bagian 2

16K 618 8
                                    

Hari ini gerimis melanda jakarta, gerimis yg seolah olah tahu akan hatiku yg saat ini tak ingin pergi kesekolah, bagai mana tidak, hari ini adalah senin dimana upacara bendera rutin d laksanakan, bayangkan betapa malasnya aku harus mengikuti upacara bendera setiap minggu nya, bukan berarti aku tak memiliki sikap nasionalisme atau patriotik tapi aku tak tak tahan mendengar celotehan amanah dari bapak ibu guru yg itu itu aja,,,,

"bintang, bintang turun sayang, sarapannya sudah siap,,, ntar kamu telat lo,,, "
Suara wanita terhebatku memecah lamunanku.

Sarapan sudah usai, namun awan masih saja menangis,seolah dia mengeluarkan semua kesedihannya, membuat pagi ini semakin gelap karna gerimis tak kunjung usai,,, sehingga aku tak mungkin berangkat kesekolah dengan motor kesayangan ku, aku juga semakin merasa senang jika aku harus menambah libur sehari lagi d rumah, hehe,,, namun...

"uda beres beresnya bi?, ayo bareng papa aja, ntar kamu telat ,uda jam 7.00 nih ,,, "
Ya, dia adalah papa ku yg super ketat dalam kedisiplinan, sehingga mau tak mau aku harus nurut agar tak mendapat hukuman dari nya,,, terlebih lagi hanya aku seorang yg profesinya sebagai anak d rumah ini, alias aku anak sematawayang,,,

Seperti biasa, jika d antar oleh papa ,aku bakalan menjadi orang yg pertama datang d kelas ku,,,  benar saja kelas ku masi kosong,tak seorangpun yg sudah hadir, meskipun d luar kelas ku sudah mulai ramai siswa siswi lain yg baru berdatangan,tapi apalah daya bagi seorang penakut sepertiku d dalam kelas sendirian dalam keadaan remang remang karena suasana mendung akibat gerimis yg tak juga reda.
Aku mencoba menggapai saklar guna untuk menghidupkan lampu,namun tiba tiba,,, DUEEERRRRR!!!
suara petir tiba tiba menggelegar dengan kuatnya, bukan hanya aku yg terkejut karena aku juga mendengar beberapa siswa siswi ikut menjerit histeris dari luar kelas ku... Aku semakin takut dan panik, aku berlari keluar kelas,namun tiba tiba suara petir yg keras itu mengejutkan ku kembali hingga aku terjongkok, ya, aku phobia terhadap suara keras yg tiba tiba,,,

Aku memejamkan mataku sambil menutup kedua telingaku,hingga tak sadar seseorang telah berdiri di depan ku, namun aku tak sanggup menggerakkan tubuhku, bahkan untuk membuka mataku pun aku tak bisa, keringat ku bercucuran di suhu sedingin ini,jantungku berdegup kencang, aku gemetar dan tiba tiba aku lupa kejadian setelah itu, ya aku tak sadarkan diri.

****

Bias cahaya matahari perlahan memasuki retina mataku, dan bau obat obatan ini seolah menyeruak berebut masuk kedalam hidungku,,,
Ya, aku telah sadar bahwa sekarang aku sudah berada d UKS,,,

"Bi, lu uda sadar,, lu gk pp kan? "
Tanya theo menyelidik yg kubalas dengan anggukan saja, aku masi malas angkat bicara.
"lu masi takut petir ya bi, kirain uda nggk,, ah cemen lu" candaannya mulai d keluarkan agar aku tersenyum, namun aku tetap diam.
"tadi itu lu bagaikan prices yg  ketakutan dan pingsan, untung ada pangeran yg kuat menggendong elu ke uks ini,,," celotehan nya lagi lagi dikeluarkan agar aku tak diam saja...
"apa?  Pangeran?  Siapa yo? " selidikku.
"anu, eeemmm,,, itu aku,,, " jawabnya gugup seolah olah dia menyembunyikan sesuatu.

Setelah kurasa baikan, aku dan theo kembali kekelas, ketika kami berjalan d koridor depan kelas XII,tak sengaja kami berpapasan dengan nicko and the gengs,,,

"dasar penakut,,,! Haha " ejek kak nicko sambil menertawakan ku.
"seperti tuan putri yg takut petir, awww...hahah" sahut temannya lagi.mereka semua menertawakan ku,,,

"apa apan kalian, jangan suka ikut campur urusan orang ya,,, " bentak theo membelaku, ya bagai mana tidak, seorang sahabat mana yg tega melihat sahabatnya d tertawan orang lain,,,

"eh bocah, jangan sok jadi pahlawan lu ya, lu siapa mau jadi pangerannya dia" balas temannya kak nicko dengan angkuh,,

"ah, bacot lu,,, "
Theo melayangkan tinjuannya tepat d wajah teman kak nicko yg kutau namanya kak romi, mereka adu tinju 1 lawan 1,yg kutau pasti theolah pemenangnya, bagai mana tidak,sedari kecil ia sudah belajar beladiri bahkan itu menjadi les privat d rumah nya,,,
Melihat temannya mulai kalah, yg lain berusaha mengkeroyok theo,aku berusaha melerai perkelahian ini, dan ntah kenapa ketika sebuah pukulan hendak mendarat d wajahku seorang nicko rela pasang badan agar pukulan itu tak mengenai ku,,,

ADA CINTA DI SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang