9

89 15 2
                                    

Perpustakaan hari ini sedikit lebih ramai dari yang ku tahu. Tak apa selama mereka tidak berisik aku senang melihat perpustakaan ramai. Lagipula aku akan menyumbat telingaku dengan earphones. Aku lebih suka membaca ditemani musik, apa lagi jika lagu itu bisa mendukung cerita yang ku baca.

--

Keluar dari perpustakaan aku kembali ke stasiun untuk pergi ke destinasi selanjutnya, pasar Blok M. Aku berniat untuk membeli beberapa komik dan buku bekas.

Untuk beberapa hal, aku lebih suka membeli buku di sini dari pada di toko buku besar. Selain karena harga yang lebih murah, mereka juga memiliki stok buku lama yang sudah tidak ada di toko buku. Seperti kali ini aku mencari novel milik Esti Kinasih yang masih menggunakan sampul lama. Toko buku besar hanya menyediakan novel dengan desain sampul baru dan aku kurang menyukainya.

--

Setelah mendapatkan yang ku cari, aku kembali ke stasiun untuk pulang. Selama menunggu kereta aku membaca komik Paman Gober yang akhirnya ku baca lagi setelah komik yang dibeli ayah untukku sebagai hadiah kenaikan kelas 2 hilang entah kemana.

Membaca komik ini rasanya seperti menengok ke masa lalu. Ayah akan memarahiku karena aku membaca komik sambil tiduran dan seseorang akan diam-diam meminjam komik milikku dan tidak mengembalikannya dengan alasan lupa. Pernah satu kali aku tidak sengaja merobek selembar halaman komik One Piece miliknya, kemudian yang terjadi diluar dugaan. Ku kira ia akan memarahiku atau balas merobek komik Crayon Shinchan ku, namun ia malah menangis karena katanya di lembar yang kusobek terdapat hasil tangannya meniru gambar di komik tersebut.

Mengingat itu, aku tersenyum. Ku ulangi akhirnya aku kembali tersenyum. Aku sangat bangga terhadap diriku sendiri karena bisa membuat diriku kembali tersenyum. Aku bangga karena bisa kembali 'normal' tanpa bantuan orang lain. Menurutku ini adalah kemampuan yang perlu dimiliki setiap orang, karena bukan tidak mungkin kita akan benar-benar sendirian di kejatuhan kita.

Ah keretaku sudah memasuki peron. Kali ini kereta cukup padat. Aku mulai tidak nyaman dan memilih menyingkir untuk bersandar di sisi kereta. Dengan komik di tangan dan earphones di telinga, aku bisa saja tenggelam dalam duniaku sendiri, namun keberadaan seseorang di depanku berhasil membuatku menaikkan pandangan.

"Eh kamu lagi" kali ini dia yang menyapa duluan.

"Ah iya.." aku menutup komik dan melepas sebelah earphone.

"Sorry, kita udah beberapa kali ketemu tapi saya lupa-" ujarnya sedikit canggung.

Belum selesai dia berucap, aku memotong, "aku temannya Jeno kak."

"No, i mean your name. I want to know that" balas Kak Mark.

Iya laki-laki di depanku ini ternyata adalah Kak Mark. Dan sepertinya saat di peron tadi kami duduk tidak begitu jauh, tapi aku tidak menyadarinya. Sudah ku katakan aku bisa tenggelam dalam duniaku jika sudah diberi buku dan earphones.

"Namaku Hani kak." jawabku.

"Ok Hani i'll remember that. Anyway kayaknya di bangku peron tadi kita cuma di halangi satu orang nggak sih?"

Ah dia menyadari itu rupanya.

"Iya kayaknya" jawabku.

"Kamu dari Blok M? Beli buku?" tanya Kak Mark setelah melihat komik di tangan kanan dan plastik hitam di tangan kiriku.

"Iya, kakak juga?" aku balik bertanya karena melihat buku yang menyembul dari plastik hitam di tangan Kak Mark, sepertinya bahan bacaan kuliah.

Sambil mengangguk ia berkata "Buku-buku kuliah lebih murah di situ. Sekalian nyari komik juga, yang seriesnya komplit cuma di situ soalnya"

"Ngoleksi komik kak?"

"Ya begitu deh"

"Baca apa aja emang kak?"

Oke sepertinya komik akan menjadi topik obrolan seru vol.2 di antara kami.

"Standar anak cowok sih. Naruto, One Piece, Conan sama beberapa volume Doraemon. Kamu bacanya Paman Gober? Dia saudaranya Donald Duck yang kaya itu kan?"

Hahaha saudara katanya.

"Om nya Donald kak" kataku menahan tawa.

"Emang suka baca komik apa gimana?" dia melanjutkan obrolan.

"Waktu kecil latihan bacanya lewat komik, tapi yang aku ikutin cuma ini sama Shinchan. Bahkan aku belum baca semua yang kakak sebutin tadi."

"Masa sih? Kayaknya semua anak kecil yang baca komik pasti baca Doraemon deh" katanya entah survey dari mana itu.

"Lebih suka nonton kartunnya" aku menggeleng. "Sebenernya penasaran sih sama One Piece, tapi kayaknya aku udah ketinggalan terlalu jauh"

"Iya sih. But for your information, i am a good story teller, ya siapa tau kamu penasaran sama cerita besarnya"

"Thank you for your offer. I'll let you know if i'm curious." jawabku.

--

Seharusnya dari stasiun aku menggunakan bus untuk sampai ke rumah, namun Kak Mark menawarkanku tumpangan.

"Ya lagi pengen naik kereta aja" begitu jawabnya saat ku tanya kenapa dia repot-repot menitipkan mobilnya di parkiran stasiun.

"Turun dari bus kamu masih harus jalan lagi kan? Bareng aja, kamu bawa buku lumayan berat" katanya ketika aku menolak tawarannya.

Dan di sinilah aku sekarang. Duduk di jok penumpang mobil Kak Mark sambil sibuk mengingatkan diri untuk tidak melakukan hal-hal bodoh.

Jalanan sedikit macet dan sejauh ini Kak Mark sibuk menyetir sedangkan aku sibuk memperhatikan jalan raya. Belum ada yang memulai pembicaraan kali ini, aku sendiri sudah terlalu lelah untuk berbicara. Terima kasih kepada suara Chris Martin yang membuat suasana menjadi tidak begitu sunyi.

"Maaf ya nggak ngajak ngobrol, saya payah kalo soal itu" Kak Mark tiba-tiba bersuara.

"Eh gapapa kak. Nyetir kan butuh konsentrasi tinggi. Lagi pula aku juga begitu kok. No need to feel sorry"

"Nggak tau kenapa tapi kayaknya saya perlu bilang itu soalnya banyak yang salah paham mikir saya terlalu dingin atau bahkan mikir mereka ada masalah sama saya"

"Ah iya kak aku juga sering ada di posisi itu. Padahal aku diem karena ya emang pengen diem aja"

"And because sometimes we need to keep silent so we could hear things clearly right?"

Aku tidak pernah berpikir ke arah sana, tapi aku setuju dengannya. Kemudian Long Way Home milik 5SOS mulai memenuhi mobil Kak Mark.

So we're taking a long way home
Cause i don't wanna be
Wasting my time alone
I wanna get lost and drive forever with
We're talk about nothing yeah whatever baby
So we're taking a long way home
Tonight.

Jika dan SeharusnyaWhere stories live. Discover now