6.Mulai Di Labrak

31 12 10
                                    

"Itu semua karena lo udah berani pacaran sama pentolan pribumi."

M.A

———

     "Bucil lo! Terobsesi banget sama bintang."-terdengar nada sinis dari Taufan.

     Angel tersenyum mendendengar nada sinis yang di keluarkan Taufan. Dia tertawa meremehkan kepada Taufan, sebelum kalimat yang ia lontarkan membuat Bintang kaget.

     "Terus, waktu dulu lo ngejar-ngejar gue namanya apa? Bukan budak cinta?"

     "Uhuk-uhuk,"- Bintang tersedak saat meminum jus jeruk diatas mejanya. Taufan mengejar Angel? Kapan? Kenapa dia baru tau bahwa sahabatnya itu pernah mengejar gadis yang malah mengemis cinta padanya?

     "Kenapa Bintang sayang? Kamu baru tau, kalau sahabat kamu ini pernah ngejar-ngejar aku?"-tanya Angel dengan suara di lembut-lembutkan.

     Sementara Bayu dan Leon hanya menanggapi seadannya. Karena keduanya memang sudah tau lama, tentang perasaan Taufan terhadap Angel.

     "DIEM LO, NGEL!"-bentak Taufan dan berdiri dari duduknya. "Asal lo tau, gue nyesel pernah cinta sama lo. Bahkan, gue gak sudi deket dengan cewek kayak lo!"-imbuh Taufan menatap Angel dengan tajam.

     Suasana di kantin semakin riuh menyaksikan perdebatan yang terjadi di meja Bintang. Beberapa orang sama dengan Bintang, kaget saat mendengar Taufan pernah mengemis cinta kepada Angel. Dan yang lainnya hanya menanggapi bahwa itu wajar, karena Angel memang cantik dan pasti banyak yang menyukai.

     "Apa lo bilang? nyesel?"-tanya Angel dengan tertawa. "Nyesel karena pada akhirnya gue tolak? Makanya mikir! Lo itu bukan level gue."-bentak Angel dengan kasar.

     "HENTIKAN, ANGEL ARYAMEKA!"-bentak Bintang. Lelaki itu kesel mendengar Angel yang terus menghina sahabatnya. "Lo gak ada hak buat menghina teman gue."-tajam Bintang.

     "Dan satu lagi, berhenti ngejar-ngejar gue! Gue gak sudi di kejar sama cewek kayak lo."-tambah Bintang dengan berdesis. "Inget, gue udah punya pacar."-Bintang menekan kata pacar.

     "Tapi gue cinta banget sama lo."

     "Cinta? Makan tuh cinta!"-ucap Bintang tajam.

     Setelah itu, Bintang meninggalkan kantin di ikuti ketiga sahabatnya. Dia merasa muak menghadapi sikap batu Angel. Perempuan itu begitu antusias untuk mendapatkannya.

     "Lo utang cerita sama gue."-ucap Bintang menatap tajam ke arah Taufan.

     Ketiga temannya menatap heran ke arah Bintang, tumben peduli itu yang ada di pikiran ketiganya. Maksudnya bukan Bintang tidak peduli kepada sahabat-sahabatnya, tapi Bintang itu tipikal orang bodoamat jika menurutnya tidak lah penting.

     "Biasa aja lo pada ngelihatnya."-ucap Bintang yang melihat ketiga sahabatnya menatapnya. Lalu lelaki itu pergi meninggalkan ketiga temannya yang masih bengong di tempatnya.

———

     Di lain tempat, Mentari mendapat tatapan tajam dari siswi-siswi saat memasuki kantin. Semua siswi seangkatannya, memperlihatkan tatapan tak suka kearahnya.

     Mentari tau, ini semua pasti karena Bintang. Bintang yang membawanya ke dalam bencana ini. Seharusnya, jika lelaki itu ingin marah padanya karena ucapannya senin pagi itu, dia tidak perlu mengakui dirinya sebagai pacar.

     Brakk

     Baru saja Mentari dan Sela selesai memesan makanan dan duduk di salah satu meja kantin, tiba-tiba dua orang siswi datang ke tempatnya dan mengebrak meja yang keduanya duduki.

Bintang MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang