Seperti biasa Steve tidur dengan memeluk Clara, hal itu memang menjadi candu baginya. Clara bangun dari tidurnya karena ada yang menimpa perutnya "Ihh Steve, turunin tangan kamu! Berat nih" Rengek Clara sambil berusaha menurunkan tangan kekar Steve.
"Aku sama kamu tuh tua aku, panggil Kak Steve!" Perintah Steve yang masih dengan mata tertutup, Clara berdecak kesal karena tangan suaminya tak kunjung turun dari perutnya "Tch, iya iya. Turunin nih tangan!" Clara sangat geram dengan Steve yang sudah membuat moodnya buruk. Akhirnya Steve menurunkan tangannya dari perut Clara, kemudian ia pergi ke kamar mandi dan siap – siap bekerja.
"Kak Steve cepetan! Panggilan alam nih" Teriak Clara sambil menggedor – gedor pintu kamar mandi.
"Cepetan dong!"
"Anjir udah diujung"
"Cepetan keluar, atau aku dobrak pintunya" Ujar Clara sok kuat. Selang beberapa detik kemudian, Steve keluar dari kamar mandi dalam keadaan Shirtless. Otomatis Clara menutup kedua matanya dengan tangan "Astaga mataku udah ngga suci lagi, punya otot jangan besar – besar napa sih?" Steve lagi – lagi tersenyum dengan tingkah konyol istrinya, padahal Clara sudah pernah melihat Steve tanpa pakaian walaupun itu dalam keadaan mabuk. Dengan cepat Clara memasuki kamar mandi dan menyelesaikan panggilan alamnya.
_o0o_
Clara berinisiatif pergi ke dapur untuk memasakkan sesuatu untuk suaminya, sampai di dapur ternyata sudah ada pembantu yang memasak.
"Bi, saya bantu ya" Tawar Clara
"Ngga usah Non, Non Clara istirahat aja kan lagi hamil"
Tetapi Clara tetap teguh dengan pendiriannya, ia tetap ingin membantu Bibi memasak "Loh jangan Non, nanti saya dimarahin Tuan" Sang Bibi sangat terlihat ketakutan. Clara tersenyum untuk menenangkan wanita paruh baya tersebut "Kalo Kak Steve marahin Bibi, dia juga bakal kena marah saya. Jadi Bibi tenang aja ya, biar saya bantu. Lagian ngga ada kerjaan, bosen kalo ngga ngapa – ngapin" Pembantu itupun bernapas lega mendengar penjelasan Clara.
"Tuan Steve itu beruntung banget ya punya istri kaya Non Clara, udah cantik, baik lagi" Puji Pembantu itu di sela – sela kegiatan memasaknya, Clara tersenyum manis dan berterima kasih atas pujian yang diberikan Pembantu tersebut.
Ternyata dari kejauhan Steve melihat apa yang dilakukan istrinya, ia tak henti – hentinya tersenyum. Steve menghampiri Clara ke dapur "Loh Kak! Sarapan dulu gih" Clara menyajikan makanan yang dibuatnya di meja makan. Steve pun duduk dan menikmati makanan yang dimasak istrinya. Clara juga ikut makan bersama Steve.
"Mulai besok kamu bakalan Home Schooling" Ujar Steve sambil menyantap makanan.
"Gurunya laki apa perempuan?"
Mendengar pertanyaan tersebut, Steve langsung menatap istrinya "Pasti perempuan lah". Clara tau bahwa suaminya itu sedang cemburu, ia mencoba menggodanya "Yaah... aku pengennya sih laki – laki, apalagi kalo ganteng kan bisa buat cuci mata" Steve menatap tajam kearah Clara "Jangan macam – macam" Tegas Steve, sedangkan Clara berusaha menahat tawanya.
"Kamu cemburu ya?" Steve salah tingkah karena godaan Clara "Enggah mungkinlah" Sebenarnya Steve cemburu tetapi ia gengsi mengatakannya pada Clara. "Kalo engga, kenapa kamu kayak gitu" Clara sangat suka menggoda suaminya ini "Iya aku cemburu! Puas?" Steve bangkit dari kursinya lalu mengambil jas kerjanya, Clara merasa menang karena Steve mau jujur kepadanya.
"Aku berangkat dulu" Pamit Steve yang beberapa saat kemudian hilang dari pandangan Clara.
_o0o_
Saat ini Clara bingung apa yang harus ia lakukan, dirinya sangatlah bosan. Semua pekerjaan rumah sudah diselesaikan oleh pelayan. Akhirnya Clara memutuskan untuk pergi ke taman belakang. Banyak tanaman dan bunga – bunga cantik yang tumbuh di taman itu, memang sangat memanjakan mata. Clara duduk di gazebo yang berada disana, ia sangat ingin seklai menonton film disana tetapi dirinya lelah jika harus naik lagi ke kamarnya. Untung saja ada seorang pelayan laki – laki paruh baya yang lewat "Permisi pak, saya bisa minta tolong ngga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mommy
RomansaPertemuan yang terjadi di waktu yang tidak tepat antara gadis SMA dan seorang Billionaire membuat suatu petaka untuk mereka. Mereka berusaha menerima satu sama lain walaupun keadaan tidak mendukung. Akankan mereka bisa hidup bahagia bersama?