3

152 40 1
                                    

Silahkan tanya kepada pelajar di seluruh Indonesia, apa pelajaran favorit mereka. Aku jamin 99,999% akan menjawab ‘pelajaran kosong’. Kali ini entah apa alasan guru kami tidak masuk kelas dan mengajar seperti biasa, yang kami pedulikan hanya jajan ke kantin, menonton film, mengobrol, ataupun keluar kelas untuk berjalan modar-mandir di depan kelas orang yang kita suka.

“Han ikut gue yuk, gue mau ngelunasin janji gue ke lo” ajak Jeno tiba-tiba.

“Janji apa sih? Janji mau traktir gue ya? Ih kebetulan gue lagi pengen makan ketoprak yuk lah ke kantin” kataku lanjut berjalan mendahului Jeno.

“Heh salah jalan, kita ke ruang musik” kata Jeno membalik badanku.

“Mau ngapain sih?” protesku tidak suka, karena ruang music yang berada di ujung koridor adalah salah satu tempat yang ku hindari.

--

Sesampainya di ruang musik Jeno menyuruhku duduk dan ia pergi mengambil gitar.

“Kan waktu itu gue janji mau main gitar buat lo. Lagian kan lo gak bisa dateng ke pensi kemaren, jadi nih gue kasih perform live eksklusif. Lo mau lagu apa? Gue open request nih” tanyanya sambil menyetel gitar.

Aku sedikit terkejut karena ia mengingat omongannya waktu itu, ku kira dia hanya bercanda.

“Lagu apa aja gue dengerin kok Jen”
Jeno masih sibuk menyetel gitar hingga akhirnya mulai memetik senar.

When you were here before.
Couldn’t look you in the eye.
You’re just like an angel.
Your skin makes me cry.

Aku terdiam. Bukan. Bukan karena terpukau. Aku terdiam karena lagu yang dipilih Jeno.

You float like a feather.
In a beautiful world.
And I wish I was special.
You’re so very special.

Jeno masih terus melanjutkan nyanyiannya. Dan aku semakin tenggelam. Yang ku dengar bukan lagi suara berat milik Jeno melainkan suara husky milik seseorang.

Bertepatan dengan selesainnya lagu, saat itu pula aku kembali ke realita.

“Bagus Jen, ternyata lo bisa main gitar beneran ya” aku meledeknya sambil bertepuk tangan, mencoba mengalihkan pikiranku.

--

Jeno masih memetik gitarnya asal, menyanyikan lagu apapun yang terlitas di kepalanya. Dia memintaku untuk bernyanyi, tapi tidak, terima kasih banyak.

Bukannya jual mahal, suaraku juga tidak sebagus itu, tapi aku hanya bisa bernyanyi untuk satu orang.

"Mau lanjut kuliah kemana Han?" pertanyaan ini sudah sekian kali ku dengar.

"Pengen HI sih, lo jadinya ambil teknik sipil apa lingkungan Jen?" iya terakhir kali kami membicarakan soal kuliah Jeno masih bingung di antara dua jurusan itu

"Sipil deh kayaknya, Bang Ajun juga anak sipil tau Han"

"Enak dong bisa nanya-nanya langsung"

Aku sendiri meskipun sudah punya pilihan tetapi masih sedikit bingung mengenai jurusan tersebut.

"Gue baru inget Bang Mark tuh anak HI" tawar Jeno.

"Mark?" rasanya nama itu tidak asing.

"Iya drummer band gue"

"Ah dia.."

"Lo mau id nya dia? Biar bisa nanya-nanya" Jeno mengeluarkan ponselnya.

"Nggak enak Jen, masa nggak kenal langsung nanya, lewat chat pula" karena aku memang orang yang tidak begitu nyaman berkomunikasi via chat apalagi dengan orang yang tidak dekat denganku.

"Yaudah nanti gue kenalin langsung aja" tawar Jeno

"Thanks Jen"

--

Jeno
He bsk gue mau ke studio

Me
And then?

Jeno
Mau ikut ga?
Nanti gue kenalin ke yg lain

Me
Ga enak Jen
Nanti ngeganggu

Jeno
Nggak lah
Bang Ajun juga udah tau lo
Gimana?

Me
Okay

--

"Jen gue nggak jadi ikut deh ya" aku ragu karena disana ada orang baru dan aku punya masalah dengan itu. Aku takut tiba-tiba aku bertindak bodoh di depan mereka

"Lah kenapa sih? Udah ayo gapapa, mereka sans kok. Lagian kan kemaren gue udah nemenin lo, merelakan quality time gue bersama kucing gue, nah sekarang gantian lo nemenin gue"

"Dasar pamrih"

Iya kemarin aku meminta Jeno untuk menemaniku ke Pasar Senen karena ada buku yang harus kubeli. Orang tuaku tidak mengijinkanku pergi sendiri dan sebenarnya aku juga sedikit takut untuk pergi sendirian ke sana setelah beberapa cerita yang ku dengar sebelumnya, jadi lah aku meminta tolong Jeno untuk menemaniku.

Jika saja aku punya seseorang yang bisa menemaniku kemana saja tanpa aku harus merasa tidak enak karenanya, aku pasti tidak akan merepotkan Jeno.

Jika dan SeharusnyaWhere stories live. Discover now