0 ◾ Prolog

3.5K 342 16
                                    

>>><<<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>>><<<

>>><<<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Suara dentuman musik sangat memekakan telinga siapapun di ruangan ini, tidak terkecuali bagi perempuan berbaju minim berdiri di belakang alat Compact Disc Jockey, dirinya memakai headphone, dan kedua tangannya begitu cekatan memainkan alat di hadapannya.

Dengan semangat ia menggerakkan tubuh nya mengikuti alunan musik yang di hasilkan kedua tangan nya. Tanpa memperdulikan tatapan memuja dan menggoda dari sosok pria yang duduk di bar.

"Samperin lah Baal, gue tahu lo lagi butuh cewe kan?" Ujar seorang lelaki berkacamata disebelahnya, yang kerap disapa Aldi.

Baal? Yups laki-laki sedang menatap perempuan yang berdiri di belakang alat DJ itu adalah Iqbaal Dhiafakhri.

Iqbaal kembali menegak minuman ber-alkohol yang masih tersisa di gelasnya. Ia mengangkat gelasnya ke atas saat menegak minuman itu sehingga jakunnya terlihat naik turun.

"Ahh..." Ia pun meletakkan gelas yang telah kosong ke atas meja, ia mengelap bibirnya dengan punggung tangannya secara asal.

Iqbaal tersenyum miring ketika melihat DJ itu sedang menggerakkan tubuhnya, ia beranjak dan berjalan panggung yang di atasnya terdapat seorang DJ tersebut.

"Tiati Baal!" Teriak Aldi yang masih duduk di tempatnya bersama sang kekasih, Erica.

Kedua tangan Iqbaal terulur untuk menyingkirkan orang-orang di depannya, agar tubuhnya bisa berdiri tepat di depan panggung.

Mata Iqbaal tak berhenti menatap tubuh sang DJ. Tubuhnya tak bergerak, namun matanya bergerak liar mengikuti gerakan tubuh DJ di hadapannya, seolah-olah sedang menelanjangi tubuh DJ itu.

"Okaay ini lagu terakhir guys! Enjoy with the last song!" Ujar DJ tersebut dan kedua tangannya kembali memegang alat Compact Disc Jockey tersebut.

Selama kurang lebih lima menit Iqbaal menggerakan tubuhnya, dengan mata yang tetap menatap perempuan tersebut.

"See you next time!" Pamitnya seraya melepaskan headphone yang digunakannya dan menuruni panggung.

ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang