1. Universe

8 0 0
                                    

Sinar sang surya menerobos masuk melalui celah jendela. Burung-burung berkicau ria, menandakan pagi telah menyapa.

Seorang gadis mengerjap, menyesuaikan cahaya yang berlomba-lomba masuk ke bola matanya. Mata tajam itu terbuka. Melihat pemandangan sekeliling yang sama seperti biasanya. Tidak berubah barang sedikitpun.

Beranjak menuju jendela adalah kebiasaan paginya. Dengan satu kalimat yang selalu ia gumamkan.

"Hhh .. Pagi yang baru, di hari yang baru."

Berfikir semua akan baik-baik saja. Tidak ingin membebani dirinya sendiri dengan hal-hal yang menurutnya tidak penting.

Melangkahkan kedua kaki pucatnya kembali menuju kamar mandi hanya untuk sekedar mencuci muka dan menggosok gigi agar terlihat lebih baik daripada saat ia baru terbangun tadi.

"Pagi! Gimana kabarmu?"
Seruan yang muncul tiba-tiba, namun tidak bisa membuat gadis tersebut terkejut.

"Kabar apa?"

"Keadaanmu sekarang."

"Kau berharap yang seperti apa?", jawab gadis tersebut yang terkesan dingin. Bermaksud mengatakan bahwa tidak ada yang berubah. Semua tetap sama.

"Oh. Um.. Oke, I know."

Selesai dengan rutinitasnya, gadis tersebut kembali bertanya.

"Dimana Gekko?", melirik sekilas melalui cermin di depannya.

"Oh! Dia sudah bangun. Sedang melakukan rutinitas yang biasa kau ajarkan padanya. Memangnya kenapa? Kau mau menyuruhku untuk memanggilnya?"

"Tidak. Nanti saja, kalau sarapan sudah siap.", berlalu meninggalkan kamar mandi untuk mengganti pakaian dan bersiap menuju dapur.

"Ckckck~ kebiasaan.", jalan menembus tembok menuju kamar Gekko.

.

Semua masakan sudah selesai dan tersedia di atas meja. Tinggal menunggu adik kesayangannya turun untuk menyantap hidangan bersama.

"Panggilkan Gekko. Sarapan sudah siap.", batinnya berbicara.

Tak lama kemudian terdengar gemuruh langkah kaki menuruni tangga. Terlihat di sana bocah laki-laki berlari dari atas menuju ke arahnya.

"Huft~ haa.. huft~ Pagi kak!", sapa bocah yang biasa di panggil Gekko tersebut.

"Kebiasaan. Makanannya gak akan habis kalau gak kamu yang makan semuanya.", balas sang kakak tajam.

"Hehe maaf.", nyengir lebar.

Meskipun mereka berdua adalah saudara sedarah, tapi sifat dan sikap mereka berbanding terbalik. Si kakak yang terkesan dingin, datar, irit berbicara dan tegas, sangat berbeda dengan sang adik yang terkesan lebih ceria, aktif, agak jahil dan sedikit lebih banyak berbicara.

Tetapi jika ada salah satu dari mereka yang tersakiti, mereka akan cenderung memiliki sikap yang sama. Menjadi seseorang yang mengerikan, pemarah, bahkan tidak akan segan-segan memberi pelajaran kepada orang yang telah berani menyakiti salah satu di antara mereka.

Intinya, meskipun sikap mereka berbeda jauh, tetapi mereka saling menjaga dan menyayangi satu sama lain.

Selain itu, mereka juga memiliki kesamaan yang lain. Mereka mampu berkomunikasi dengan sesuatu yang di anggap oleh sebagian orang adalah omong kosong belaka. Iya, mereka bisa berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata.

Bukan hal aneh lagi bagi mereka jika di rumah mereka tidak hanya mereka berdua saja yang menghuni. Salah satunya sosok yang tadi menyapa gadis tersebut, berkomunikasi lewat batin dan kemudian memanggil Gekko untuk turun ke lantai bawah.

Namanya Loana. Sesosok gadis berdarah Eropa yang menghuni di rumah tersebut sejak kedua kakak beradik itu masih belum ada. Bahkan sampai sekarang, kedua orang tua kakak beradik itu meninggal, dia masih setia menemani mereka berdua.

"Kakak, mana penutup matamu?", tanya sang adik sambil melahap daging sapi sudah di potong kecil-kecil.

"Kenapa?", berhenti mengunyah.

"Tidak. Hanya saja, tidak biasanya kakak melupakannya.", agak sedikit segan untuk menanyakan hal yang sedikit sensitive bagi sang kakak.

"Ada di atas. Habiskan dulu makananmu.", lanjut mengunyah.

"Oh. Baik kak. Huft~", menghela nafas pelan. Takut jika pertanyaannya akan menyinggung sang kakak. Menggeleng pelan, daripada kakaknya berubah pikiran dan menguarkan aura yang tidak nyaman, lebih baik dia melanjutkan makannya yang tertunda.

Suasana ruangan kembali tenang. Hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang bertemu dengan piring.

_______________________________

_Jndn_

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'AMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang