Dua Belas

411 71 2
                                    

Gue menatap nanar surat yang lagi gue pegang.

Surat panggilan orangtua.

Padahal pihak sekolah udah tau, kedua orangtua gue udah gaada. Dan pihak sekolah masih aja mengecam gue untuk bawa siapa pun sebagai wali.

"Maafin gue, gara-gara gue lo jadi--"

"Gak apa. Ini bukan salah kaka. Dari awal Mira juga udah salah. Terbukti dengan foto yang ditempel di mading," potong gue.

"Tapi, lo di skors 2 minggu, sedangkan gue, gue cuma dapet surat pernyataan," ucap kak Renjun.

Gue menghela napas, "Tuhan udah nakdirin Mira buat ngejalanin semua ini. Jadi, kakak ga salah. Mira cuma lagi sial aja," balas gue.

"Tapi--"

"Gaada tapi-tapian. Mira mau pulang dulu. Kakak lanjutin belajarnya aja, ya? Mira pamit," gue melangkahkan kaki dari depan ruang BK menuju kelas.

Kak Renjun juga ga ngejar gue kok. Mungkin dia ngerti gue lagi pengen sendirian.

"Yah, mampus keciduk BK"

"Ciuman di taman. Bego lagian"

"Kaya gaada tempat buat pacaran aja sih"

"Sukurin lo di skorsing 2 minggu"

"Ih gue berharapnya dia di drop out aja"

Gue cuma bisa bisa bersabar. Andai mama papa masih di dunia, gue bisa mengadu ke mereka.

"Mira,"

Gue nengok. Dia lagi dia lagi.

"Kenapa?"

"Abang udah bilang, kamu jangan pacaran sama Renjun. Ga dengerin?"

Lagi-lagi gue menghela napas, "Kemakan gosip sih lo. Gampang banget kayaknya percaya sama mulut orang. Adik kandungnya ga dipercaya," ucap gue.

"Mira! Gasopan kamu ya!" Suara bang Jeno meninggi.

"Bang, udah ya, gue capek gamau debat lagi. Percuma, malah nanti nangis darah bisa-bisa," ucap gue santai.

Bang Jeno ngangkat tangannya, ancang-ancang buat nampar gue. Gue cuma bisa tersenyum miring.

"Mau nampar ya? Ayo tampar aja. Biar makin lengkap. Kemarin dari Siyeon dan sekarang dari lo,"

Mendengar penuturan gue, bang Jeno nurunin tangannya. Apa dia kaget?

"Siyeon nampar kamu?"

"Iya. Nih, luka ini, liat kan? Dia juga yang buat. Sayang banget kayaknya pacar lo sama gue. Sampe-sampe bikin tanda di sini," gue tertawa pelan.

"Kena--"

"Santai. Gaperlu ribut sama Siyeon, apalagi sampe putus. Gue tau, lo sayang banget sama dia, ngelebihin sayang ke adik lo ini yang bangsat banget. Gue malah berterima kasih karena dengan ini, gue jadi bisa membenci orang," gue tersenyum manis.

"Oh iya, gue dapet skorsing nih, 2 minggu. Nikmatin deh sekolah lo tanpa malu karena kehadiran gue di sini yang di cap buruk. Dengan gue yang ga ada, lo jadi ga di jauhin sama para fans lo lagi," lanjut gue.

"Gue pulang dulu, ya. Salam buat pacar lo, selamat gitu, dia menang," ucap gue final.

Setelah itu gue pergi dari hadapannya yang masih mematung. Mungkin berusaha mencerna ucapan gue barusan.

Sebenernya, gue udah mau nangis banget tadi. Tapi, mengingat hari ini gue lagi kacau banget, gue gamau sampe kumat di sekolah. Gue gamau makin di benci semua orang.

Senhorita[LJN] [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang