16. Kalya gila

2K 325 35
                                    

"Lo sawan???" Bentak gue ke Kalya.

"Eh dia adek gue ya! Gak usah ikut campur lo!"

"Sekalian aja lo bawa Keira ke laut, terus lo umpanin ke hiu!" Pas gue ngomong gitu, gue langsung ditarik sama adek iparnya Kalya, tau dah ini bocah siapa namanya.

"Sabar kak!" Ucapnya, dia menarik gue ke halaman.

"Lo setuju gak kalo gue bilang si Kalya gila?"

"Ya iya sih, tapi Kak Kalya bener tau!"

"Bener dari Baghdad! Ngaco!!"

"Ya gimana dong Kak?"

"Ya sadarin lah biar gak ngaco! Gue jedugin juga deh kepala tu anak!"

"Ya allah Kak! Ditonjok Kak Aiden nanti!"

Gue menghembuskan nafas panjang, mencoba menenangkan emosi gue gara-gara Kalya.

"Lo apain istri gue?!" Aiden dateng-dateng langsung dorong gue ke dinding, kerah baju gue ditarik kenceng banget.

"Sabar Kak, sabar!" Si anak yang gue gak hafal namanya ini mencoba menarik Aiden.

"Uwi chat tadi, katanya gara-gara Vino si Kalya ngamuk-ngamuk. Lo gak tau apa dia lagi hamil? Kalo dia kenapa-kenapa lo mau tanggung jawab??!"

"Tenang kak tenang, obrolin baik-baik aja dulu!"

"Lo tau kali istri lo kadang suka gila?!" Bentak gue, kesel juga lama-lama sama semua orang.

"Lo gak ada hak ya, lo tuh orang luar!"

"Kak udah ihhh!" Bocah ini mendorong Aiden menjauh ketika terlihat Aiden mau deketin gue lagi.

"Coba pada tenang dulu. Gak bakal kelar kalau emosi gini!"

"Okee okee! Sorry Vin, gue tau lo suka sama Keira, kita semua tau. Tapi Keira hamil, dan sepertinya itu anak si bangsat itu, jadi ya mau gak mau dia harus tanggung jawab."

"Bisa jadi itu anak gue! Kan gue sama Keira juga sering!"

Terlihat Aiden menarin nafas panjang, kemudian ia menarik gue, kali ini dengan perasaan bukan dengan emosi, ke garasi.

"Gue udah tau lo sama Kei ngapain aja, dia cerita tadi ke gue, pas gak ada Ibu. Lo sama dia selalu pake pengaman kan?"

Gue diam, iya sih, tapi kan kondom gak seratus persen aman kan? Kali aja gitu kondom yang gue pake bocor.

"Gue nanya ke dokternya, Kei kan sama si Digta itu baru semingguan ya? Gak mungkin juga dong? Gue malah berharap itu anak lo, Vin. Sumpah!" Aiden melanjutkan ucapannya, sementara gue berusaha mengaminkan perkataan itu.

"Tapi, dokter jelasin kalau kehamilan tuh gak diitung berdasarkan gitu-gituan, tapi dari tanggal menstruasi terakhir cewek, dan kalau dicek dari tanggal menstruasi dan beberapa hari terakhir, umur janinnya cocok."

"Cocok apaan? 5 hari langsung jadi, seriusan lo?"

"Masih kecil banget Vin, tapi ya udah keliatan dari hasil cek darah, ada hormon HCG-nya udah ada."

"Terus?"

"Ya hasil visum yang harusnya bakal dipakai untuk nuntut Digta, ya kita pakai buat bukti, biar dia tanggung jawab."

"Serius? Lo sepemikiran sama Kalya?" Tanya gue, mulai emosi kembali.

"Ya terus gimana, Vin? Kei hamil, kita tau siapa pelakunya, ya minta tanggung jawab lah! Apa lagi coba? Minta dokter gugurin?"

Gue menelan ludah. Bukan itu yang ada di kepala gue.

"Lo tau cowok ini jahat sama Kei, dia yang nyulik Kei, dia yang nyiksa, perkosa, dan lain sebagainya. Terus, lo mau minta pertanggungjawaban sama orang itu? Please, Bang! Lo cowok, pake sedikit logika lo. Gue tau Kei bukan adek kandung lo, tapi masa lo tega nikahin Kei sama cowok brengsek gitu? Kalau Kalya pake emosi, seenggaknya lo jangan gitu juga."

DESTINASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang