Prolog

584 22 0
                                    

Seorang gadis tersenyum miris, ia memandang Ponselnya yang ia genggam. Perlahan tanpa ia sadari, air matanya terjatuh membasuh pipinya yang lembut. Ia memejamkan matanya sebentar, lalu kembali menatap layar Ponselnya

Lagi lagi ia memandangi orang itu, padahal seharusnya ini hari yang bahagia untuknya. Hari dimana pengumuman Nem yang cukup baik untuk masuk SMA. Ia bahagia sekarang, namun tidak juga bahagia

Disaat perpisahan kali ini, ia melihat orang yang ia cintai datang tidak untuk menemuinya. Melainkan untuk menemui sahabatnya yang tepatnya kekasih orang itu

Gadis itu mengaku, ia munafik akan hal perasaan. Ia munafik jika ia sudah tidak menyukai orang itu. Tetapi, ia membenci akan hal itu, mungkin jika ia jujur akan perasaannya, orang yang ia sayang akan tersakiti untuk kedua kalinya

Gadis itu kembali tersenyum miris, menatap layar yang menampilkan Seorang Laki laki dan Perempuan tersenyum. Ia menghapus air matanya dan mematikan Ponselnya

"Maira!" Panggilan tersebut berhasil membuat ia menoleh, Gadis itu tersenyum melihat siapa yang memanggilnya

"Cie, Nem kita lumayan bagus!"

Maira Anastasya Aditya. Gadis itu memutuskan, hari ini adalah hari terakhirnya untuk bersedih. Ia berjanji, esok tidak akan lagi air mata. Hanya untuk menangisi seseorang yang sudah bahagia

MayRaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang