Chapter 5

168 20 0
                                    

Mencintai seseorang, bukan berarti harus memiliki. Yang terpenting adalah mengikhlaskan

~MayRa~

"Uhuk uhuk!" Maira tersedak air yang sedang ia minum, "Apa?! Sepupuan?" Teriaknya, terkejut setengah mati. Rere menganggukan kepalanya semangat

"Iya. Gue juga baru tau sih, tapi ternyata banyak yang udah tau. Dan kita doang yang kudetnya minta ampun"

"Dih kok bisa sih?! Kak Alex nya baik banget, ramah, gak dingin. Tapi sepupunya sengak, nyebelin, kaya es batu!" Umpat Maira kesal. Tapi, ia masih tidak percaya akan berita yang diberitahukan oleh Rere. Gara adalah sepupu dari Alex

Bicara soal Gara, seharian tadi Maira menghindari Cowok itu. Bahkan, ia tidak mau bertatapan muka dengannya. Menurutnya, perkataan Gara waktu itu sangat melukai hatinya

Dan seenaknya saja orang itu meminta maaf atas ketidak tanggung jawabannya. Walaupun sebenarnya ia sangat sulit menghindari Gara. Bagaimana pun juga, Gara adalah satu satunya orang yang mampu meluluhkan hatinya. Dan bahkan mengingatkan ia pada sosok Ayah yang telah tiada

Sikap Gara sama seperti Ayahnya. Dingin, namun baik dan juga peduli. Walaupun kadang sedikit menjengkelkan. Ia rindu Ayahnya, rindu keluarga nya. Seorang Ayah yang pergi meninggalkannya di Bulan Mei. Maka dari itu, ia membenci Bulan Mei. Ditambah lagi, kekecewaannya pada Gara saat itu

"Woi, Ra!" Lamunan Maira buyar mendengar sahutan Rere

"Lo kenapa sih? Kayanya dari tadi kerjaannya bengong... terus. Ada masalah apa? Biasanya lo cerita terus sama gue, walaupun gak gue tanya"

"Enggak sih. Ya masih masalah Kak Gara waktu kemarin. Dan juga, gue cuman kangen Ayah. Lo tau kan Re, Kak Gara yang ngingetin gue sosok Ayah waktu dulu" jawab Maira tenang. Ia memandangi bingkai foto yang di letakan pada atas Meja Riasnya

"Gue tau Ra. Coba lo ikhlasin Kak Gara, oke? Kalaupun dia jodoh lo, Allah pasti mempertemukan lo lagi kok. Dan Om Erik pasti sedih liat lo murung terus, apalagi gara gara Cowok kaya si Kak Gara! Kalo Cowoknya Jungkook mah gak papa" sahut Rere menyemangati Maira. Maira hanya tertawa geli

"Harapan gue satu satunya cuman Kak Gara, Ra. Yang bisa buat lo kembali lagi ceria dan periang. Tapi ternyata.. Kak Gara malah bikin lo tambah kecewa. Gue sedih, belom bisa jadi sahabat yang mengembalikan sosok lo yang dulu"

-MayRa-

Maira turun dari atas Jok Motor Rangga. Hari ini ia diantar ke Sekolah oleh Kakak satu satunya itu. Karena, Rangga berangkat kuliah lebih pagi dari biasanya

Maira berjalan dengan tenang melewati Koridor Sekolah. Menatap lurus kedepan tanpa memperhatikan apapun. Hari ini, ia sedikit lebih baik dari pada kemarin. Ia ingin memulai kembali waktu yang baru, dan meninggalkan jejak masa lalu

Mengubur semua harapannya pada Gara dan juga tetap mengikhlaskan Ayahnya yang sudah pergi. Ia berjanji akan membahagiakan orang yang ia sayang

"Hai" Maira menghentikan langkahnya. Matanya membulat kaget. Ia melihat sosok Alex berada didepannya dengan membawa Gitar

"Kak Alex ngagetin aja!"

"Hehehe. Lo mau anterin gue gak pulang Sekolah nanti?" Tanyanya. Maira menaikkan satu alisnya, "Anterin kemana Kak?"

"Hmm, ke Toko Buku. Gue mau beli senar Gitar" Jawab Alex dan menyunggingkan senyuman, menunggu jawaban Maira. Ini pertama kalinya ia diajak pergi bersama Cowok, setelah lulus SMP. Dan Alex adalah Cowok satu satunya yang pertama kali dekat dengannya di SMA

"Yaudah Kak, pulang Sekolah nih?" Alex mengangguk semangat, "Iya, pulang Sekolah lo tunggu didepan Kelas lo ya. Nanti gue ke Kelas lo kok"

Maira menganggukan kepalanya dan ikut tersenyum. Ia melihat Alex yang tampak bahagia itu. Lalu ia kembali berjalan menuju Kelasnya sambil terkekeh kecil dengan ekspresi Alex yang terlalu bersemangat

Sementara di sisi lain, terdapat Gara duduk dipinggir lapangan memperhatikan mereka. Tak lupa men-dribble Bola Basketnya

"Kenapa Gar?" Sahut Ari, Gara menoleh dan menggelengkan kepalanya. Ari mengikuti arah bola mata Gara, yang melihat Alex dan Maira berjalan berdampingan sambil bergurau

"Udahlah, gak usah ngerasa bersalah terus sama Maira. Lagian juga dia kayanya udah lupain masalah yang itu" ucap Ari. Dan mengambil alih Bola Basket yang ada ditangan Gara

"Kalo lo jadi Maira, lo bakal lakuin apa setelah gue ngomong gitu ke lo, Ri?" Ari menoleh, dan menaikkah salah satu alisnya

"Gue bakal marah banget sama lo. Dan bahkan ngejauhin lo"

Jleb, Ada rasa sakit didalam hati Gara setelah mendengar ucapan Sahabatnya itu

"Ya lo pikir aja sendiri Gar. Mana ada sih Cewek yang gak sakit hati disuruh berhenti suka sama Cowok yang dia suka? Gue tau dia bukan Zalfa pacar lo. Tapi senggaknya, lo hargai perasaan dia. Dia juga Cewek sama kaya Zalfa dan Keira"

Benar juga perkataan Ari. Gara memang seharusnya dibenci oleh Maira. Memang sudah sepantasanya Cowok itu mendapatkannya

"Gue tau kok, lo ada perasaan kan sama Maira?" Gara membulatkan matanya kaget. Dan menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Engga! Ngaco lo ah"

"Gue kenal lo dari SMP, Gar. Ya kali gue ngada ngada" Celetuk Ari, meyakinkan Gara

"Lo tau sendiri cerita gue kan Ri. Maira ngingetin gue ke sosok Keira. Walaupun gue juga sayang sama Zalfa, tapi rasanya beda setiap gue liat Maira" jawab Gara yang mulai terbuka

"Keira sama Maira itu punya kemiripan. Dan juga, tingkahnya yang semangat dan ceria, ngingetin gue banget sama Keira dulu. Setiap gue dideket Maira, gue rasanya deg degan banget, gue tau ini lebay, tapi ini yang gue rasain"

"Hahaha, iya gue ngerti. Makanya, lo coba buat hargain Maira juga. Dia pasti sakit banget, apa lagi dia udah suka sama lo sejak SMP kan? Dan sahabatnya sendiri yang dapetin lo" jawab Ari dan melanjutkan permainan Basketnya

~MayRa~

Kini Maira duduk didepan Alex yang sedang menatapnya dengan senyuman. Maira yang sedang memakan Burger nya itu tersadar dan mengkerutkan kening

"Kenapa Kak?" Tanya Maira bingung. Alex menggelengkan kepalanya

"Pas liat lo, rasanya kaya liat seseorang yang dulu gue kenal" jawab Alex tenang, dan tetap menatap Maira serius

"Orang yang Kak Alex kenal?" Gara menganggukan kepalanya. Ia menarik nafasnya panjang

"Orangnya mirip sama lo. Bukan mirip wajah, tapi.. tingkah lakunya. Dia cantik, baik, periang, dan lucu, sama banget kaya lo" Maira terkekeh pelan

"Siapa Kak? Kenalin dong, kayanya pacar lo ya Kak?"

Gara menggelengkan kepalanya dan tertawa, "Bukan pacar gue kok. Temen deket gue dulu, dan sayangnya dia hilang udah berapa tahun yang lalu. Terus dia ngidap penyakit Kanker Otak. Gue juga gak tau dia dimana sekarang"

"Sorry ya Kak, gue gak tau soal itu.." ucap Maira, dibalas anggukan oleh Alex

"Tapi kayanya dia spesial banget ya Kak? Sampe sampe Kak Alex sedih banget gitu hehe"

"Iya, spesial kaya lo" Maira tertawa kecil, menganggap itu sebuah lelucon yang diberikan oleh Kakak Kelasnya, "Spesial kaya Martabak Kak? Eh, jadi pengen Martabak. Nanti pulangnya beli Martabak dulu ya Kak"

~~~

MayRaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang