Part 4

16.1K 389 12
                                    

WARNING

Ini adalah cerita pertama ku di wattpad so sebelum membaca cerita ini aku minta maaf jika ada hal yang kurang berkenan, menyinggung, dan membuat para readers kurang nyaman.

Cerita pertama ku ini Murni tanpa jiplakan, Plagiarisme ,dan Copy-Paste dari karya cerita pengarang lain walaupun mungkin banyak alur/tokoh cerita sama dengan karya-karya pengarang lain.

*****


ASYA POV

Siapa dia?

Sedari tadi aku hanya bergelut dengan pertanyaan-pertanyaan yang membawaku untuk terus memerhatikannya. Semua seperti permainan tebak-tebakan bagiku. Pertemuan tidak sengaja aku dan dia di atap sekolah, Bella yang datang kepadaku, Kedekatannya dengan Kak Darren, bahkan jantungku yang berpompa cepat tidak seperti biasanya.

"Sya!"

Suara Andra menyadarkan ku dari lamunanku. Aku berusaha menetralkan suasana hatiku yang bagiku kurang baik sekarang.

"Lo gapapa?"

Aku hanya senyum menjawab pertanyaan Andra. 

"Nah, nih makanan lo Asya."

Steffi, salah satu sahabat Andra yang satu meja makan dengan kami. Steffi membawakan minuman untukku dan untuk yang lainnya. Menurutku Steffi sangat baik dan memiliki kesan yang bagus di awal pertemuan kami sekarang.

"Thanks ya."

"Santai aja kali, lagian selain gue ada Andra dan juga Dean yang bisa lo andalin. Jangan segan-segan ya."

Steffi yang memiliki sifat humble dan humoris berbeda dengan aku yang sangat kaku di depan orang-orang yang baru aku kenal. Menurutku hanya kepada keluargaku saja untuk aku menjadi Asya yang childish dan cerewet.

Lagi-lagi mata kami bertemu. Aku dan lelaki yang duduk bersampingan dengan Kak Darren. Aku tahu namanya Raga tetapi apa yang salah denganku?

"Steffi."

Ragu-ragu aku untuk menanyakan hal ini tetapi aku yang sangat penasaran memutuskan untuk melawan gengsiku yang tinggi.

"Heum-"

Aku mengigit bibir bawahku pelan. Itu salah satu cara aku menetralkan kegugupanku.

"Chill aja kali Sya."

"Itu siapa?"

Aku yang duduk bersampingan dengan Steffi membuat kami bisa mengobrol lebih dekat. Untungnya aku bisa berbisik dengan Steffi dan tidak membuat Andra dan Dean yang dihadapan kami mendengar suaraku.

"Aresta."

Kata itu meluncur cepat dari bibir Steffi. Dimana pada saat itu juga Andra dan Dean menatap intens ke arahku.

"Aresta. Geng yang cukup ditakuti di sekolah ini. "

Aku mendengar suara helaan nafas Steffi yang terdengar jelas di telingaku seakan-akan Steffi memiliki sesuatu mengenai Aresta.

"Lo tahu yang pake hoodie hitam itu?"

"Dia Raga Geraldo Darmawangsa. Pemimpin Aresta sekaligus anak pemilik sekolah yang ditakuti sama anak SMA Pelita Harapan."

Suara ketawa kecil milik Dean membuat aku menoleh ke arahnya tapi ketawa Dean bukan definisi dari kelucuan bagiku melainkan ketawa sarkas yang dapat kutafsirkan.

"Raga bisa buat targetnya ga bakalan betah di sekolah ini dalam hitungan jari. Contohnya, Bisma sahabat gue"

"Waktu itu Bisma ga sengaja nendang bola waktu jam olahraga dan kebetulan emang kena kakak kelas yang paling sok berkuasa itu."

RAGASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang