Sichuan, China
12 April 2009." Ayo jalan lagi "
Ini sudah setengah jam, aku dan Juzhe Gege mendaki gunung Emei ini. Gunung yang tertinggi di China yang ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO tahun 1996. Sebagai informasi saja, pembangunan kuil Buddha pertama di Tiongkok dibangun dia atas puncak gunung Emei ini pada abad 1 masehi dan tujuanku adalah untuk belajar Kungfu.
Juzhe Gege mengajak ku untuk menguasai beladiri itu. Sebenarnya aku tidak tertarik sama sekali, namun karena aku bertekad agar dapat menjadi lebih kuat. Maka disinilah aku, berada di depan pintu gerbang pelatihan Kungfu yang dibangun di puncak tertinggi gunung ini yang tingginya mencapai 3079mdpl. Aku mempelajarinya di sekolah, jadi aku cukup tahu tentang gunung Emei ini.
Jangan tanyakan Juzhe Gege, di umurnya yang masih 5 tahun dia sudah berlatih kungfu. Ia sangat suka dengan Bruce Lee, Jackie Chan dan lainnya. Ia suka dengan ilmu beladiri, dibandingkan diriku yang lebih suka bernyanyi, menggambar, menari juga memasak.
Perasaan ragu menyelimutiku. Aku ragu, aku tidak bisa lulus dari perguruan ini. Aku ragu, takut juga penasaran. Aku menatap seorang lelaki dengan jubah khas Shaolin yang saat ini sedang menyapa Juzhe Gege dengan panggilan 'senior'.
" Senior Shao, Ni Hao? ada apa senior datang kemari? merindukan tempat ini? "
" Itu salah satunya. Namun itu bukan tujuan utamaku yang sebenarnya "
" Lalu? "
" Aku ingin mendaftarkan adikku ini kesini " sadar aku diperbincangkan , aku mulai memberi hormat kepada orang itu, memperkenalkan diriku.
" Ni Hao, Wo Shi Shao Juzhe De Didi, Wo Jiao Shao Lizhe " ku bungkukkan badanku 90 derajat dengan tangan tanganku yang terkepal dan tangan kiriku yang terbuka menempel ke kepalan tangan kananku.
" Wah.. Penerus? Aku jadi penasaran dengan adikmu ini , Senior Shao. Perkenalkan, Namaku Shu Zhaoyun dan Gegemu ini adalah seniorku " Diapun ikut membungkukkan badannya, melakukan apa yang ku lakukan tadi. Sudah menjadi keharusan bagi pelajar disini agar tetap memberikan hormat kepada siapapun itu. Aku sedikit banyaknya tahu tentang tempat ini, karena Juzhe Gege selalu menceritakannya kepada Mama dan Papa saat kami sedang berkumpul.
" Aku harap dia bisa belajar dengan baik disini. Aku harus menemui Master Lee "
" Dia sedang berada di dalam kuil, bermeditasi. Silahkan masuk, senior Shao. Tunggulah sebentar, sembari melihat-lihat kembali tempat ini, aku akan memberitahukan kepada senior Shao jika Master Lee sudah selesai bermeditasi "
" Baiklah kalau begitu, Zhaoyun "
" Ikuti Gege, Gege akan mengajakmu berkeliling " Aku pun hanya menganggukkan kepalaku, sambil mengikutinya dari belakang.
" Jalanlah disampingku " Aku tetap menurutinya, berjalan sejajar dengannya. Perbandingan tinggi badan kami tidak terlalu mencolok, karena aku cukup tinggi,hampir mengimbangi Juzhe Gege. Juzhe Gege memiliki watak, sifat dan wajah menyerupai Papa. Seseorang yang amat bijaksana, pendiam namun sayang juga peduli kepada keluarganya, walaupun sikap cueknya itu selalu membuat Mama dan aku geram.
" Berapa tinggi badanmu? "
" Hm? 178 cm "
" Kau sudah besar ternyata, tidak terasa kau sudah hampir mengimbangiku. Masih sangat kuingat, kau menangis karena aku lebih tinggi darimu dan meminta Mama membuatkan susu 3 kali sehari. hhmm.. Tidak sia-sia juga "
" Hei... itu dulu, Ge " Aku tidak ingin mengakui fakta itu, memalukan sekali.
" Apa kau masih menjadikanku sebagai panutanmu? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
Fanfiction" You are the 'cause of my euphoria." Bxb alert!!! Ranked: #184 kookmin #5 euphoria #184 jikook #1 ill #47 past #6 present #43 hope #674 life #584 namjoon #695 yoongi Ps: Cerita ini agak membingungkan. mungkin. karna saya pakai present and past...