Visit (2)

26 2 0
                                    

Seoul, Korea Selatan
26 Maret 2016

" Sudah.. Jangan menangis lagi, Ayi juga ikut menangis karenamu" Rumah ini sudah dibanjiri banyak air mata. Aku tidak tahu harus sampai kapan mereka bersedih. Yah.. Walaupun memang aku juga merasakan hal yang sama dan ingin menangis juga. Tapi, lihatlah kenyataan Zhehao kembali dan tidak akan pernah pergi lagi. Ya, aku yang akan menjaganya.

"Hiks.. Ayi.. Zhehao hiks.. Sangat merindukan Ayi" Aku tidak tega mengganggu acara pelukan mereka berdua. Mama dan Zhehao, mereka berdua saling merindukan. Namun, jam menunjukkan pukul 12 siang, sudah harusnya makan siang.

"Sudah Ma, Zhehao.. Ini sudah jam 12 siang. Kalian sedari tadi pagi menangis terus. Kalian tidak lelah? Hm? Ayo, kita pergi makan dahulu. Aku tidak ingin kalian sakit  ya?"

"Hikss.. Iya benar. Zhehao, ayo kita makan siang" Zhehao menganggukkan kepalanya. Hah.. Sangat menggemaskan. Tapi, ku tahan diriku untuk tidak langsung mencubit dan mencium pipinya. Mama akan menjadikanku Bebek Peking, jika itu terjadi.

"Baiklah, kita akan makan dimana? Lizhe, kamu tahu tempat makan yang enak di sini kan?" Aku mengangguk,

"Iya, Pa. Lizhe tahu Restoran China yang enak di dekat sini"

"Yasudah ayo" Juzhe Gege langsung menyambar kunci mobil Pak Lee yang ku letakkan di atas meja tamu yang berada di depanku. Sudah seharusnya Juzhe Gege yang berkendara karena aku ingin berdua—maksudku bertiga bersama Mama dan juga Zhehao. Hehehe...

Kami semua beranjak menuju mobil yang terparkir di depan rumahku.

"Selamat siang, Tuan dan Nyonya Shao" Itu Pak Lee. Tumben sekali, biasanya di jam segini ia tidak pernah keluar dari rumahnya dan yang lebih mengejutkannya lagi, dia berbahasa mandarin?!

"Oh? Selamat siang. Anda siapa?" Aku menunjukkan diriku yang berada di belakang Mama dan Zhehao, mereka masih saja berpelukan membuatku iri saja. 

"Pak Lee?" Aku memanggilnya ragu. Dia menatapku sambil tersenyum—menyombongkan diri. Dia pasti sengaja belajar bahasa Mamdarin karena dia tahu bahwa keluargaku akan datang berkunjung.

Aku memutar kedua bola mataku, "Astaga, Pak Lee. Anda sungguh fasih dalam berbahasa Mandarin ternyata. Aku baru tahu. Website yang mana? Harga kamusnya berapa Pak Lee?"

Oho.. Lihat, dia mendelik kesal hahaha... Aku hanya tertawa karena itu sangat lucu.
"Tidak perlu sampai seperti itu. Aku sudah lumayan mengerti dengan bahasa Korea dengan adanya Orangtuaku, itu akan membuatku mengasah ilmu berbahasaku. Pakai saja bahasa Korea"

"Ya! Kau ini benar-benar anak yang tidak sopan kepada Orang yang sudah tua ini. Baiklah, lagipula aku juga ingin mempelajari bahasa mandarin"

"Ingin les Private? Tapi tidak gratis hahaha"

"Huh Dasar"

Sfx: Pukk..

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" Aku hampir lupa, "Pa, ini Pak Lee. Dia pemilik rumah yang kutempati saat ini dan mobil yang kita pakai itu juga miliknya, aku meminjamnya"

"Oh.. Apa kabar, Pak Lee?" Ku lihat Pak Lee menggaruk-garukkan kepalanya yang sepertinya tidak gatal. "Papa bertanya bagaimana kabar Pak Lee?"

"Oh.. Sangat baik. Kalian ingin pergi kemana?"

"Kami ingin ke restoran China disana. Kami belum makan siang"

"Ohh.. Yasudah Lizhe kalau begitu. Kalian pergilah makan"

"Pak Lee tidak makan?"

"Aku baru saja selesai makan. Sudah pergi sana"

" Baiklah, nanti akan saya kembalikan mobil nya"

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang