1

271 18 0
                                    

Suasana sekolah masih tampak sepi, hanya ada suara sapu dari bapak pembersih sekolah yang sedang membersihkan halaman sekolahan, Wonjin berlari dari kejauhan kemudian berjalan lambat sesaat setelah memasuki gerbang, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, heran pada diri sendiri dan keadaan sekitarnya

"Kenapa masih sepi, jam berapa ini" wonjin melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya

"Gila gue kepagian" teriak wonjin hingga membuat beberapa bapak pembersih sekolah menengok padanya, wonjin lalu tersenyum malu dan melanjutkan langkah nya menuju kelas, jangan dikira dia ke kelas karena mau piket atau belajar, dia mau ke alam mimpi lagi alias tidur karena masih mengantuk

"Jam gue di kamar sepertinya error, harus nya gua cek jam hp gua aja tadi, mana laper lagi nggak sempet ngambil makan, mau jalan ke asrama lagi jauh" wonjin bergumam sambil berjalan menuju kelasnya di lantai dua sekolah

Sekolah wonjin memiliki 3 lantai, setiap lantainya diurutkan sesuai kelas, lantai satu untuk murid kelas satu, ruang guru, ruang konseling, ruang kepala sekolah, auditorium serta lapangan. Dilantai dua untuk murid kelas dua dan seluruh lab yang dibutuhkan di sekolah, dilantai tiga untuk murid kelas tiga atau akhir yang hanya terdapat kelas yang terhubung dengan roftoop.
Dan jangan lupakan fakta bahwa sekolah wonjin memiliki sebuah asrama yang berjarak seratus meter dari sekolahnya dengan fasilitas terlengkap dikhususkan untuk murid yang tinggal jauh dari sekolah, jangan heran juga kenapa mereka mau bersekolah jauh jauh ke sekolah ini, karena jawabannya sekolah wonjin adalah sekolah paling populer nomor satu di Korea berisikan orang orang pilihan dengan otak diatas rata rata, walaupun begitu sekolah ini masih memiliki banyak murid bandel yang keluar masuk ruang konseling termasuk dirinya.

Wonjin tidak pernah menghitung berapa banyak ia keluar masuk ruang favorit murid bandel, kalaupun dihitung akan membuang banyak waktu karena ia sudah sangat sangat sering keluar masuk ruang konseling, tetapi wonjin masih tenang hal itu tidak mempengaruhi kepopularitas ataupun nilai nya pada rapot, karena ia cerdik.

Wonjin duduk dibangku paling pojok belakang, ia mengeluarkan hp nya dan mengetik sesuatu lalu melempar hp itu ke laci mejanya kemudian meletakan kepalanya diatas meja bertampu tangan dan tidur. Dia berharap keajaiban datang untuk pagi hari ini.

.
.
.
.
.
.
.
.
🌷

"Bangun woy" teriakan khas yang sangat wonjin kenal mengembalikannya dari dunia mimpi

"Berisik lo" cibir wonjin sambil membuka matanya

"Jadi mau kagak?" Orang berambut maple yang membangunkan wonjin menyerahkan sebungkus roti serta susu yang dibawanya

"Tumben tumbenan lo mau gua suruh" wonjin mengambil roti dan susu yang diberi padanya

Orang beramput maple itu hanya menunjukan deretan giginya lalu duduk di depan wonjin
" Gua nggak tega saja inget sohib gue yang kelaperan, takut dia mati dikelas kan gak lucu" kekeh orang berambut maple sambil membentuk jari v dihadapan wonjin

"Kurang ajar, doain gua mati lo. Karena lo udah baik ke gua hari ini gua jadi good mood dan gak mau nendang lo"

"Bilang aja tenaga lo gak ada jin" ejek orang berambut maple itu sambil berlari keluar kelas

"EUNSANG BALIK SINI GAK LO" teriak wonjin kepada orang berambut maple itu yang ternyata bernama eunsang.

Wonjin memakan roti dan minum susu yang diberikan eunsang kepadanya dengan diam, wonjin masih tidak menyangka keajaiban yang dia harapkan tadi terjadi, biasanya eunsang sangat susah untuk disuruh alasannya karena dia pasti berangkat terlambat jadi tidak sempat mengambil makan di asrama dan pastinya membelikan titipan roti yang wonjin minta lewat chat tadi. Eunsang adalah teman pertama yang wonjin punya saat ia masuk kesekolah ini, wonjin sendiri baru masuk ke sekolah ini pada kelas satu akhir jadi dia sama sekali tidak mengenal seluk beluk asrama serta sekolah, syukur eunsang dengan segala kecerewetannya mendekati wonjin dan mengajaknya berkeliling sehingga ia tahu dan sekaligus punya sohib disini.

"WONJIN"
Wonjin melirik sekilas ke arah pintu depan kelasnya, siapa yang berani mengganggunya saat sedang makan. Ia melirik orang itu dengan malas lalu kembali berkutat dengan rotinya.

"Tumben berangkat pagi?" Tanya pria tinggi itu dengan senyum yang terpatri di bibirnya hingga beberapa murid perempuan dikelas wonjin tampak memandangnya terus menerus.

"Bangun kepagian hyung, hyung sendiri ngapain disini? Gak ada kerjaan dikelas?" Wonjin balik bertanya

Pria jangkung itu mengetuk kepala wonjin lalu tertawa

"Enak aja, kerjaan kelas tiga banyak gak kaya kerjaan kelas dua, gue kesini cuma mau mastiin eunsang gak bohongin gue soal lo yang baru satu kali ini berangkat sekolah tanpa telat" kata pria itu sambil menekankan kata satu kali di ucapannya

Merasa tidak mendapat tanggapan lagi dari wonjin, ia membalikan badan dan melangkah keluar kelas untuk segera ke kelas nya karena pekerjaan sekolah yang harus dikerjakan sekarang juga, mengingat ia sudah kelas tiga ia harus rajin mengerjakan tugas tugas sekolah

"Gue balik dulu jin"

.
.
.
.
.

🌷

Selepas kepergian pria yang bernama Kim Yohan, Wonjin memasukan hp ke saku celana nya, ia kemudian keluar kelas dan berlari mengejar Hyungnya tadi. Perlu diketahui Wonjin memiliki 2 Sohib yang selalu bersamanya, pertama si eunsang berambut maple yang notabene seharusnya memiliki kelas dibawahnya, tetapi tidak tahu karena kekuatan sihir darimana yang membuat otaknya sangat cerdas ia melewati satu kelas diatasnya. Dan kedua Yohan, pria jangkung bersenyum manis itu adalah Hyungnya di sekolah, pertama kali ia bertemu dengan Yohan adalah saat pertandingan basket antar kelas, dan sekarang dalam satu team basket sekolah. Dari situlah maka wonsangyun genk terbentuk, meraka selalu bersama sama, hingga menciptakan kekompakan yang kuat, karena karisma dan kepopuleran visual maupun otak juga, mereka digemari banyak perempuan di sekolahnya, bahkan tidak jarang mereka terang terangan mengungkapkan suka dan menaruh beberapa hadiah kedalam laci wonsangyun genk.

Wonjin merangkul pundak hyung kesayangannya itu, yang dirangkul merasa risih lalu memukul tangan wonjin

"Butuh apa?" Tanya Yohan, ia tahu kalau Wonjin bersikap manis padanya berarti ada sesuatu. Wonjin hanya menunjukan senyumnya kemudian berlalu meninggalkan Yohan dibelakang

"Temui gue di atap ya hyung, Gue mau ngomong sesuatu"

Tanpa disadari Wonjin, Yohan menyunggingkan bibirnya dan masuk kedalam kelas.

"Gue tau lu mau ngomong apa" Yohan

...
.
.
.
.
.
🌷

Terimakasih untuk readernim yang mau membaca ini, semoga suka ya dan aku nya gak ilangan

Kira-Kira apa ya yang mau diomongin sama Wonjin ke Yohan?

Kepo? Kepo? Next in aja

FORGIVE | Ham Wonjin & Song Hyungjun |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang