Prolog

1.3K 126 0
                                    


Hari ini, gue sekeluarga lagi kumpul di ruang makan.

Ya, kami menikmati sarapan pagi bersama sebelum ke dua orang tua gue pergi ke Aussie untuk masalah bisnis.

Gak lama kok mereka di sana. Kisaran hanya 2 tahun? Hmm maybe.

Mungkin kalian pikir 2 tahun itu waktu yang lama. Tapi menurut gue enggak.

Bahkan waktu gue SD, gue selalu ditinggal mereka. Bahkan hingga 4 tahun lamanya dan mereka melewatkan hari kelulusan SD gue. Bahkan kelulusan SD dan SMP abang gue, mereka gak hadir.

"Kalian udah selesai?" Tanya papa gue.

Gue mengangguk dan mata gue kini melirik abang gue, Lee Jeno yang tampaknya lagi ngerapihin dasinya.

"Ayo, Jeno udah siap," ucap bang Jeno.

"Mama harap, selama mama dan papa ga di rumah, kalian bisa akur terus. Jeno, tolong kamu jaga adik kamu ini. Kamu bertanggung jawab penuh selama 2 tahun ke depan," ucap mama dengan serius.

Gue liat, bang Jeno menghempas napasnya pelan, "Iya, ma," jawabnya.

"Dan untuk kamu, Mira, kamu harus nurut apa kata abangmu ini. Oke? Anak mama yang cantik ini bakal nurutin mama kan?"

Gue mengangguk sambil tersenyum, "Iya ma, Mira bakal nurut," jawab gue.

Setelah itu, mama meluk gue dan bang Jeno secara bergantian. Dan kita langsung ke mobil untuk berangkat ke sekolah, dianter papa.

"Kamu udah ikut jadwal les tambahan?" Tanya papa ke bang Jeno sewaktu kita di perjalanan.

"Mulai minggu depan, pah. Kenapa?" Jawab bang Jeno. Tapi matanya masih fokus ke hp.

Setelah itu hening. Gaada lagi yang bicara. Gue yang sibuk melihat pemandangan, papa sibuk nyetir, dan bang Jeno

Dia sibuk sama hp nya.

Ga heran lagi sih gue. Pasti dia lagi chattan sama kak Siyeon, pacarnya.

Gak lama, mobil papa berhenti tepat di depan gerbang sekolah, gue segera pamit dan disusul sama bang Jeno. Kita keluar dari mobil.

"Bang," panggil gue.

Dia masih aja sibuk sama hp.

"Nanti istirahat---"

"Abang makan sama Siyeon dulu ya? Nanti kapan-kapan kita bareng lagi. Kamu nanti di temenin Jisung aja. Gpp kan?"

Bang Jeno motong ucapan gue seolah dia tau gue ngajak dia makan bareng nanti pas istirahat.

"Yaudah. Abang belajar yang bener ya? Jangan main hp mulu, udah kelas 12. Inget, bang," ucap gue dengan pelan.

"Iya."

Setelah jawab 'iya' bang Jeno langsung pergi gitu aja. Tanpa ada embel-embel 'semangat belajar' atau usapan kepala.

Semua itu, perhatian bang Jeno hilang buat gue semenjak bang Jeno pacaran.

Gak, gue gak nyalahin kak Siyeon yang udah merebut semua perhatian bang Jeno yang harusnya buat gue. Tapi,

Gue cuma berharap, bang Jeno balik lagi kaya dulu. Seorang Lee Jeno yang gue kenal 2 tahun lalu. Seorang kakak yang melindungi adiknya dengan sangat penuh perhatian.



 

Saturday, 1 june 2019
©®Renjunisa

Senhorita[LJN] [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang