10

74 18 2
                                    

Berada di tingkat akhir memiliki beban tersendiri untukku. Berbagai tuntutan dan ekspektasi membebani pundakku. Ku kira penat itu akan berkurang setidaknya sedikit ketika aku sampai di rumah. Sayangnya beberapa hari belakangan rumah malah membuatku semakin tertekan. Ayah yang memiliki masalah di kantornya sedikit banyak mempengaruhi perilakunya di rumah. Ayah jadi lebih keras, baik itu terhadapku maupun mama.

Aku harus menjaga kewarasanku. Mungkin satu cup ice cream dapat membantu. Untungnya belum terlalu malam untukku berjalan sendirian ke minimarket yang berada di depan komplek. Selama itu aku berkali-kali menghela napas. Sebenarnya bukan hanya karbon dioksida yang ingin ku lepaskan, tapi juga semua hal yang membebaniku. Tetapi siapa yang mau mendengar keluhanku? bahkan aku sendiri menulikan telinga berpura-pura tidak mendengar semua berisik yang ada di kepalaku.

Beruntung minimarket cukup sepi, begitu pula meja dan kursi yang ada di bagian depan minimarket. Jadi aku memilih untuk menghabiskan cemilanku di sini, siapa tahu berisik tadi akan menguap begitu saja.

"Boleh duduk disini?" Kata seseorang di depanku.

"Eh boleh kak" ternyata itu Kak Mark.

"Pengen nanya kamu sendirian apa gimana tapi itu kedengeran bodoh banget" aku hanya tertawa mendengarnya.

"Tapi serius kamu sendirian ke sini malem-malem?" pada akhirnya ia bertanya juga.

"Belum terlalu malem kok. Lagian tadi aku ditemenin sama Mas Duta"

"Lagi di dalem orangnya?" Sepertinya Kak Mark tidak menangkap maksudku.

"Nggak, tadi ditemenin lewat sini" kataku sambil menunjuk earphones yang ada di meja.

"Hah? Oh lewat free call?" Oke dia benar-benar tidak menangkap leluconku.

"Nggak kak tadi aku jalan sambil dengerin lagu jadi nggak sepi-sepi banget"

"Sebentar. Oh maksudnya Mas Duta yang itu.. Wih Sheilagank juga nih" katanya sambil sibuk membuka cemilan yang dibelinya.

"Nggak mau ngaku-ngaku, tapi ya siapa sih yang nggak suka mereka."

Kembali lagi dalam obrolan seputar musik.

"Band legend sih ya. Suka lagu yang mana? Kalo jawab semuanya jajanan kamu saya ambil"

Kata Jeno, Kak Mark cenderung pendiam, tapi coba lihat ini, dia sudah berani mengancamku.

"Dan sih paling sering didenger. Yang lainnya mungkin Bila Kau Tak Di Sampingku sama Buat Aku Tersenyum. Kakak?"

"Terlalu Singkat" jawabnya

"Terlalu Singkat-nya So7 tuh kacau sih"

Melihat aku yang tidak bereaksi, dia melanjutkan "Eh kok diem? jawaban saya terlalu singkat ya? Tapi ya emang judulnya begitu"

Aku tidak tahu dia sedang mencoba melucu atau bagaimana. Tapi dari sekian banyak lagu Sheila On 7 kenapa harus itu yang dia sebutkan? Baru sebentar kami mengenal, namun aku sudah beberapa kali melihat kesamaan antara dirinya dan seseorang. Setelah ini apa lagi yang akan masuk ke dalam daftar kesamaan mereka?

"Kenapa suka lagu itu?" aku penasaran apa alasannya.

"Gimana ya.. Lagu itu tuh kayak lagi ngobral diri hahaha. Coba aja masa liriknya 'Hidup terlalu singkat, untuk kamu lewatkan tanpa mencoba cintaku.' Kan kesel banget dengernya. Emangnya kalo nggak nyoba kenapa sih? Gitu kan. Tapi saya lowkey iri sama rasa percaya dirinya lagu itu."

Bahkan alasan mereka pun tidak jauh berbeda.

"Perhatiin liriknya, 'Hidup terlalu singkat, untuk kamu lewatkan tanpa mencoba cintaku' Gila jantan banget gak tuh lirik? Cocok banget emang part itu buat dipake nembak cewek. Jadi si cewek dibikin mikir rugi banget kalo hidup bertahun-tahun tapi nggak pernah tau rasanya disayang sama gue."

Jika dan SeharusnyaWhere stories live. Discover now