"Bunda." Panggil Iqbaal pada seorang perempuan di depannya. Rike.
"Kenapa Le?"
"Bund, aku selama ini disuruh nikah kan sama bunda. Sekarang aku udah bawa calonnya bunda." Rike tersenyum, saat mendengar penuturan anak laki-lakinya.
"Sama shasa kan na...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
>>><<<
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
(Namakamu) memandang gusar kalender yang berada di atas meja. Hari ini seharus nya jadwal Lucca untuk melakukan terapi namun yang menjadi masalah adalah biaya nya.
Sudah hampir sebulan dirinya tidak pernah menginjakkan kaki di club untuk memainkan alat DJ yang uang nya bisa di pakai untuk membayar terapi Lucca. Rasa trauma yang masih menyelimuti dirinya membuat wanita ini mengurungkan niat nya untuk kembali tampil di club tersebut.
Tabungan nya pun semakin hari semakin menipis. Hingga pada hari ini tabungan nya tidak mencukupi untuk membiayai terapi yang biasa di lakukan oleh anaknya, Lucca.
"Loh, kok Lucca belum siap-siap buat terapi?"
Hanggini yang tampak sudah rapi dengan seragam kasir nya menggendong Lucca yang masih terkantuk-kantuk.
"Minggu ini kayak nya Lucca nggak terapi dulu deh, Je."
Hanggini menoleh memandang (Namakamu) dengan dahi yang berkerut. "Kok nggak terapi? Kan katanya Lucca harus rajin dan tepat waktu terapi nya?
"Tabungan gue udah tipis banget Je. Bahkan buat biaya terapi nya aja nggak cukup," jawab (Namakamu) sendu.
"Duh, maaf ya (Nama..), gue cuma bisa bantu keperluan sehari-hari kita aja. Lo tau sendiri dong gaji gue kecil banget nggak kayak gaji lo nge-DJ" Hanggini dengan wajah penuh sesal.
"Nggak apa-apa Je. Gue udah makasih banyak kok buat lo. Udah lebih dari cukup bagi gue sama Lucca."
(Namakamu) menghampiri Hanggini dan mengambil alih Lucca yang berada di dalam gendongan gadis itu.
"Tapi (Nama..), maaf sebelum nya. Lo nggak mau lanjut nge-DJ lagi? Iya. Gue tahu perasaan lo tapi apa lo nggak mikirin tentang Lucca?" Tanya Hanggini hati-hati takut membuat (Namakamu) tersinggung.
"G-gue gue nggak tahu Je." lirih (Namakamu).
"Gue takut ketemu dia lagi atau bahkan kejadian itu terulang lagi buat gue."
