Chapter 6

183 21 0
                                    

Berusaha menghargai perasaan, itulah yang disebut Cinta

~MayRa~

Jam menunjukkan pukul 6.15. Tapi Maira belum juga bangun dari tidur nyenyaknya. Kania menepuk bokongnya, berusaha membangunkan Maira yang tipikal Cewek susah bangun

"Dek! Bangun.. udah jam berapa nih. Dari tadi Mama bangunin juga, nih anak ya"

Setelah beberapa lali Kania menepuk Maira. Cewek itu pun bangun dari tidurnya, dan bergegas menuju Kamar Mandi. Setelah bersiap siap, ia pun langsung memesan Ojek Online dan berangkat menuju Sekolah

"Yah, Pak! Jangan ditutup dulu dong. Please, ijinin saya masuk ya?" Pinta Maira, memohon pada Pak Satpam yang kebetulan menjaga hari ini. Bapak itu tampak bingung

"Aduh Neng, lagian kenapa bisa telat? Yauda, kali ini Bapak bukain ya. Tapi kalo telat lagi, gak ada kaya gini gini" Maira tersenyum senang, "Makasih banyak ya Pak!" Ia pun melanjutkan berjalan masuk ke dalam Sekolah

Karena Jam pertama adalah Olahraga, Maira pun langsung mengganti baju nya di Ruang Ganti dan bergegas menuju Lapangan

"Kenapa kamu bisa telat Maira?" Tanya Pak Sutyo, salah satu Guru Olahraga di Sekolahnya. Maira menggigit bibir bawahnya bingung. Ia harus menjawab apa?

"Ehmm.. saya telat bangun Pak" jawab Maira jujur, dan memainkan kakinya diatas aspal. Pak Sutyo menggelengkan kepalanya. Lantas meminta Maira berlari keliling Lapangan 5 Kali

Maira pun bergegas berlari 5 Kali memutar Lapangan. Sedangkan Anak Anak yang lain tampak bermain Basket. Setelah selesai berlari, ia duduk ditepi Lapangan dengan napas yang tergesa gesa. Cewek itu mengusap keringat didahinya

"Nih" Maira melirik ke Botol Minuman didepannya. Ia mendongak'an kepalanya, menatap siapa orang yang menyodorkan Minuman itu

"Bu-buat gue Kak?" Maira bertanya pada Cowok bername-tag Anggara Dwi Yudhistira. Gara hanya menganggukan kepalanya. Sedangkan Maira masih tidak percaya dengan apa yang dilakukan Cowok itu

"Ini ambil" sahut Gara lagi. Maira masih mengkerutkan kening bingung. "Ck, lama" tanpa diminta, Gara langsung membuka botol air Minum itu dan memaksa Maira meminumnya

"E-eh Iya!" Maira pun terpaksa meminum Air pemberiannya. Walaupun memang ia benar benar haus, karena sudah mengelilingi Lapangan. Bukan lebay, karena mengelilingi 5 Kali putaran yang Lapangannya besar itu tidak mudah. Kecuali, Lapangan Sekolahnya kecil, mungkin ia tidak selelah ini

"Buat apa lo ngasih minuman ke gue?" Tanya Maira yang penasaran. Gara menoelh pada Maira yang bertanya padanya itu. Ia hanya membalas dengan mengangkat kedua bahunya. "Ck" umpat Maira kesal

"Emangnya salah, Kakak Kelas ngasih Minum buat Adek Kelasnya yang ke capek an abis lari 5 Kali putaran gara gara telat masuk Sekolah?" Maira membulatkan matanya terkejut dengan jawaban Gara

"Ya enggak sih. Tapi aneh aja menurut gue. Lebih baik, kalo lo bener bener peduli sama gue, lo jauhin gue. Demi kebaikan lo sendiri Kak, biar gue bisa lupain lo bukan?" Gara menoleh pada Cewek disebelahnya itu. Cewek itu tampak tersenyum padanya

"Kak boleh gue minta satu hal?" Gara menaikan satu alisnya, "Apa?"

"Lo tau kan Zalfa bakal pindah ke sini? Dan gue minta, anggep kita gak pernah sapa sapaan di Sekolah dan bahkan saling gak tau kalo kita satu Sekolah. Jangan pernah bilang juga, kalo Mama kita sahabatan dan suka kita deket. Gue.. gak mau Zalfa tau, cuman itu yang gue minta dari lo, untuk terakhir kalinya" ucap Maira, lalu memberikan minuman itu kembali pada Gara

MayRaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang