa penampilannya sudah lengkap, Mentari segera keluar dari kamar menuju lantai bawah. Senyumnya terukir saat melihat Papa dan Mamanya sudah berada di meja makan.

     "Pagi Ma! Pagi Pa!"-sapa Mentari dengan ceria.

     "Pagi sayang!"-jawab kedua orangtua nya dengan senyum di kedua wajahnya.

     Brian Albert, Ayahnya Mentari adalah  seorang Karyawan di sebuah perusahan besar di Sumut. Sedangkan Cintya Ningsih, Mamanya Mentari memiliki salah satu butik sederhana. Mereka punya dua anak, Reyhan Maulana dan Brinata Mentari. Mentari terpaut umur tiga tahun dengan Rey. Rey yang sekarang kuliah di Ilmu Teknologi Bandung (ITB), sedangkan Mentari baru masuk kelas satu SMA.

     "Gimana sekolah kamu dek? Udah dapat teman baru?"-tanya Brian saat Mentari telah duduk di meja makan.

     "Temen baru mah banyak pa, tapi mentari cuma deket sama sela."-jawab Mentari sambil memakan nasi goreng yang di sajikan mamanya.

     "Sela? Temen SMP kamu tar?"-tanya Cintya mengingat nama temen dekat Mentari saat SMP.

     Mentari mengangguk di tengah acara makannya. Sekarang sudah jam 06.45, dan sekolahnya masuk jam 7.30, berarti ia punya waktu 45 menit lagi. Sedangkan waktu yang harus di tempuh dari rumah ke sekolah hanya butuh waktu 20 menit, itu juga kalau macet.

     "Jadi, temen dari SMP kamu juga ada yang masuk situ?"-tanya Cintya lagi.

     "Iya ma, sebagian. Tapi lebih banyak masuk SMA Prapel sih,"-jawab Mentari menyebut sekolah yang juga merupakan sekolah terkenal di Sumut.

     "Udah ya pa,ma, mentari berangkat dulu."-pamit Mentari saat nasi goreng dan susu coklat panas nya telah masuk ke dalam perut nya.

     Dia mencium tangan Papa dan Mamanya, lalu keluar dari rumah sederhana milik keluarganya.

     Senyum Mentari terukir indah saat menyambut sinar pagi, "Morning world!hopefully happiness comes to you all"-ucap Mentari dalam hati lalu masuk kedalam mobil merah-nya.

———

     Seperti yang di perkirakan, Mentari sampai di sekolahnya 20 menit. Jalanan di Sumut memang sangat macet. Apa lagi sekarang adalaha hari senin, jam kerja ditambah jam anak sekolah membuat jalanan di penuhi dengan kendaraan.

     Dengan perasan sedikit gugup, Mentari turun dari mobil-nya. Disana sudah banyak siswa/siswi yang berada di parkiran. Mau bagaimana pun hari ini adalah hari pertama sekolah bagi anak kelas X, yang dimana sudah ada anak kelas XI dan XII.

Bintang MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang