PART O12 (Kesedihan Putri)

1K 58 5
                                    

Masih sama seperti ketika akan berangkat dan sekarang pulangnya pun sama, hanya ada keheningan di dalam mobil Ridho dan Putri.

Dan sekarang Putri tak berani bicara lagi, tak membuka hpnya lagi. Putri hanya menatap kaca mobil melihat jalanan sekitar.

Berbeda dengan keadaan di dalam mobil Rizki dan Lesti, kecerian begitu tampak dan mereka tertawa mendengar cerita dari Lesti. Entah apa yang mereka bahas tapi bagi mereka itu sangat lucu sehingga membuat mereka .

"Lesti aku pengen nanya sesuatu deh. "

"Nanya apa a iki? "

"Tadi aa liat tangan Putri kok kayak lebam gitu sih? Emang sebelum berangkat Putri terjadi sesuatu? " Tanya Rizki.

"Gak kok a iki, tadi mput biasa aja gak kenapa napa. Emang lebam kenapa? "

"Tadi pas Rara bilang sama Putri kok muka Putri lesu gitu kan, trus aa malah merhatiin tangan Putri kayak yang lebam gitu. " Ucap Rizki.

"Kenapa ya mput? Yaudah kalo gitu nanti kita tanya aja langsung sama orangnya. " Ucap Lesti.

Sesampainya dirumah Keluarga Dirga Ardiantoro, mereka pun  masuk dengan wajah yang ceria kecuali Ridho, Putri, Lesti dan Rizki.

"Eh ternyata kalian udah pulang, gimana sama jalan"nya seru gak? " Tanya Gilang.

"Seru banget om, apalagi ya waktu naik rollercoaster ihkkkk seru bangettttt... " Ucap Rara penuh semangat.

"Syukur kalo kalian  seneng. "

"Om gini kami boleh gak nginep disini buat beberapa hari? Tapi kita semua udah dapet izin kok. " Ucap Jirayut.

"Hahah boleh aja, kan kalian  udah sering nginep disini. " Jawab Gilang terkekeh.

Memang sejak mereka masih SD sudah biasa menginap di rumah Keluarga Dirga Ardiantoro. Karena ikatan keluarga mereka sangat erat, maka dari itu mereka semua dijodohkan.

Sebenarnya mereka tak membawa baju atau apapun itu, karena semua barang mereka sebagian disimpan dirumah Dirga Ardiantoro, Giancarlo dan Riandra Sungkar.Mereka tidur dikamar tamu yang diubah menjadi kamar pribadi. Posisi letak kamar mereka tak jauh beda dengan kedekatan mereka.

Malam pun tiba...
Saatnya makan malam.....
Semua sudah berkumpul di meja makan. Nasi dan lauk pauknya sudah tersedia di meja makan.

Zaskia yang duduk disamping Putri melihat keanehan di bagian tangannya. Terlihat luka lebam yang ada di pergelangan tangan Putri.

"Putri tangan kamu kenapa kok lebam gini? " Tanya Zaskia cemas.

Putri sempat melirik sekejap  kearah Ridho lalu tertunduk.

"Put...Putri gpp kok mah, cuma terkilir aja tadi pas main. " Ucap Putri.

"Masa sampe gini sih? "

"Gpp lah mah nanti juga sembuh sendiri, habis makan malam papah akan telpon dokter keluarga kita ya. " Ucap Gilang.

"Eng...engg....enggak usah pah, enggak usah telpon dokter, ini gpp kok nanti ju..juga sembuh sendiri. " Elak Putri.

"Tapi put nanti luka kamu..... "

"Gpp kok mah pah...mput kan dah bilang...gak usah nanti juga sembuh kok. " Ucap Putri tersenyum.

"Yaudah lanjutkan makan malamnya. " Ucap Gilang.

Lesti sedang berbisik-bisik kepada  Rizki yang duduknya tepat bersebelahan dengannya.

"A iki nanti jadi kan nanyain ke Putri? "

"Iya de, nanti aku tanyain kok. "

Lesti dan Rizki terus saja berbisik hingga Gilang pun merasa terganggu.

"Kalian  itu bukannya makan malah bisik², emang lagi bisikin apa sih hah? " Tanya Gilang.

"Gak kok pah, kita gak bisikin apa² ya gak a iki? "

"Iya om kita gak bisikin apa²." Ucap Rizki.

"Yaudah lanjutin makannya jangan banyak ngobrol. "

Setelah selesai makan malam, semuanya pergi ke kamarnya masing² sedangkan Gilang dan Zaskia sedang asyik menonton televisi.

Kini Lesti sedang berdiri dibalkon menatap langit yang dihiasi bintang bersinar.

"Putri kenapa ya? Kok hari² ini dia agak sedikit berubah....waktu Putri dekat dengan yang lain tampak ceria....selalu tebar senyuman, tapi kok....setiap kali Putri deket sama a idho pasti kayak orang ketakutan...suka tunduk kepala. Sebenernya apa sih yang terjadi? " Tanya Lesti pada diri sendiri.

Tok tok tok (suara pintu)

Lesti pun membuka pintunya dan ternyata yang muncul ialah kekasihnya sendiri.

"Ehh...ada a iki, emang mau ngapain aa kesini?" Tanya Lesti.

"Ohh....jadi aa gak boleh dateng kesini. "

"Bukan gitu a maksud dede....ihkkk....aa mah suka gitu..." Rengek Lesti.

"Iya iya aa bercanda kok, oh iya katanya mau nanyain soal yang tadi ke Putri. Jadi gak nih?" Tanya Rizki.

"Jadi dong a, soalnya dede penasaran banget tau. "

"Yaudah yuk.."

Mereka pun pergi ke kamar Putri.

Sedangkan Putri sendiri sedang duduk dikasur sebari melamun dan tanpa ia sadari Putri meneteskan air mata.

Aku harus bilang apa sama Randa? Kalo aku kasih tau sama Randa....apa Randa gak akan jauhin aku? Kalo aku bilang sama Randa... kalo aku dijodohin sama a idho gimana sama reaksinya? Ya Allah berilah hamba jalan, tolong berikan hamba keputusan yang terbaik. Batin Putri.

Tok tok tok (suara pintu)

Putri tersentak kaget dan langsung menghapus air matanya. Bangkit dari kasurnya dan membuka pintu.

Setelah dibuka, Lesti dan Rizki menatap penuh kekhawatir melihat keadaan Putri. Mukanya pucat, matanya merah dan tangannya pun masih lebam.

"Putri apa kamu baik² aja? Muka kamu pucet loh? " Ucap Rizki.

"Gpp kok a iki, aku gpp... " Ucap Putri lesu.

"Putri kakak gak suka kalo kamu berbohong! Jawab dengan jujur! " Bentak Lesti.

"A....aku gak bo...bohong kak...hiks..hiks... " Putri pun menangis.

"Udahlah de jangan bentak Putri kayak gitu. " Ucap Rizki memegang bahu Lesti.

Lesti pun memeluk Putri sambil menangis tersedu sedu. Begitupun dengan Putri.

"Maafin kakak ya mput udah bentak kamu. Kakak bukan bermaksud buat bentak kamu mput. " Ucap Lesti.

"Iya kak gpp, aku juga ngerti. Yaudah yuk masuk aja. "

Putri pun mempersilahkan Kitty masuk ke kamarnya.
To the point saja, Rizki langsung melontarkan beberapa pertanyaan kepada Putri terkait tangan Putri yang lebam itu.

"Putri jawab yang jujur, a iki gak suka sama orang yang bohong. Apa benar tangan kamu yang lebam itu ulah Ridho? " Tanya Rizki serius.

"Aku.... "

Kira-kira apa ya jawaban dari Putri?
Besok aku lanjut lagi....
Jadi selalu nantikan ya cerita ini

See you next part

I LOVE YOU ALL❤❤❤❤❤

Cinta Sejatiku (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang