Part 6

8.3K 195 0
                                    

SELAMAT MEMBACA ❤️❤️

WARNING

Ini adalah cerita pertama ku di wattpad so sebelum membaca cerita ini aku minta maaf jika ada hal yang kurang berkenan, menyinggung, dan membuat kamu kurang nyaman.

Cerita pertama ku ini Murni tanpa jiplakan, Plagiarisme, dan Copy-Paste dari karya cerita pengarang lain walaupun mungkin banyak alur/tokoh cerita sama dengan karya-karya pengarang lain.


Asya Pov

Hari ini tidak secerah biasanya. Aku melihat rintik hujan yang lebih memilih menyembunyikan matahari dibalik awan-awan mengkilat yang begitu betah di langit sana. Aku tidak melihat burung-burung terbang yang biasanya menghibur mataku ketika aku membuka jendela kamarku.

Papa dan mama masih dalam perjalanan kembali pulang dari Swedia maka dipastikan lagi-lagi hari ini aku menjalani hari minggu dengan Kak Darren yang sangat suka menjahiliku.

"Better, sore aja deh aku mandi."

"Lagian hemat air juga salah satu bentuk bakti anak terhadap oang tua kan?"

Aku yang hanya merapikan rambut ku di kaca rias lalu keluar kamar untuk membangunkan Kak Darren. Pasti Kak Darren masih tidur karena main PS tadi malam.

Ceklek

Aku yang terkejut seketika melihat teman-teman kakakku yang berada di kamar Kak Darren. Wajah polosku yang baru bangun tidur melihat para cogan menjadi satu ruangan di pagi hari kecuali Kak darren.

Mimpi apa aku semalam?

Aku melihat Kak Vyan yang sedang bermain gitar Gibson milik Kak Darren langsung menghentikan petikannya pada jarinya sedangkan Kak Leon yang sedang bermain PS dengan Kak Darren juga ikut terhenti karena melihat aku yang asal menyelonong masuk ke kamar Kak Darren. Mungkin mereka sama terkejutnya dengan aku.

Aku juga melihat Kak Aldo yang sedang bermain catur dengan-

Apakah dia akan menghindar lagi dariku?

Lebih baik aku yang langsung pergi dari hadapan Kak Raga. Aku melihat Kak Raga yang tidak berkedip melihat wajah bangun tidur ku yang sangat memalukan. Setidaknya jika aku tahu tadi ada mereka pasti aku akan mandi terlebih dahulu bahkan mencatok rambutku sebelum ke kamar Kak Darren.

Sayangnya aku tidak memiliki indra ketujuh ataupun kantong doraemon untuk melihat masa depan. rasanya aku ingin menghilang dari bumi ini!

Aku langsung berlari ke arah kamarku. Mengunci pintu seakan-akan aku sedang memergoki kasus pencurian dan takut dikejar-kejar oleh Si Maling. Jantung berdegup sangat cepat. 

Astaga masih pagi Asya!

Bahkan sekarang aku masih belum berani untuk keluar dari kamar. Aku yakin pasti Kak Darren akan memanggilku untuk sarapan. Kak Darren tidak tega pasti melihat aku belum sarapan, iya kan?

tok tok

Aku duga pasti itu Kak Darren. Syukurlah Kak Darren masih mengingatku sebagai adik tersayangnya.

RAGASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang