14. Kikuk

39 1 0
                                    

Suasana ramai memenuhi rumah Arga dimana semua keluarganya berkumpul. Ada Adiknya-Agnes dan juga Nando datang dari Indonesia . Darial dan Zeca duduk mengamati film horor yang menampilkan adegan super seram. Darial  menutupi wajahnya dengan bantal sofa saat musik tegang di permainkan. Zeca mengunyah apel karena ia mulai melakukan diet khusus untuk beberapa hari ke depan.

Agnes memeluk tubuh Zeca dari belakang . Zeca menoleh dan mencium pipi Mamanya.

"Malam ini tidur dengan Mama ya sayang"

"Mama kangen sekali denganmu"

Agnes meremas pipi Zeca yang menggemaskan. Zeca mengangguk tanpa mengalihkan pandangan kepada layar TV. Arga ikut bergabung bersama Alia.

"Om sudah pernah melihat film ini, mau ku beritahu ending nya ?" Goda Arga.

Darial dan Zeca bersamaan menoleh ke arah Arga dan serentak menjawab."Nooo"

"Okay baiklah" Arga tertawa kecil dan memeluk Alia.

Nando yang baru saja selesai menerima panggilan kantor itu kembali bergabung bersama keluarganya. Ia duduk di sebelah Agnes dan memeluk pinggangnya erat.

"Besok kau harus berangkat ke akademi ya Zeca" Nando mengingatkan Zeca jika ia harus berangkat berlatih piano setelah seminggu membolos.

Zeca menggeleng. "Tidak mau! Tidak... kecuali di tempat lain"

"Akademi piano paling bagus di Arrega Intertainment Zeca, apa kau mau di Galaxy ?" Papanya bertanya, memberikan pilihan yang tentu saja Zeca memilih opsi pertama.

"Tapi Pa... Zeca ada masalah pribadi dengan pimpinan itu. Pokoknya besok Zeca membolos lagi"

"Sayang jangan begitu dong. Konser pertama mu akan di laksanakan sebentar lagi. Dan ini bersama  Bianca Eren loh. Kamu harus tampil maksimal"

"Maaa..." rengek Zeca karena Mamanya tak membela dirinya malah mendukung suaminya.

"Iya Zeca, ini kan konser pertama kamu di dalam tour dunia milik Bianca Eren. Harusnya kamu lebih giat berlatih. Katanya kamu ingin bertemu dengan Sea Galaxy ?"

"Bukan Sea Galaxy lagi Ma"  Darial menyanggah."Dia sudah berganti nama menjadi 'machiatto'"

"Yang benar ?" Tanya Alia.

"Tunggu, Sea Galaxy itu-umm maksudnya Machiatto itu adalah pianis yang terkenal itu bukan ? Yang selalu memakai topeng di setiap tampil"

"Iya Maa" jawab Zeca.

"Machiatto itu yang sering Zeca ceritakan pada Mama"

"Iya iya..Mama ingat. Kamu bahkan punya satu album lengkap dan beberapa poster nya kan di Aussie"

Darial mengambil cemilan diam atas meja dan menyantapnya, menimbulkan suara berisik yang membuat Zeca menutup telinga.

"Iya Tante, dulu waktu kami masih di Aussie. Uang jajan Darial jadi korban untuk Zeca belikan album dan tiket konser" Darial mengunyah keripiknya.

"Sudah..sudah. Jangan bicarakan calon suami Zeca deh" Zeca merapikan anak rambutnya di pipinya,

Darial tersedak,"Uh-uk, uhuk! Apa Zeca ? Calon suami ? Berhenti bermimpi bocah !" Darial memukul kening Zeca.

"Darial..." Zeca mengambil bantal sofa dan memukul tubuh Darial .

"Zeca...Zeca hentikan!" Darial melindungi tubuhnya dari pukulan Zeca.

"Apa salahnya aku bermimpi seperti itu ? Memangnya ada hukum yang melarang ?" Tanya Zeca kesal.

Kedua orang tua dari kedua anak itu hanya tertawa melihat perilaku keduanya yang selalu bertengkar layaknya kucing dan anjing.

WHISPER IN JULYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang