Min Yoongi

31 1 0
                                    

Seoul, Korea Selatan
27 Maret 2016

Alarm ku berbunyi, aku menaikkan badanku sedikit untuk mematikannya. Hah.. Sial, aku tidak bisa tertidur semalam hingga jam 4 pagi akibatnya rasa pusing yang teramat sakit ku rasakan pagi ini.

Aku kembali membaringkan tubuhku, aku tidak tenang, Mereka berdua berada disini dan dekat dengan Zhehao. Aku tidak tahu apakah mereka menyadari Zhehao ada di sini selama ini atau tidak.

Aku membalik badanku menghadap ke samping, Zhehao masih tertidur. Dari dulu dia memang sulit untuk bangun di pagi hari. Sudah sangat lama aku tidak memperhatikannya tidur seperti ini.

Sudah menjadi kebiasaanku sejak dulu untuk memperhatikan wajah tidurnya terlebih dahulu sebelum membangunkannya.

Aku heran, dia cantik dan tampan secara bersamaan. Dia juga manis dan imut. Dia seperti malaikat yang turun dari langit.

Aku merapikan sedikit rambut yang memgenai matanya. Pipinya sudah tidak segembung dulu, apa dia melakukan diet? Apa dia tidak makan selama pelatihan? Latihan untuk menjadi trainee pasti sangat melelahkan.

Aku mencium wangi masakan Mama, sudah seharusnya aku membangunkannya. Tapi aku tidak tega. Dia pasti lelah. Lebih baik aku mandi terlebih dahulu.

-----------

" Zhehao? Ayo bangun. Ini sudah pagi"  ku lihat ia menggeliat merasa terganggu—masih sama seperti dulu.

"Hei, bayi kecil ayo bangun"

"Em.. Ge?" aku mencubit pelan hidung kecilnya. "Sudah saatnya bangun, tidak malu dengan Mama dan yang lainnya?" dengan cepat Ia langsung duduk.

"Akh.. Pusing"

"Makanya jangan seperti itu. Pelan-pelan saja" aku memberikannya segelas air yang memang ku sediakan di atas nakas—kebiasaannya setelah bangun pasti Zhehao akan minum air putih.

"Apa sudah lebih baik?" Ia hanya menganggukkan kepalanya, mungkin pusingnya masih terasa tapi tidak separah tadi.

"Baiklah, segeralah mandi. Gege akan membantu Mama di dapur" Aku mengusakkan rambutnya yang halus dan pergi menuju dapur.

"Mama, Zhao Sang Hao. Papa dan Juzhe Gege belum bangun?"

"Zhao Sang Hao, Lizhe-a. Sudah, mereka sedang mandi. Zhehao sudah bangun?"

"Sudah, sekarang sedang mandi. Apa yang Mama masak?"

"Hanya bubur Ayam dan kamu selama ini tidak berbelanja ya? Makan dimana setiap harinya?" aku menggarukkan kepalaku yang tidak gatal sama sekali.

"Lagipula, aku hanya tinggal sendirian di sini . Jadi aku tidak harus belanja, kan?"

"Tapi tidak baik jika harus makan di luar setiap harinya atau carilah pendamping yang baik dan bisa memasak untukmu" aku hanya tersenyum.

"Baiklah, Ma. Aku juga ingin mencari tahu apakah Zhehao bisa memasak atau tidak" Mama langsung berbalik menghadapku setelah ia mematikan kompornya.

"Jika saja Zhehao itu anakku, aku tidak akan membiarkan anakku yang manis itu menjadi pasanganmu"

"Kenapa seperti itu? Aku tampan, baik, punya pekerjaan, punya rumah. Apa yang kurang dariku?" Mama mendekat ke arahku dan memukul kepalaku dengan cukup kuat. Aku meringis, kekuatan Mama benar-benar tidak ada tandingannya.

"Kamu itu pemalas. Belanja saja tidak mau"

"Ma, aku selalu membersihkan rumah ini sendiri, jadi aku bukan pemalas. Hanya tidak berbelanja bukan berarti aku malas, Ma"  jika berbicara mengenai Zhehao saja, dia langsung seperti ini. Sebenarnya aku anaknya atau bukan sih?

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang