"Bunda." Panggil Iqbaal pada seorang perempuan di depannya. Rike.
"Kenapa Le?"
"Bund, aku selama ini disuruh nikah kan sama bunda. Sekarang aku udah bawa calonnya bunda." Rike tersenyum, saat mendengar penuturan anak laki-lakinya.
"Sama shasa kan na...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
>>><<<
Detik demi detik terus berlalu, hingga malam ini, Iqbaal belum keluar dari dalam kamarnya. Karena yang saat ini diinginkan yaitu hanya bertemu dengan perempuan berprofesi sebagai DJ yang bernama, (Namakamu).
'BRAK'
Iqbaal melempar ponselnya, ia kesal setelah hampir seharian ini ia belum juga menemukan keberadaan (Namakamu) di sosial media, ke-sepuluh jemarinya terasa keriting akibat memegang ponselnya.
"Ale! Bisa buka pintunya?" Tanya seseorang di depan pintu kamarnya.
"Hhhh, aku lagi engga mau di ganggu Teh! Besok aja."
"Ale! Dengerin Teteh! Buka pintunya Le!" Suaranya terdengar panik, dengan pintu yang terus menerus di ketuk olehnya dari luar.
Iqbaal memang tidak bisa membantah perintah dari Rike maupun Fildza—yang kerap di panggil Ody, kakak perempuan Iqbaal-. Namun, semenjak dirinya di jodohkan dengan Vanesha ia menjadi pribadi yang pemberontak kepada ibunya.
"ALE! DENGER TETEH ENGGA??!"
"IYA-IYA BENTAR! Bawel amat ini ibu-ibu atu." Mau tak mau Iqbaal beranjak menuju pintu dan memutar kunci.
"Teteh denger loh kalimat terakhir yang kamu ucapin!" Ucapnya ketika masuk ke kamar Iqbaal.
"ASTAGFIRULLAH ALE! Kamu abis ngapain sih ini?" Tanyanya melihat ke arah Iqbaal sembari berkacak pinggang.
"Teh, hari ini aku lagi butuh ketenangan. Jangan buat kerusuhan di kamar aku, kalau engga mau aku usir." Balas Iqbaal dengan tenang seraya memungut beberapa barangnya yang tercecer di atas lantai.
"Ini HP kenapa udah ringsek lagi sih? Boros banget sih jadi anak." Ody mengambil ponsel Iqbaal yang terlihat retak di bagian layar.
"Teh!" Iqbaal menatap Ody, seolah-olah memberinya peringatan untuk tidak membuat kegaduhan di kamarnya.