"Udah ngerti ? entar remnya pelan-pelan aja, jangan terlalu panik."Itu penjelasan singkat dari bunda Upit pada anaknya ini. Pasalnya gadis yang berada di dalam mobil avanza putih ini tampak ragu, ia baru belajar mengandarai membawa mobil satu minggu yang lalu saat kepulangannya dari negri paman sam. Dan untuk malam ini, ia ingin mencoba kembali, sekalian dengan ia ingin jalan-jalan sebentar menghirup udara angin malam.
Tania Zildjian Mendes. Gadis blasteran Indonesia-Amerika dengan rambut pirang pucat mencapai pinggang, warna kulit yang putih dan memiliki tubuh sedikit mungil, mempunyai mata berwarna coklat madu menambah kencantikannya.
Tania lahir di Amerika, ayahnya seorang kontraktor di amerika, ibunya seorang pengusaha cake di Jakarta. Seminggu yang lalu Tania harus ikut bersama bundanya untuk pulang ke Jakarta karena urusan mendadak, dan mau tak mau ia harus ikut ibunya. Karena tak mungkin jika ia tinggal dengan ayahnya, apalagi ayahnya sangat sibuk. Memang sedih jika harus tinggal terpisah dengan kedua orangtuanya tapi mau bagaimana lagi jika pekerjaan menjadi prioritas utama. Tapi ia sudah berjanji kalau libur sekolah nanti ia akan mengunjungi ayahnya di Amerika.
"Oke" ujar Tania.
Ia melirik bunda Upit yang berada di smping pintu mobil
"Langsung jalan aja yah bun." tersenyum hangat dan memberi usapan halus pada kepala sang anak dengan sayang. "Yaudah, ingat tadi penjelasan bunda, habis itu balik kalo abis jalan-jalannya jangan lupa lampunya di nyalaiin"
Nasihat beruntun dari bunda Upit hanya dibalas dengan anggukan mantap dari sang anak.
-----------------------------------
---------------------Fokus
Itu yang harus di lakukan Tania saat ini. Di dalam mobil ini ia hanya sendiri tidak ada bundanya yang mengawasinya, jadi ia harus penuh kehati-hatian. Apalagi ini adalah Jakarta kota yang terpadat kendaraanya.
Matanya melirik kiri dan kanan sesekali dirinya bersenandung ria mengikuti alunan musik Alan Walker. Dan merasa lega karena jalan yang di lewatinya cukup sepi untuk ia lewati sebagai pemula ia mengemudi mobil putih ini.
Akan tetapi kelegaan itu tak tertahan lama saat ia mengambil jalan belokan. Tergantikan dengan pekikkan nyaringpun terdengar dari mulutnya sehingga dirinya spontan menginjar rem mobilnya mendadak, dan menyebabkan kepala mungilnya itu terbentur dashboard mobil.
Dengan nafas yang tersenggal-senggal, mencoba mencerna apa yang terjadi.
dirasa cukup, ia mengangat kepalanya pelan-pelan tanpa membuka mata, menyakinkan dirinya bahwa ini hanya halusinasi.Akan tetapi saat matanya kembali terbuka, dan menatap kedepan, kejadian yang tak pernah ia duga, tersajikan di depan matanya.
Menelan ludahnya, seakan ia merasa tercekekik tak sadar bahwa dirinya juga turut mencekram kemudi stir kuat, bahkan tangan putih itu telah di penuhi dengan keringat dingin. Dan situasi saat ini membuat dirinya ingin menangis tak percaya.
Sial, ia menabrak seseorang.
-----------------------------
---------------------
------------Btw part ini jumlah katanya cuman 300 lebih , maaf imajinasiku hanya segitu ajaa hehehe
Semoga suka yah awalan dari cerita ini :)
"Happy reading"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVTA
Teen Fiction[ VOTE, COMMENT, DAN FOLLOW ] NO PLAGIAT PLEASE ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ "Kecerobahan kedua dan pertolongan pertama, nyatanya membuat gadis berambut pirang itu harus terjebak bersama ketua genk SMA Taruna. Berawal dari rasa muak, melihat gadis berambut...