12.The truth

48 7 0
                                    

Noah membanting tubuhnya di kasur yang masih berada di lantai ruang tengah apartemennya. Ia menutupi wajahnya dengan lengannya yang terangkat.

"Kau sudah pulang Noah, bagaimana Zeca ? Bagaimana keadaannya ?"

Noah duduk melihat Finka yang berdiri di sampingnya. Ia mengacak rambutnya dan membuang nafas panjang.

"Dia masih shock, Finka, terima kasih sudah memasak untuk Zeca"

Finka tersenyum,"Bukan apa-apa Noah. Aku hanya membantu"

"Oh ya, Mr. Christ baru saja mengirim data Moonlight apartemen dan menyerahkan saham melalui email, dan Aku sudah mengirim uang padanya"

"Dan barang-barang untuk apartemen barumu akan tiba malam hari. Desain ruangan sudah di tangan James ia akan datang bersamaan dengan pihak ekspedisi"

Noah mendengarkan penjelasan Finka dengan seksama. Ia memang baru saja pindah di apartemen ini dan sekaligus membeli seluruh area apartemen. Niat nya melakukan itu untuk memantau Zeca lebih dekat dan ia tak menyangka bahwa pindah kemari menjadi pilihan tepat.

"Terima kasih Finka, tolong urus semuanya"

"Sudah tugasku Noah"Noah berdiri berjalan ke arah kamar mandi.

Finka menelepon pihak perusahaan furniture untuk melakukan jadwal temu untuk pemilihan beberapa benda yang belum sempat Finka beli.

Kemudian Finka membuka bingkisan yang tadi ia beli di toko dekat apartemen. Sebuah setelan hitam lengkap dengan dasi, jas dan sepatu. Saat Noah selesai mandi dan hanya memakai handuk di bawah tubuhnya. Ia mendekat ke arah Finka mengambil pakaian itu dan meletakkan di atas kasur.

Finka berbalik badan, ia tahu bos nya akan berganti baju di sana. Sambil menutup mata, Finka menghitung waktu.

"Jangan mengintip!" Teriak Noah.

Padahal itu bukan sekali dua kali ia berganti baju di belakang Finka. Saat melakukan perjalanan kerja di luar kota bahkan di sebuah hutan pun Finka sering pada posisi itu. Tapi saat Noah akan berganti baju ia selalu memperingatkan Finka untuk tidak mengintip.

"Noah! Please aku tidak tertarik!"

"Kau tidak penasaran dengan tubuhku ?"

"Tubuh Gerald lebih bagus dari mu" Finka membandingkan dirinya dengan Gerald.

Noah selesai mengenakan setelan itu, dan Finka berbalik saat hitungannya sudah mencapai delapan puluh delapan. Waktu yang di butuhkan untuk Noah berganti baju.

Noah mendekat lagi kali ini karena Finka akan memasangkan dasi di leher Noah. Sebenarnya Noah sangat jarang memakai dasi, satu alasannya karena ia tidak bisa memasangnya. Namun, kali ini ia terpaksa harus memakai dasi karena akan menghadiri acara penting.

Dan Finka lah yang biasa memasangkan dasi Noah untuk acara-acara penting yang akan ia datangi.

"Ikutlah denganku" ucap Noah pada Finka yang fokus memasang dasi untuknya.

"Kenapa ? Tumben sekali menyuruhku ikut ? Biasanya kau pergi sendiri "

Noah menggaruk tengkuk leher belakangnya, ia terkekeh."Aku malas menyetir"

Finka memukul dada Noah dengan keras. Ia tau ada yang ia inginkan jika menyuruhnya ikut.

"Kau ini, apa perlu aku memcarikan supir pribadi untukmu?"

"Tidak usah.. Aku tidak suka beradaptasi pada orang baru"

Finka selesai memasang dasi biru itu, kemudian menepuk jas Noah memastikan tidak ada debu halus menempel disana. Kemudian matanya bertemu dengan mata Noah.

WHISPER IN JULYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang