Ruang itu terpenuhi beberapa barang yang berserakan kemana mana, beberapa baju yang masuk koper dan beberapa lainnya masih diatas kasur. Ada beberapa sepatu juga yang terletak disembarang arah. Ruang itu memiliki cat warna biru yang menambah kesan Sejuk, beberapa hiasan patung terletak diatas rak penyimpanan dan jangan lupakan ada satu foto diatasnya yang memperlihatkan dua anak kecil sedang tersenyum manis ke kamera.
" Sudah selesai?" Tiba tiba seorang wanita paruh baya masuk kedalam ruang itu, membuat orang yang sedari tadi berada dirungan itu terkejut sejenak kemudian tersenyum lebar
"Sudah eomma, hanya kurang beberapa yang belum ku masukan"
"Sini eomma bantu, kamu besok harus sudah di sekolah sana hyungjun, malam nanti harus berangkat" wanita paruh baya yang ternyata eommanya itu masuk kedalam kamar membantu merapikan dan menglist barang apa saja yang harus dibawa anaknya untuk berada di asrama sekolah barunya.
"Eomma sudah menghubunginya?" Tanya sang pemilik kamar pada eommanya itu saat eommanya akan keluar kamar. Eommanya hanya tersenyum menanggapi anak laki lakinya, kemudian mengangguk kecil tanda mengiyakan, setelahnya pergi dari kamar itu.
Hyungjun yang ternyata sang pemilik kamar itu terus memandangi pintu sejak kepergian eommanya. Fikirannya kacau, mencoba menimbang apakah ia harus benar benar pindah sekolah dan meninggalkan eomma serta appanya sendiri dirumah, terlebih eommanya sudah memasuki usia kepala empat dan akan sangat mudah kecapekan. Awal mulanya hyungjun tidak mau menerima ide dari sang appa untuk pindah sekolah, terlebih lagi ia sudah merasakan nyaman di sekolah lamanya walaupun setiap hari rasa sepi menghapiri. Fakta tentang kepindahannya ke sekolah baru akan membuatnya senang karena ada seseorang yang dirindukannya berada disana, tetapi hanya saja ia tidak tega pada kedua orang tuanya.
Hyungjun menarik nafasnya dalam dalam kemudian tersenyum, dalam hati ia yakin akan keputusannya untuk menerima kepindahan ini. Ia lalu melirik jam dinding dikamarnya, maniknya tidak sengaja menangkap foto yang ia letakan di atas rak, hyungjun tersenyum sebentar lalu melangkah pergi keluar dengan handuk di bahunya.
.
.
.
.
.🍂
Wonjin menjatuhkan tubuhnya dilantai dingin lapangan basket, keringat membanjiri tubuhnya. Ia bermain lebih dari 1 jam, karena itu ia haus dan lapar sekarang. Sebenarnya eunsang tadi sudah kesini untuk mengajaknya makan, tetapi Wonjin mengabaikannya dan tetap fokus bermain basket, hanya saja keputusan mengabaikan eunsang disesalinya sekarang. Wonjin keluar lapangan basket, melangkah menuju ruang kelasnya.
"Tumben masuk kelas, gak bolos lagi?" Tanya seseorang kepada nya.
"Bukan urusan lo" jawab wonjin sambil duduk dimejanya
"Lo laperkan, ni gua beliin roti sama air tadi" ucap orang itu kembali
"Tumben juga eunsang baik" sindir wonjin sambil mengambil roti dari tangan eunsang
"Untung temen gua" Eunsang menampakan wajah sangarnya, dan duduk di depan Wonjin.
Bel tanda pulang sekolah telah berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas untuk segera pulang maupun pergi ke asrama. Wonjin, Eunsang dan Yohan berjalan beriringan menuju asrama mereka.
" Makanan malam ini apa ya?" Tanya eunsang sambil memakan kuaci yang ada ditangannya
"Makan terus yang lo fikirin, pantes gak dapat gebetan" ucap wonjin menanggapi
" Enak aja lo ngomong, yang ngantri di gua banyak" eunsang mencibikan bibirnya sambil melempar kuaci yang dipegangnya ke wajah Wonjin lalu lari, Wonjin yang dilempar kuaci tepat pada wajahnya tidak terima dan mengejarnya. Yohan yang melihat itu hanya tertawa terbahak dibelakang mereka. Mereka selalu melakukan itu sepanjang pulang sekolah, bercanda, saling meninju lengan maupun berkata kasar, tidak perduli dengan mata mata yang menatap mereka, baik itu tatapan kagum, suka, maupun benci. Memang benar ungkapan orang sekitar mereka "Dunia serasa milik wongsangyo the genk".
🍂
Suhu udara malam hari sangat menusuk permukaan kulit, seorang melambaikan tangannya setelah keluar melewati gerbang. Ia kemudian berjalan menuju arah mobul terparkir di pinggir jalan, masuk kedalamnya dan melepas headseat yang sedari tadi dipakainya.
"Tuan muda, bisa kita berangkat sekarang?" Tanya lelaki paruh baya yang sedari tadi dibelakang kemudi
"Iya pak jalan sekarang, aku harus cepat sampai asrama sebelum tengah malam" ucap lelaki muda yang masuk kedalam mobil tadi
Mobil berjalan membelah kegelapan malam, melaju cepat tapi hati-hati. Memasuki kawasan yang dipenuhi dengan pepohonan disekelilingnya, lelaki itu sudah terlelap dalam tidur sehingga hanya bunyi gemersik daun dan ranting yang terdengar.
"Tuan muda kita sudah sampai" ucap lelaki paruh baya yang mengemudikan mobil
Lelaki itu menggeliat, membuka matanya perlahan, ia turun dari mobil dan menyeret koper yang sudah dikeluarkan sopirnya dari bagasi. Ia berjalan kedalam gedung bertingkat yang ada di depannya, tidak lupa sebelum itu mengucapkan terimakasih kepada sopir yang telah mengantarnya. Jalanan disekitar bangunan itu sangat sepi, mungkin karena hari sudah hampir tengah malam. Ia berjalan cepat dan menaiki lift bangunan itu untuk membawanya ke tempat tujuan.
"Bahkan suasana koridor sangat menyeramkan" ia bergumam dan mempercepat jalannya, setelah sampai di tempat yang dituju. Ia mengeluarkan kunci yang dipegangnya kemudian membuka pintu tempat itu, masuk kedalam sebuah ruang, mengamati ruangan ini sejenak dimana terdapat satu tempat tidur, satu lemari besar, meja belajar dan toilet yang terletak diujung ruangan.
"Besok aku harus menemuinya" ucapnya setelah menaruh koper dipinggir lemari dan tidur di atas kasurnya. Karena kelelahan lelaki itu tertidur lelap kembali, hingga esok menyapa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🍂Readeenim, maaf terlambat update, diusahakan setelah ini author bakal rajin update. Sebagai permintaan maaf double up ya...
Thanks
Salam dari wonjin untuk readernim♥️♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGIVE | Ham Wonjin & Song Hyungjun |
FanfictionHyung.. Jangan memanggilku.. {Bahasa campur, baku&non baku} Start : 3/06/2019 End : --♥️--