5. TERIKAT

3K 84 3
                                    

     "Saya terima Nikah dan Kawinnya Aisha Maulida BINTI Syaiful Rosadi dengan MasKawin dibayar Tunai" ucap seorang laki2 mengenakan atasan putih, dengan kain songket yang melilit pinggangnya sampai batas lutut, sungguh hari ini Roffal amat sangat tampan.

SAH !!!

Ada bulir bening menitik di mata Aisha, ayahnya hadir cuma 5 menit untuk menghadiri akad dirinya, sungguh tak berartinya diri ini bagi keluarganya.
Tiba saatnya dia dijemput oleh Zainaba, Zainaba sendiri amat sangat terpukau dengan kecantikan Aisha, ia yakin putranya nanti akan mencintai Aisha seperti Ia dan suaminya pertama kali bersua dengan Aisha.

Tangan Aisha dituntun oleh Zainaba untuk kemudian dipegang oleh Roffal dan diapsangkan cincin manis di jari manisnya dengan menunduk malu-malu tiba-tiba segaris senyum melengkung di bibir pink alami miliknya.

Setelah resepsi berlangsung, Pak Zubair dan istrinya langsung memboyong Roffal dan Aisha ke Rumah baru untuk mereka. Rumah indah dengan pagar depan menjulang tinggi, bagi Aisha rumah ini tetap seperti istana. Pak zubair mengantar masuk untuk  kemudian meninggalkan mereka berdua dirumah tersebut.

Hening ..

Tik tok tik tok

....

●●●

"NGAPAIN LOE KESINIIIIII!!!!!!" Bentak Roffal.

Aisha menunduk

" LOE TIDURNYA DEKET RUANG MAKAN SANA" masih dengan bentakan

Aisha menahan mendung di matanya.

Ia berbalik menuju kamarnya dibawah. Menyeret kopernya masuk dan menatanya di dalam kamar yang menurutnya indah itu..
Ranjang king size, Tv layar lebar, kamar mandi dan dia  kagum, terdapat mihrab yang teramat indah, hingga tiba-tiba dia menangis ingin mengadukan kelelahan hatinya pada Sang Khalik.

Kamar itu bernuansa Krem dan Maroon, dengan corak-corak indah di dinding, sungguh membuat hatinya nyaman. Dan untuk saat ini ia akan fokus pada hatinya sendiri. Ia kebingungan bersikap. Sungguh.

●●●

Jika pasangan pengantin baru di belahan bumi manapun akan melakukan malam pertama setelah pernikahan, tidak halnya dengan Roffal dan Aisha. Mereka berkecamuk dengan hati masing-masing, memendam  sesal dan merutuki takdir.
Roffal bertekad akan membuat Aisha tidak betah dengan dirinya, gadis itu tak lebih sampah bagi Roffal.
Ya sampah yang terbungkus keanggunan hijab lebar.

Bagaimana Aisha???

Dia sendiri bingung harus bagaimana, penglamannya amat minim, apalagi untuk melayani orang lain, ia takut tidak sesuai dengan apa yang diminta.

7 hari tanpa tegur sapa.

Rumah itu begitu dingin.

Pagi itu Roffal sudah bersiap akan berangkat berkerja, Roffal berkerja di kantor  Sang Ayah, kantor apa itu sehingga membuat Tuan Zubair sedemikian kaya? Mereka memiliki bisnis pertambangan Emas, Batu Bara, Minyak bumi juga bisnis di bidang Properti.
Roffal yang cerdas langsung mampu menguasai ketatnya persaingan pasar dunia, sungguh pencapaian yang luar biasa bukan.

Roffal duduk di meja makan, lalu makan sekenanya serta tak berniat melirik gadis 16 tahun yang kini jadi istrinya.
Hah Istri, membayangkan saja membuatnya darahnya kembali naik ke ubun-ubun.

"Biarkan saya membawakan Tas kerja anda, Mas". Ucap Aisha ragu.

"Hey hey siapa kamu??? Jangan sentuh barangku!! Asal kamu tau, aku menerima, aku diam bukan berarti menerimamu". Cecar Roffal.

"Saya tau, akan tetapi saya juga tak ingin mengecewakan Pak Zubair, itu sudah kewajiban saya,Mas". Jawab Aisha.

"HEY DENGAR WANITA BUSUK!!! AKU TAU NIATMU, AKU TAU KEBUSUKANMU, KAU BERSEMBUNYI DIBALIK JILBAB INI KAN". Bentak Roffal seraya menjambak kasar kerudung yang dikenakan Aisha.

Hati Aisha sakit, sudah pasti.

"BAGIKU KAU TAK LEBIH DARI SEORANG PELACUR YANG MERENGGUT KEBAHAGIAAN IRENE KEKASIHKU,  KENAPA SIH KAU TAK MATI SAJA?" cercaan nya bertambah kasar, sambil memperkuat tarikan pada hijab panjangnya.

Aisha mengaduh, hatinya benar-benar sudah teramat sakit saat ini.

Roffal melangkah pergi, memacu Jaguar kesayangannya tanpa menoleh pada Aisha yang berantakan hatinya.

Aisha berfikir jika dia memang hanya  menjadi benalu dalam kehidupan Pak Zubair.

Tanpa pikir panjang, aisha mengganti pakaiannya dengan yang serba hitam menjuntai.
Mukanya terlihat pucat serta matanya sembab, namun sungguh tak mengurangi kecantikan alami yang terpancar darinya.

Ketika akan membuka pintu rumah tersebut Pak Zubair dan Istrinya nampak terkejut.
Mereka tau apa yang akan dilakukan Aisha.

Kabur !!!!!!

"Tolong lepaskan saya, pak".

ISTRIKU SAYANG, ISTRIKU MALANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang